Pada akhir semster pertama saya, pada saat itu ayah saya meninggal dunia. Sepeninggal ayah saya, keseharian saya hanya berdua dengan Ibu. Karena, kakak - kakak saya berada di luar kota Bandung. Tiga tahun berlalu, saya belajar di Kampus Politeknik Negeri Bandung, dan lulus tepat waktu.Â
Impian untuk menuju kota istimewa Yogyakarta, yang penuh rindu dan candu masih terus melekat bahkan bertambah memikat. Semester Enam, saya mengajukan permohonan kepada Ibu, apakah saya diberikan ijin unutk melanjutkan jenjang pendidikan Strata satu di Universitas Gadjah Mada, impian yang sempat tertunda. Kemudian Ibu saya mengijinkan dan mendukung penuh untuk saya menuju mimpi saya bertumbuh di kota Yogyakarta.
Kabar penolakan akan impian dan harapan.
Seusainya saya melakukan sidang Tugas Akhir, keesokan harinya saya berkemas untuk menuju kota Yogyakarta. Saya berangkat sendiri dari Bandung. Total jumlah teman - teman saya yang mengikuti test ekstensi S1 sejumlah 12 orang. Saya dan teman - teman mempersiapan untuk test Ekstensi S1 selama 4 hari 3 malam.Â
Kami diberikan tempat tinggal tanpa harus membayar di rumah salah satu teman kami yang berasal dari Yogyakarta. Tiga malam berlangsung kami belajar mengkaji soal - soal untuk test ekstensi S1.Â
Soal - soal yang kami pelajari berasal dari kakak tingkat kami sebelumnya. Saya menjadi pengajar dadakan dalam tiga malam tersebut, khusus untuk hal terkait Matematika dasar dan Fisika dasar.
Hari H yang ditunggupun tiba. Test Ekstensi S1 di Unversitas Gadja Mada, Yogyakarta. Kota penuh rindu dan candu versi saya. Akhirnya, saya dapat menindaklanjuti impian yang sempat tertunda. Satu hari berlangsung test tersebut, lega rasanya telah mengikuti test yang sempat membuat saya cukup berdebar. Selesai juga proses demi proses, dan kami kembali pulang ke Bandung menggunakan kereta api, berama - ramai.
Pengumuman hasil test akan disampaikan oleh pihak Universitas, dalam waktu dua minggu. Saya menunggu hasil pengumuman penuh dengan rasa cemas, entah begitu berharapnya saya ketika itu. Mungkin sebab memang impian dari kecil.Â
Saat yang dinantipun tiba, terdengar informasi sayup - sayup angin dari dosen, bahwa ada satu mahasiswa yang tidak lolos. Namun belum ada yang mendapati informasi resminya akan pengumuman tersebut.Â
Sayapun penasaran, saya langsung menelepon ke bagian administrasi Jurusan Teknik Sipil UGM, menanyakan hasil test. Benar adanya, ada satu mahasiswa D3 Polban yang tidak lolos, yaitu saya!
Sayapun mengabarkan kepada dosen - dosen, ketua jurusan, ketua program studi Teknik Sipil POLBAN, bahwa benar ada satu mahasiswa yang tidak lulus, dan itu adalah saya. Â
Mereka sempat tidak mempercayai kabar tersebut, sebab mereka juga menaruh harap keseluruhan mahasiswa lulus, dan mereka berangggapan saya cukup mampu untuk lulus.