Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Markaz Syariah, Lokasi "Berkenangan" bagi Prabowo dan Keluarga Cendana

26 Desember 2020   15:13 Diperbarui: 26 Desember 2020   15:38 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto) berfoto bersama Panglima Laskar FPI dan para kader FPI di Markaz Syariah di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019) | Foto: Cendananews.com

Mengapa ketiga bentuk usaha ini diberikan? Sebab, di balik hak pengelolaan lahan, individu dan badan hukum mempunyai kewajiban untuk turut memberikan sebagian keuntungannya kepada negara.

Maksudnya, jangan sampai sertifikat HGU disalahgunakan, tidak sesuai syarat dan aturan. Saya berpendapat, ada baiknya Rizieq mengurus legalitas lahan untuk kemudian diluruskan pemanfaatannya. Bila perlu sampai ke pengadilan.

Masalah pihak mana yang nantinya disalahkan, entah PTPN VIII atau Rizieq, sekali lagi, tidak menegasi hak kepemilikan lahan oleh negara. Atas nama negara, pemerintah yang berhak menentukan, akan dijadikan untuk apa lahan itu.

Ya, sebagian pihak akhirnya menghubung-hubungkan sengketa lahan dengan urusan politik. Mereka beranggapan, lahan Markaz Syariah digugat sebagai rangkaian upaya dalam "melumpuhkan" kekuatan Rizieq dan kelompoknya.

Sah-sah saja orang berpendapat demikian. Cuma, jangan sampai juga dimaknai bahwa, kewibawaan negara atas lahan miliknya boleh "tergadai" karena keberpihakan politik.

Saya justru berpikir, jangan-jangan selama ini PTPN VIII kurang "maksimal" merebut kembali lahannya karena menunggu petunjuk arah kekuatan politik. Saya mengira, PTPN VIII baru berani sekarang usai menyaksikan Rizieq dan kelompoknya gagal mendapat sokongan politik.

Para pembaca tentu ingat, beberapa waktu lalu, tepatnya saat perhelatan Pemilu 2019, Markaz Syariah pernah menjadi lokasi basis pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga dan Partai Berkarya besutan Keluarga Cendana.

Ada yang masih ingat jika Prabowo dan anak-anak Soeharto sempat mengunjungi Markaz Syariah untuk kepentingan politik mereka? Saya yakin, andai Prabowo-Sandiaga menang Pilpres 2019 (belum tahu soal nasib Partai Berkarya), mustahil lahan Markaz Syariah disengketakan oleh PTPN VIII.

Supaya ingat, pada 3 Oktober 2018, Prabowo pernah menyambangi Markaz Syariah, di mana ia disambut ribuan orang. Di sana ia menyampaikan permohonan dukungan dalam Pilpres 2019. Sila baca (klik) artikel CNN Indonesia ini.

Prabowo Subianto di Markaz Syariah di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018) | Foto: Swamedium.com
Prabowo Subianto di Markaz Syariah di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018) | Foto: Swamedium.com
Lalu, melansir Cendananews (10/4/2019), seolah menyusul Prabowo, anak-anak Soeharto yang tergabung dalam Partai Berkarya dan sedang berjuang meraih dukungan di Pileg 2019, juga melakukan hal yang sama.

Mereka antara lain Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto). Keduanya hadir tidak hanya meminta dukungan politik, tetapi sekaligus memuji Rizieq dan FPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun