"alhamdulillah baik juga kak jawabnya."Â
Saat itu aku belum betul betul mengenalnya,lalu kutanya nama panggilan kalian siapa ya?Â
"kalau saya aris kak ini adik kedua saya namanya feri dan adik terakhir saya namanya rayan. Pekenalan singkat itu membuatku cukup lega karena aku tau nama mereka satu persatu. dan aku kembali ngobrol santai bersama teman-temanku. Aris dan kedua adiknya juga melanjutkan menikmati makanan dan minuman yang sudah tersedia di meja.Â
Sesekali kulihat mereka bercanda gurau bersama dengan senyuman yang penuh rasa bahagia. Lalu salah satu temanku yang mengenali mereka menceritakan kisah hidup mereka bertiga, ternyata ibu dari ketiga anak tersebut sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu, ayah mereka sudah menikah lagi dengan wanita pilihannya, dan yang membuatku menjadi iba mereka pernah hidup bertiga saja tanpa kasih sayang ayahnya. Sebab ayahnya lebih memilih tinggal bersama istrinya yang baru.
Dan kabar baiknya mereka sekarang tinggal dirumah pamannya. Pamannya bersedia untuk merawat dan menyekolahkan mereka, namun yang kudengar dari temanku ternyata hanya kedua adiknya saja sekolah, Aris lebih memilih bekerja karena mereka kesulitan jika harus sekolah bersamaan.Â
Kerja Aris tidak tentu ya seusianya yang masih berumur 15 tahun ya kerja sebisanya dengan gaji yang tak seberapa.
"kakak - kakak kami ijin melanjutkan ke rumah teman dulu ya, ucap aris."Â
"oh... silahkan ya ! hati - hati dijalan. Jawab kak wawan sebagai tuan rumah."
Aris ini anak yang baik, sopan, dan santun. Dia salah satu "Anak Piatu" yang berprestasi baik akademik disekolahnya dulu dan di tempat dia mengaji sekarang. Tambah kak wawan saat itu.Â
Wah malang sekali ya nasibnya anak itu, semoga nanti akan ada hal indah yang akan merubah hidup mereka bertiga. Ucap istri kak wawan.
"Amiin", jawab kami semua.