Mohon tunggu...
TUHU AGUNG MURDOPO
TUHU AGUNG MURDOPO Mohon Tunggu... Guru - SMA Patra Mandiri 2 Palembang

Pemula Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Sebuah Pembuktian

5 September 2024   09:30 Diperbarui: 5 September 2024   09:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelahku sore itu....! seperti biasa rutinitas setelah kurang lebih 8 jam bekerja dan 10 menit perjalanan pulang menuju tempat ternyamanku 'Black Yellow' sebutan manis untuk rumahku. Kusandarkan motor beat (merah putih) tepat di depan teras lalu kuambil kunci rumah dan segera kubuka pintu rumahku. 

'Masya allah panas banget cuaca hari ini ...!

gumamku sambil mengganti pakaian saat itu.

Setelah kuganti pakaian kerjaku, terdengar seruan azan ashar yang begitu merdu didengar untuk setiap orang yang mendengarkannya.

"Allah Akbar...Allah Akbar".

jelas sekali azan itu terdengar, tak lain dan tak bukan ya pasti azan itu dikumandangkan oleh santri masjid di sekitaran rumahku. 

Kulangkahkan kakiku menuju kursi didepan teras rumahku untuk sejenak rehat, sambil mendengar seruan azan dan menunggu datangnya angin sore itu

Dari kejauhan ku melihat anak -- anak menggunakan busana muslim dan muslimahnya penuh warna secerah langit senja sore itu, 

Dan tak hanya itu terlihat juga tas yang tergantung rapi dipundaknya. ada juga sebagian anak yang menggenggam erat 'Al-Qur'an' yang membuat mereka nampak begitu imut dan lucu seraya bercanda bersama berjalan bersama menuju masjid.

Mereke berjalan satu persatu dan ada juga yang berkelompok menuju masjid, pandangan mataku tiba-tiba tertuju pada tiga anak laki -- laki. ia bersama kedua adiknya yang begitu asyik bercanda gurau bersama, mereka tak begitu nampak seperti anak -- anak sebelumnya. Mereka menggunakan pakaian sederhana dengan warna yang tak terlalu mencolok di pandangan bola mataku saat memandang mereka. Entah apa yang ada dibenakku hingga aku bertanya -- tanya ?

"sedang membicarakan apa meraka ya?" tanyaku dalam hati sambil memandang mereka dari kejauhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun