Sementara, Tuanku Shaliah Lubuk Pandan yang juga terkenal dengan Tuanku Shaliah Pengka, hanya familiar di kalangan ulama dan orang siak.
Tak banyak fotonya beredar. Ayahnya Syekh Muqaddam Sungai Rotan Pariaman. Seorang ulama hebat, alim dan mumpuni.
Dikabarkan, ke Syekh Muqaddam ini pernah berguru ayah Buya Hamka, Syekh H. Rasul. Anak Syekh Muqaddam ini ada yang jadi tokoh Muhammadiyah hebat di Kurai Taji Pariaman.
Pakiah Shaliah namanya. Buya dengan Pakiah Shaliah ini kakak beradik satu ayah dua ibu. Sama-sama anak dari Syekh Muqaddam.
Cerita Buya dulunya, kakaknya Pakiah Shaliah ini sering memberikan nasehat, sering menyuruh dan mencegah, dan menjadi sumber inspirasi tersendiri oleh Buya.
Berang acap pula. Kakak ke adiklah namanya. Tapi Buya tak pernah melawan. Nah, di sini semangat pembaruan, semangat perubahan tersemai dengan baik oleh Buya.Â
Dalam bahasa Arab dikenal dengan "al mukhafadhutu ala kodimissholeh wal akhdu bil jadidi wal aslah". Karena selalu berakar pada tradisi inilah yang menyebabkan Madrasatul 'Ulum yang didirikannya seringkali disebut sebagai pendidikan surau tradisional.
Tradisi mengaji kitab kuning, ziarah ke makam ulama tetap menjadi wirid tersendiri di pesantren itu.
Metode dan gaya boleh berubah, tapi akarnya tetap kuat bertahan. Madrasatul 'Ulum memang tak sehebat pesantren lain.
Kondisi lahan pesantren yang tidak terlalu luas, membuat Surau Tuanku Shaliah ini tak bisa menampung lebih dari 200 santri.
Suraunya telah sekian kali mengalami perubahan. Dari sebuah bangunan kayu dulunya, kini sudah sebuah bangunan permanen berlantai dua.