Dunia Internasional dewasa kini disibukkan dengan segala kecanggihan dan percepatan teknologi yang selalu didamba-dambakan oleh seluruh warga masyarakat dunia tanpa terkecuali, banyak dari percepatan teknologi tersebut pun menimbulkan respon positif maupun negatif sebagai output dari akibat percepatan teknologi yang memudahkan manusia dalam melakukan kegiatannya.Â
Hal tersebut seperti ibarat yang sering kita dengar yaitu "ibarat dua sisi mata pisau" yang berarti setiap persoalan dalam peristiwa ini mempunyai sisi negatif maupun positif dalam waktu bersamaan.
Dampak atau respon positif yang timbul akibat modernisasi dan globalisasi yang berkembang sangat pesat ini seperti ; kegiatan ataupun pekerjaan manusia saat ini terbantu dengan efektif dan terasa mudah dikarenakan gawai yang selalu menjadi alat bagi kehidupan manusia sehari-hari, selain itu banyak dari teknologi zaman sekarang yang mempunyai fungsi dalam menyampaikan informasi dengan sangat cepat dan bersifat aktual, lebih dari itu, informasi pada saat ini tidak mengenal ruang dan waktu, dengan analogi bahwa informasi atau peristiwa yang terjadi pada belahan dunia paling timur dapat tersebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat serta tidak melalui hambatan apa pun. Hal-Hal ini lah yang membuat teknologi hasil dari produk modernisasi ini mempunyai dampak positif yang baik dan ramah terhadap penggunanya.
Lain halnya dengan dampak negatif yang timbul akibat modernisasi dan globalisasi yang berkembang di dunia saat ini, dampak negatif yang akan muncul karena hal hal tersebut contohnya adalah penipuan,pencurian data pribadi, munculnya teknologi-teknologi baru yang dibuat hanya untuk mengancam orang banyak. Teknologi baru yang mempunyai fungsi untuk mengancam orang banyak inilah merupakan dampak dari modernisai dan perkembangan teknologi dari peradaban manusia yang semakin maju sehingga tercetus ide dan niatan untuk mencelakakan orang banyak dengan teknologi tersebut.
Teknologi yang dimaksud adalah senjata pemusnah massal atau dengan kata lain adalah weapon of mass destruction (WMD) yang mempunyai berbagai jenis dan macam seperti nuklir, biologi dan kimia. Senjata pemusnah massal ini dewasa kini menjadi topik dan permasalahan yang semakin hangat dan kompleks yang muncul bukan hanya diluar negeri tapi permasalahan persenjataan pemusnah massal ini pun merambah ke dalam negeri terutama setelah mencuatnya berbagai teror senjata biologi maupun senjata kimia.
Sumber ancaman yang berasal dari teknologi nuklir telah merambah dan meluas ke tingkat yang lebih tinggi dan paling mengancam yaitu ke tingkat zat radioaktif yang mempunyai efek apabila terpapar dapat menyebabkan dampak yang parah seperti mual & muntah, pusing, sakit kepala, lemas, kulit memerah, menimbulkan luka yang terasa terbakar, dan paling parah yaitu meninggal dunia. Itu merupakan jangka pendek dari efek samping zat radioaktif bilamana zat tersebut paparan zat-nya ke tubuh manusia, pun ada pula efek jangka panjang yang dapat berakibat lebih buruk daripada efek jangka pendek dari zat radioaktif ini yaitu mutasi genetik yang dapat berakibat timbulnya sel-sel kanker dalam tubuh, hingga efek radioaktif ini dapat merusak sel DNA dalam tubuh seorang manusia yang terpapar zat berbahaya ini (Saubani, 2020).
Isu utama yang membuat senjata pemusnah massal seperti nuklir,biologi, dan kimia ini menjadi ancaman yang nyata dan mengerikan pada kemudian merupakan dampak dari senjata pemusnah massalnya tersebut yang mempunyai sifat massal atau melibatkan orang banyak dan senjata pemusnah massal ini mempunyai potensi untuk merusak ataupun menghambat sektor sektor kehidupan di suatu wilayah maupun di suatu negara.
Semakin berkembangnya zaman, pun dengan perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi membuat segala sektor fundamental suatu negara pun turut berkembang tidak terkecuali pada sektor militer, hal ini diperlihatkan dengan perkembangan senjata yang dipakai dan pemuktahiran teknologi pada senjata militer. Sektor militer sendiri merupakan sektor fundamental atau dasar dari suatu wilayah atau suatu negara yang mempunyai fungsi untuk pertahanan yang lebih khususnya merupakan mempertahankan kedaulatan dari wilayah/negara yang dibela.
Persenjataan militer memiliki tiga pengelompokkan berdasarkan medan atau lingkup dari penugasan para anggota militer itu sendiri, mulai dari angkatan udara, angkatan darat dan angkatan laut. Adapun pembagian metode atau cara kerja dari militer itu sendiri, yaitu cara atau metode konvensional dan metode non-konvensional.Â
Dimana, perbedaannya yaitu bila metode konvensional, anggota militer melakukan tugasnya dengan mempertahankan kedaulatannya dengan cara berperang menggunakan artileri atau senjata senjata konvesional seperti pesawat tempur, tank tempur, hingga senjata senjata perang lainnya.Â
Sedangkan, metode non-konvensional yaitu dengan penggunaan senjata-senjata yang tak lazim atau tak sering dipakai oleh militer, yaitu seperti senjata nuklir, senjata biologi, senjata kimia dan lainnya,
Berbicara tentang senjata pemusnah massal yang mempunyai andil besar dalam memberikan ancaman dan membuat warga dunia merasa tidak nyaman dan aman akibat ancaman senjata pemusnah massal ini.Â
Salah satunya adalah senjata biologi, dalam definisinya senjata biologi ini merupakan senjata yang menggunakan unsur pathogen (virus, bakteri, penyakit menular, dan organisme kecil yang mematikkan) sebagai alat atau senjata yang dikhususkan untuk melukai, membunuh, hingga melumpuhkan musuh.Â
Senjata biologi ini sering dikenal dengan "senjata nuklir yang sederhana" dikarenakan biaya dan teknologi yang digunakan dalam penggunaan senjata bologis ini lebih ekonomis dan lebih mudah dibandingkan dengan senjata pemusnah massal lainnya seperti senjata nuklir maupun senjata kimia.
Keberadaan senjata biologi yang muncul secara berkesinambungan menjadi sebuah ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia yang mana pada saat itu sudah muncul sebelum (PD-1) Perang Dunia Pertama yaitu dimana pada saat itu menggunakan mikroorganisme untuk menimbulkan keresahan dan bermacam-macam penyakit dalam fungsinya untuk membuat musuh tidak berdaya karena terkena wabah penyakit 'buatan'.
 Isu senjata biologi ini saat ini bisa dbilang masih ada tetapi dengan motif yang berbeda, sedangkan 'alat'nya atau dengan kata lain adalah mikroorganisme bermuatan virus maupun penyakit ini berjenis sama dengan mikroorganisme yang sudah dijelaskan sebelumnya, namun berbeda biotipe-nya. Â
Target dalam serangan senjata biologi ini pun telah mengalami perubahan mendasar, yang pada awalnya senjata biologi ini hanya menyerang langsung manusia namun pada perkembangannya dewasa kini, menggunakan senjata biologi ini untuk melumpuhkan roda perekonomian suatu negara dengan cara menyebarkan wabah  penyakit kepada hewan dan tumbuhan.
Yang perlu diingat bahwa semua pathogen (virus,bakteri dan mikroorganisme penyebab penyakit) dapat disulap dan digunakan sebagai senjata biologi namun Kementerian Kesehatan RI mencatat ada sembilan penyakit menular yang bisa jadi potensial sebagai senjata biologi ; diantaranya adalah Antraks, Kholera, Tuberkolosis, SARS, Cacar, Demam Tifoid, Flu burung, dan Pes paru. (Balitbangkes, 2008)
Beda hal dengan senjata pemusnah massal lainnya, salah satu produknya adalah gas VX. Gas VX ini merupakan gas kimis paling berbahaya yang mulanya dikembangkan di Britania Raya pada medio 1950-an, lebih dikhususkan dibuat dalam peruntukkannya di perang kimia.Â
Gas VX ini bentuknya cair, tidak memiliki warna maupun tidak berbau sama sekali, namun di sisi lain gas ini mempunyai kemampuan untuk merusak saraf-saraf yang berada dalam tubuh lalu terkadang dipakai untuk menjadi racun syaraf.Â
Dosis sekitar 10 mg saja sebenarnya sudah bisa untuk membuat seorang laki-laki dewasa meninggal hanya dengan melalui bersentuhan kulit.
Sebagai salah satu senjata kimia, Gas VX ini sudah tergolong dalam senjata pemusnah massal atau weapon of mass destruction atau dengan istilah lain WMD ini sesuai dengan yang tercantum dalam resolusi Dewan Keamanan PBB 687 (Augesti, 2019). Tidak main-main, efek VX ini dapat menumpuk dan mengendap dari waktu ke waktu. Bahkan, bila ada seseorang dapat selamat dari serangan awal gas beracun ini, zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat pecah secara perlahan di dalam tubuh seseorang yang terpapar. Selain itu VX juga dapat digunakan untuk mencemari makanan.Â
Sedangkan, cara kerja VX ini adalah gas ini akan masuk ke dalam tubuh manusia, lalu gas VX ini akan mencegah enzim yang beroperasi dan akan 'memakan' otot dan kelenjar yang ada di korban, sehingga tubuh korban akan terus-menerus merasakan kejang dan pada akhirnya, ia akan merasa kelelahan dan korban tidak dapat bernapas lagi. Tokoh terkenal seperti Kim Jong Nam, yang merupakan kakak tiri dari pemimpin tertinggi Korea utara Kim Jong-un ini tewas karena terpapar racun gas saraf VX pada 13 Februari 2017 lalu di terminal 2 keberangkatan Bandara Kuala Lumpur, Malaysia. (Suastha, 2017)
Penggunaan Senjata Kimia dalam Konflik Suriah
Konflik bersenjata yang terjadi kembali di suriah dan mulai pecah khususnya di kota Aleppo, hal ini merupakan kali pertama setelah gencatan senjata yang diumumkan secara pihak oleh pihak Rusia. Gencatan senjata mempunyai tujuan untuk memberikan waktu bagi mengevakuasi warga sipil dan anggota militan asing untuk meninggalkan daerah timur kota Aleppo. Jalur evakuasi yang digunakan oleh warga sipil terkadang dihalangi oleh kelompok-kelompok pemberontak yang menjadikan warga sipil sebagai tameng ataupun perisai hidup mereka dalam menahan serangan dari pasukan tentara pemerintah.
Dalam peperangan yang terjadi ini melibatkan dua pihak yang berkonflik yaitu antara pihak pemberontak dan pihak tentara pemerintah Suriah. Kedua pihak saling serang sehingga menjadikan kota Aleppo sebagai medan perang kedua pihak yang berkonflik tersebut. Banyak serangan yang menggunakan roket misil yang langsung menuju ke pihak lawannya dengan membabi buta yang otomatis mengakibatkan warga sipil yang tak tahu apa-apa menjadi korban jiwa atas konflik dalam negeri ini. Menariknya, dalam konflik ini ditermukan temuan penggunaan senjata kimia dalam serangan yang dilancarkan oleh kedua pihak.Â
Temuan ini pun membuat warga dunia khawatir dan prihatin terhadap korban sipil yang terpapar akibat senjata kimia yang dilibatkan dalam konflik ini. Yang menjadi permasalahan disini, adalah proses kematian yang diakibatkan oleh senjata kimia sangat memilukkan, bukan karena daya ledaknya namun proses dari kematian korbannya yang sangat menjadi kekhawatiran dunia internasional. Korban akan mati dengan cara perlahan, mengalami cacat seumur hidupnya, dan dampak yang ditimbulkan bisa membekas sampai ke generasi berikutnya (Pujayanti, 2016).
Akhir Kata
Senjata pemusnah massal merupakan senjata yang mempunyai efek yang tidak main-main, mulai dari terancam keamanan dan kenyaman warga di suatu daerah maupun di suatu negara, ataupun dapat mengancam kedaulatan suatu daerah/negara.Â
Tidak dapat dipungkiri senjata non-konvensional ini tidak dapat dihalau maupun ditahan serangannya, hanya ada cara yaitu melakukan dialog diplomasi dengan negara yang mempunyai niat untuk mengembangkan senjata pemusnah massal atau meratifikasi kebijakan yang disepakati bersama dengan semua negara di dunia untuk mengadakan sebuah pertemuan yang membahas tentang peraturan untuk negara-negara yang berpotensi mengancam dengan kekuatan yang dimiliki, yang mana khususnya mempunyai senjata pemusnah massal dalam rencana strategi militernya.
Kebutuhan untuk diadakannya perluncutan senjata dan non-proliferasi terhadap senjata-senjata pemusnah massal ini. Dikarenakan dapat diketahui bersama, senjata-senjata pemusnah massal ini (nuklir, biologi, kimia) ini sangat berbahaya bila digunakan, dari kasus yang diangkat oleh penulis di atas merupakan bukti bahwa senjata pemusnah massal dapat membuat suatu daerah atau suatu negara menjadi lumpuh dan sengsara.Â
Melihat hal tersebut terjadi di salah satu negara di dunia, negara lainnya merasa insecure atau merasa tidak aman bilamana penggunaan senjata senjata digunakan sembarangan dan seenaknya, dampak yang akan timbul pun tidak dapat terbayangkan.
Referensi
Augesti, A. (2019, April 04). 4 Senjata Pemusnah Massal yang Disebut Paling Berbahaya di Dunia. Retrieved from LIPUTAN6: www.liputan6.com
Balitbangkes. (2008). Pengaruh Ancaman Agensia Biologi terhadap Kesehatan Masyarakat. Dephan: Biodefence Seminar.
Pujayanti, A. (2016, November). Senjata Kimia dan Konflik Suriah. Retrieved from DPR.GO.ID: berkas.dpr.go.id
Saubani, A. (2020, February 19). Efek Terpapar Radioaktif, dari Akut Hingga Jangka Panjang. Retrieved from Republika.co.id: www.republika.co.id
Suastha, R. D. (2017, October 03). Dokter Beberkan Kronologi Tewasnya Kim Jong-nam. Retrieved from CNN Indonesia: www.cnnindonesia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H