Kemudian untuk Fadli Zon. Ya, ia justru lebih potensial dibanding Susi, sebab dirinya kader Partai Gerindra. Sebelum Presiden Jokowi "terpaksa" memanggil Susi, kader Partai Gerindra yang tetap diprioritaskan.
Saya tidak bisa mengulas panjang-lebar isi artikel saya tentang potensi Susi dan Fadli Zon. Intinya, tidak jauh berbeda dengan yang disuarakan para netizen.
Untuk tahu lebih lanjut, sila baca artikel (klik) "Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Susi Boleh Balik Lagi?" dan "Edhy Prabowo Resmi Tersangka, Fadli Zon Cocok Jadi Menteri KKP, Ini Alasannya". Berharap dua artikel ini dibaca, sehingga alasan saya "mengunggulkan" Sandiaga lebih mudah dipahami.
Ringkasnya begini. Andaikan boleh dibandingkan, maka Susi berada di urutan 3, Fadli Zon di urutan 2, dan Sandiaga di urutan 1. Dan menimbang Partai Gerindra sebaiknya tetap di kabinet, berarti tinggal Fadli Zon dan Sandiaga yang diseleksi oleh Prabowo.
Menurut pembaca, yang potensial, Fadli Zon atau Sandiaga? Tentu Sandiaga, bukan? Di samping pernah jadi calon wakil presiden, sempat menyusun visi-misi di Pilpres, jabatan Sandiaga di Partai Gerindra lebih tinggi daripada Fadli Zon. Sandiaga adalah anggota Dewan Pembina, sedangkan Fadli Zon "Juru Bicara Rakyat".
Daripada Fadli Zon, Sandiaga dirasa "paling nyambung" di kabinet nantinya. Ia berpengalaman di Pilpres dan sudah punya modal gagasan yang diakui sama dengan gagasan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kelebihan Sandiaga lagi yakni ia seorang pengusaha sukses, yang diharapkan bisa menggunakan kemampuan manajerialnya di KKP. Perhitungan untung-rugi sudah dikuasainya, sehingga itu pun dapat diimplementasikan dalam "bisnis-bisnis" di KKP agar tidak merugikan negara.
Publik tahu bahwa Sandiaga seorang profesional sebelum terjun ke dunia politik. Maka dari itu, layak dipastikan, ia dengan cepat mampu beradaptasi di lingkungan KKP.
Atau di luar aspek kapasitas dan kapabilitas. Bukankah Prabowo lebih akrab (dan lebih percaya) dengan Sandiaga ketimbang Fadli Zon? Berikutnya, bukankah saat ini Sandiaga semakin "hangat" dengan keluarga besar Presiden Jokowi?
Maksudnya, di Pilkada 2020, Sandiaga ternyata terlibat kampanye pasangan Gibran-Teguh di Kota Solo dan Bobby Aulia di Kota Medan. Sila pembaca anggap semacam nepotisme. Namun sepertinya, tidak.
Sandiaga berkampanye bukan atas nama pribadi, melainkan mewakili nama Partai Gerindra. Tidakkah lewat kampanye, relasi Sandiaga dan keluarga Presiden Jokowi makin terbentuk?