**
Sejenak ku terdiam .. sayup-sayup terdengar suara isak tangis. Suara isak tangis sembari suara percakapan wanita itu terdengar beriringan.
5 menit kemudian aku memberanikan diri dengan perlahan-perlahan membuka pintu kamar untuk melihat keluar untuk mengecek dari mana asal suara wanita ini.
Kebetulan kamar-kamar di rumahku terletak tepat di ruang keluarga, dua kamar saling berdampingan dan berhadapan di tengah-tengahnya adalah ruang keluarga. Sejenak mata ku menyusuri sekeliling ruang keluarga yang terlihat gelap tapi remang-remang, hanya cahaya yang berasal dari ventilasi kamar-kamar kami yang menerangi ruangan ini.
Ketika mata ini sibuk mencari dari mana asal suara itu, sejenak telinga ku mendengar jelas suara wanita sembari beriringan dengan suara isak tangis itu. Seketika kepala ini tertunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Bulu-bulu halus di sekitar tangan ku merinding dan berdiri dengan sendirinya. Tanpa bisa ku bendung tetesan air mata mulai mengalir membasahi pipi dan aku terduduk lesu di sudut pintu kamar.Â
Oh Tuhan..
Terbuat dari apa hati wanita ini..
Selama ini begitu sering aku menyakiti hatinya..
Tanpa sengaja maupun yang sengaja pernah terlakukan oleh ku..
Tapi, di tengah malam seperti ini..