Sampai pada suatu hari, mulai muncul masalah dan serangan di kehidupan pesantren, mulai dari si kembar (Santi dan Sinta) yang mengalami sakaw, ditemukannya obat terlarang dalam jumlah besar di kamar Butet, Yanti yang dibunuh oleh orang tak dikenal, hingga peneroran kepada para santriwati.Â
Keadaan pesantren impian menjadi kacau, para penghuni pesantren panik dan ketakutan. Ditambah dengan beredarnya isu tentang adanya gadis pembunuh yang juga sedang merehabilitasi diri di pesantren Impian.Â
Seiringnya berjalannya waktu, serangan-serangan terhadap pesantren impian dapat diatasi. Berkat kepekaan Umar yang tinggi, inisiatif dan tanggung jawabnya yang besar terhadap penghuni pesantren, ia dapat menyelesaikannya.
Selama tinggal di pesantren, para remaja yang sebelumnya bermasalah dapat menemukan kembali semangat mereka. Para pengurus pesantren begitu sabar dalam membimbing mereka.Â
Banyak pelajaran yang mereka terima selama di pesantren, sehingga membuat mereka lebih tegar, sabar, dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Secara perlahan pintu hati mereka terbuka, mereka mulai mengenal Islam lebih dalam.Â
Terlebih lagi, pendiri pesantren yang dipanggil dengan sebutan Tengku Budiman sangat dikagumi oleh para santriwati karena kebaikannya dan kewibawaannya. Namun dibalik kewibaannya, ternyata Teungku Budiman menyembunyikan rahasia besar.Â
Pesantren impian yang dimiliki atas nama Teungku Hasan, lelaki tua yang diketahui sebagai pendiri pesantren impian dan sangat di hormati penduduk sekitar sehingga diberi sebutan Teungku Budiman, pada kenyataannya, pesantren impian itu bukanlah miliknya, melainkan milik Umar.Â
Umar yang selama ini berperan sebagi pengacara terpercaya Teungku Hasan adalah pemuda gagah dan pintar yang memiliki banyak bisnis.Â
Namun, karena masa lalu kelamnya sebagai pengusaha pemiliki kebun ganja dan seluruh keluarganya yang meninggal karena kebakaran rumah dari hasil usaha kebun ganjanya, maka Umar memutuskan untuk bertaubat dan mengembangkan bisnis kembali untuk membangun pesantren impian.
Pada akhirnya, setelah pendidikan santri usai, Umar, pemuda gagah dan pengacara terpecaya Teungku Budiman, Pemilik Pesantren Impian melamar 'gadis' pembunuh yang ternyata telah menarik perhatiannya sejak awal. Santriwati lainnya pun dapat melanjutkan hidupnya kembali sebagai manusia yang lebih baik.
Kelebihan