Berangkat dari dasar-dasar pemahaman di ataslah, saya mencoba menuangkan dalam bentuk sebuah kisah hidup di keseharian yang mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi kita.
***
[Semesta] Guru Bagi Ku
Sebahagian dari anak-anak ini harus bertarung dengan medan yang bisa saja meerenggut nyawa mereka saat mereka akan berangkat ke sekolah. Tapi, semangat untuk menuntut ilmu pada anak-anak ini tak terhalangi oleh medan yang berbahaya itu.
**
Sebuah keluarga yang bertempat di kawasan Kabupaten Landak, Kabupaten Landak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Mempawah tahun 1999.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Ngabang, memiliki luas wilayah 9.909,10 km² dan berpenduduk sebesar 282.026 jiwa. Landak terbagi menjadi 10 kecamatan dengan 174 desa dan 6 desa diantaranya termasuk desa tertinggal.
Di keluarga tersebut hiduplah seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), seorang anak perempuan yang seharusnya bisa bersekolah seperti layaknya anak-anak seumurnya. Si anak memang bersekolah namun ada sesuatu hal yang membedakan dia dengan seorang anak seusia dia.
Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia harus bangun pagi terlebih dahulu. Bukan sekedar bangun pagi seperti anak lainnya dia harus memasak terlebih dahulu untuk keluarganya, setelah memasak barulah dia berangkat ke sekolah. Untuk berangkat ke sekolah bukan dengan jarak yang dekat, jarak sekolah yang harus di tempuh dari rumahnya sangatlah jauh dan dia berangkat dengan berjalan kaki.
**