Mohon tunggu...
Ahmad Irwansyah
Ahmad Irwansyah Mohon Tunggu... Seniman - Haii

Nikmati masa mudamu, jangan sampai menua tanpa cerita.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dia Kulkas, Kamu Ember; Kalian Kompor: Kajian Semantik

20 Desember 2020   21:46 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:51 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Nah, seperti itu ya mengenai perubahan makna kata ember, kulkas dan kompor. Namun, tidak hanya itu yang akan kita bahas, selain perubahan makna karena adanya kebutuhan istilah baru, terdapat pula generelisasi makna pada ketiga tersebut. generelasasi merupakan dampak atau konsekuensi dari perubahan makna kata.

Generelasisasi atau lazim disebut juga broderning dan widening dalam bahasa inggris, mengacu pada gejala pada arti sebuah kata atau leksem yang menjadi lebih luas dari sebelumnya (Campbell dan Mixco 2007:222) . Kata yang awalnya diartikan secara spesifik berubah menjadi lebih luas atau memiliki cakupan makna yang lebih umum dari sebelumnya.

Kalau kita lihat kembali ke contoh kata ember, kulkas dan kompor, maka terlihat sebuah fenomena generalisasi kata yang mulanya hanya menunjukan sebuah perabotan rumah, maka sekarang memunculkan makna baru. Mari kita ulas sedikit mengenai generalisasi pada makna kata ember, kulkas dan kompor.

Generalisasi makna pada kata ember, kulkas dan kompor.

Terjadi generalisasi pada kata ember yang mulanya bermakna spesifik yang menunjukan sebuah wadah untuk menampung air dalam waktu yang sementara. Kini kata ember digunakan untuk menunjukan sifat manusia yang sering melakukan kesalahan dalam berbicara. Kesalahan yang dimaksud bukan menjurus pada kesalahan penggunaan bahasanya, namun kesalahan dari tindak tutur atau tujuan dari pembicaraanya. Misalnya keceplosan, tidak bisa menjaga rahasia, cerewet, mengada-ada dan lain-lain. 


"Dih, ember banget deh mulutnya!"
Sering kali kita mendengarkan ucapan tersebut ketika sedang berdialog dengan beberapa teman seperti sedang menggosip, bergurau, nongkrong dll. Namun penggunaan kata ember ini lebih sering digunakan oleh kaum perempuan ketika menggosip atau berdialog humor atau kepada teman-temannya. Kata ember ini tidak menunjukan kalau mulut lawan bicaranya berbentuk seperti ember ya. Tapi untuk menunjukan sifat lawan bicaranya yang ceplas-ceplos/berbohong/mengada-ada/sedang membongkar rahasia.

Berbeda dengan ember, pada kata kulkas terjadi generalisasi makna yang awalnya secara spesifik menunjukan lemari pendingin, karena ada perubahan makna generalisasi maka kata kulkas memiliki makna sifat yang dingin dan cuek ketika diajak berbicara. 

"wah, udah gue usahain asik, eh dia kulkas banget!" 

Disosial media sering muncul kata kulkas untuk menunjukan sifat dingin atau cuek seseorang. Kata kulkas ini sering digunakan oleh para remaja atau pemuda yang sedang asik kasmaran apalagi orang-orang yang gagal ketika masa pendekatan diri dengan lawan jenis yang ia sukai atau idolakan. 

"Kompor banget ini orang!"
Perabotan rumah ini seringkali digunakan oleh manusia remaja hingga usia lanjut usia untuk menyebutkan orang-orang yang suka memberikan ucapan-ucapan yang menimbulkan reaksi emosi atau tersinggung lawan bicaranya. 


Jadi seperti itu ya, permasalahan yang terjadi pada ember, kulkas dan kompor. Sebuah bahasan yang sepele namun dapat kita bedah dengan kajian linguistik yang serius. Ya, begitulah mempelajari dan mengkaji bahasa, mencoba mengenal lebih dekat dengan sesuatu yang sudah erat dengan kehidupan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun