Sila lirik gambar berikut. Saya memberi contoh grup yang menghimpun nomor kontak pribadi. Grup tersebut terbuka bagi siapapun, dan terdapat anjuran untuk disebar secara luas.
Mengapa si pembuat status atau penyebar informasi tidak mengarahkan orang untuk menghubunginya langsung melalui kotak pesan di Facebook? Sila lihat sudah berapa ribu nomor WhatsApp masuk, dan mungkin saja jumlahnya bisa semakin banyak ke depan.
Hemat saya, penyebar informasi punya tanggungjawab untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari terhadap para pengguna yang masih polos itu. Siapa sangka, kelak himpunan nomor kontak malah digunakan untuk kepentingan menyimpang?
Aneh juga sebenarnya, bagaimana mungkin sekian ribu orang begitu yakin menitipkan nomor kontak pribadinya. Bukan berpikir yang tidak baik. Cuma bersikap waspada seharusnya tetap dikedepankan.
Pernahkah Anda diceramahi serta diledek gara-gara menasihati para anggota sebuah grup Facebook agar tidak mencantumkan nomor kontak pribadinya? Saya pernah. Bukan di grup tersebut di atas, tetapi di grup lain.
Grup yang saya ikuti kebetulan sebuah grup rohani. Dan saya tahu, para anggota berasal dari berbagai wilayah di tanah air. Jumlahnya mencapai ratusan ribu. Saya juga sangat yakin, bahwa mayoritas sesama anggota tidak saling kenal.
Berniat baik, malah diceramahi. Saya terpaksa alami itu ketika suatu saat mengkritik postingan gambar berisi kalimat "Bagi yang mau didoakan dan dikirimi ayat-ayat Kitab Suci setiap hari, silahkan tulis nomor WhatsApp di sini". Saya juga diledek karena dianggap berpikiran buruk.
Mengecewakan, bukan? Kok harus titip nomor WhatsApp supaya didoakan dan diberi ayat Kitab Suci? Logikanya di mana sih? Tidak cukupkah di grup Facebook?
Inilah kelemahan sebagian para pengguna media sosial. Artinya tidak semua. Mereka disadarkan ancaman bahaya, tapi justru ditanggapi negatif. Maka setelah itu saya keluar dari grup.
Intinya, bersikap bijaklah dalam menggunakan sarana teknologi. Jangan mengkhawatirkan keamanan privasi, sementara abai bertindak protektif. Tulisan ini bukan ceramah (balik), melainkan sekadar pengingat bagi sesama penghuni dunia maya. Semoga bermanfaat.