Ketiga, menunggu hasil permenungan Prabowo. Dan hasilnya dua, yaitu Partai Gerindra konsisten berada di kabinet atau keluar untuk kembali menjadi pihak oposisi. Menjadi oposisi berarti jelas, Prabowo terpaksa mengundurkan diri dari jabatan Menteri Pertahanan.
Keempat, jika Partai Gerindra tetap di kabinet, kemungkinan di poin ini ada lagi. Yakni, Prabowo bertahan jadi menteri dan pengganti Edhy langsung disodorkan; Prabowo bertahan jadi menteri sedangkan pengganti Edhy tidak disodorkan; atau pengganti Edhy disodorkan sementara Prabowo keluar dari kabinet.
Menganalisis empat kemungkinan di atas, - sila pembaca berbeda pendapat, tidak masalah - Â kiranya saya berpandangan bahwa:
Pertama, Presiden Jokowi tidak mungkin mencabut kepercayaannya (jatah menteri) dari Partai Gerindra. Karena sebagaimana tradisi, belum pernah parpol koalisi kabinet "ditendang" manakala ada menteri (kader parpol) bermasalah dan diberhentikan.
Kedua, Hampir tidak mungkin Prabowo mengundurkan diri dari jabatan menteri (terserah nantinya dirotasi atau bagaimana). Tetapi tergantung Prabowo juga. Semua pertimbangan ada di tangannya.
Mestinya Prabowo tidak undur diri. Publik bakal menganggap Prabowo ngambek, tidak terima kenyataan (atas kasus Edhy), dan terlalu naif memandang jabatan yang diembannya. Sikap kenegarawanan Prabowo pasti dipertanyakan publik.
Ketiga, karena yakin Prabowo tidak mungkin undur diri, maka saya yakin juga pengganti Edhy bakal segera diseleksi untuk diserahkan namanya kepada Presiden Jokowi.
Berdasar pada tiga pandangan di atas, saya selanjutnya memberanikan diri menebak sosok pengganti Edhy. Saya merasa, kemungkinan besar pengganti Edhy adalah Sandiaga Uno, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra serta mantan calon wakil presiden di Pilpres 2019.
Memang, nama-nama yang ramai diperbicangkan di media (khusus media sosial) yaitu Susi Pudjiastuti (mantan Menteri KKP periode 2014-2019) serta Fadli Zon (anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Fraksi Partai Gerindra).
Ya, saya tidak mengesampingkan alasan para netizen yang menginginkan Susi atau Fadli Zon untuk menjadi pengganti Edhy. Alasan-alasan mereka cukup logis dan berdasar. Saya pun sudah mengulas potensi kedua orang ini di artikel saya sebelumnya.
Misalnya untuk Susi. Ia diserbu netizen dan diminta agar mau jadi menteri lagi jika Presiden Jokowi berkenan memanggil. Pertanyaannya, apakah betul Susi bakal dipanggil Presiden Jokowi mengingat di koalisi kabinet tidak pernah ada tradisi "tendang-menendang" setidaknya lima tahun terakhir?