Sinopsis
Novel "Pesantren Impian" karya Asma Nadia menceritakan tentang kisah kehidupan 15 remaja putri dengan masalah hidup rumit yang mendapat undangan misterius untuk menetap di pesantren impian selama satu tahun. Pesantren Impian didirikan oleh seseorang yang disebut Teungku Budiman.Â
Terletak di sebuah pulau terpencil yang jarang diusik oleh pemerintah dan bahkan tidak tercantum di peta Aceh. Namanya pulau Lhok Jeumpa, perlu waktu dua jam untuk sampai ke sana dari pelabuhan Malahayati.Â
Pesantren Impian menyediakan pendidikan gratis setara SD hingga SMA bagi masyarakat sekitar. Dalam pelaksananya, Pesantren Impian juga merupakan tempat rehabilitasi bagi pemuda dan pemudi bermasalah dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda.
Mulai dari Rini, yang hamil karena korban pemerkosaan dan berulang kali mencoba bunuh diri. Demi menutupi aib keluarganya, ibunya Rini menerima undangan pesantren impian untuk Rini menetap di sana.Â
Seorang 'gadis' yatim piatu yang melawan kerasnya hidup dengan bekerja serabutan untuk menampung dan membiayai hidup anak- anak jalanan.Â
Hingga suatu hari ketika sedang merampok, untuk mempertahankan kehormatannya, ia tidak sengaja membunuh korbannya. Kemudian untuk menghindar dari kejaran polisi, ia menerima undangan dari pesantren impian.Â
Eni, polwan yang menyamar untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang di duga pelakunya adalah salah satu dari 15 remaja putri yang memenuhi undangan untuk merehabilitasi diri di pesantren impian.Â
Sissy seorang model seksi, Butet yang merupakan seorang debt collector dan bandar narkoba, Sri yang memiliki masalah dengan skandal seks bebasnya, si kembar (Sinta dan Sinta) dengan latar belakang broken home dan pemakai narkotika sejak SMA, Ita, dengan keterlibatannya dalam kasus pencurian di beberapa department store sejak usia 7 tahun, Iin seorang pecandu narkoba, Ina yang memiliki anak tanpa suami, Evi pemakai narkoba, Ipung yang teribat pergaulan bebas, Yanti, yang pernah dirawat di klinik rehabilitasi bagi pecandu dan Tanti yang terlibat dalam pergaulan bebas dan seorang pecandu narkoba.
Mereka diundang secara misterius untuk belajar mendalami ilmu agama, menemukan ketenangan dan arti hidup, serta belajar ikhlas dan sabar dalam menyikapi masalah hidup.Â
Melalui pesantren Impian, diharapkan mereka yang bermasalah dapat memiliki semangat untuk melanjutkan hidup kembali menjadi manusia yang jauh lebih baik.