Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama FEATURED

Waspada, Jangan Titip Nomor WhatsApp di Sembarang Grup Medsos!

5 Februari 2021   16:48 Diperbarui: 9 Juni 2021   07:06 1915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh unggahan nomor kontak pribadi di Facebook | Dokumen pribadi (tangkapan layar)

Sila lirik gambar berikut. Saya memberi contoh grup yang menghimpun nomor kontak pribadi. Grup tersebut terbuka bagi siapapun, dan terdapat anjuran untuk disebar secara luas.

Contoh pencantuman nomor kontak di grup media sosial | Dokumen pribadi (tangkapan layar)
Contoh pencantuman nomor kontak di grup media sosial | Dokumen pribadi (tangkapan layar)
Nama grup tidak perlu saya tulis di sini. Jika dilihat, tulisan di linimasa berisi tentang informasi program beasiswa bagi mereka yang membutuhkan. Mengesampingkan betul tidaknya ada program tersebut (mencoba berpikir positif), apakah wajib mencantumkan nomor WhatsApp di sana?

Mengapa si pembuat status atau penyebar informasi tidak mengarahkan orang untuk menghubunginya langsung melalui kotak pesan di Facebook? Sila lihat sudah berapa ribu nomor WhatsApp masuk, dan mungkin saja jumlahnya bisa semakin banyak ke depan.

Hemat saya, penyebar informasi punya tanggungjawab untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari terhadap para pengguna yang masih polos itu. Siapa sangka, kelak himpunan nomor kontak malah digunakan untuk kepentingan menyimpang?

Aneh juga sebenarnya, bagaimana mungkin sekian ribu orang begitu yakin menitipkan nomor kontak pribadinya. Bukan berpikir yang tidak baik. Cuma bersikap waspada seharusnya tetap dikedepankan.

Pernahkah Anda diceramahi serta diledek gara-gara menasihati para anggota sebuah grup Facebook agar tidak mencantumkan nomor kontak pribadinya? Saya pernah. Bukan di grup tersebut di atas, tetapi di grup lain.

Grup yang saya ikuti kebetulan sebuah grup rohani. Dan saya tahu, para anggota berasal dari berbagai wilayah di tanah air. Jumlahnya mencapai ratusan ribu. Saya juga sangat yakin, bahwa mayoritas sesama anggota tidak saling kenal.

Berniat baik, malah diceramahi. Saya terpaksa alami itu ketika suatu saat mengkritik postingan gambar berisi kalimat "Bagi yang mau didoakan dan dikirimi ayat-ayat Kitab Suci setiap hari, silahkan tulis nomor WhatsApp di sini". Saya juga diledek karena dianggap berpikiran buruk.

Mengecewakan, bukan? Kok harus titip nomor WhatsApp supaya didoakan dan diberi ayat Kitab Suci? Logikanya di mana sih? Tidak cukupkah di grup Facebook?

Inilah kelemahan sebagian para pengguna media sosial. Artinya tidak semua. Mereka disadarkan ancaman bahaya, tapi justru ditanggapi negatif. Maka setelah itu saya keluar dari grup.

Intinya, bersikap bijaklah dalam menggunakan sarana teknologi. Jangan mengkhawatirkan keamanan privasi, sementara abai bertindak protektif. Tulisan ini bukan ceramah (balik), melainkan sekadar pengingat bagi sesama penghuni dunia maya. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun