Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Cerita Negeri Ini [Part II]

24 Mei 2016   16:14 Diperbarui: 24 Mei 2016   17:40 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah tempat dengan keindahan (sumber foto : plus.google.com)

Setelah sebelumnya [Aku] Bidadari Surga Suami Ku sebuah potongan kisah, Sepenggal Cerita Negeri Ini pada part I, kini akan saya lanjut potongan kisah pada Part II ini.

Pembuka

Pendidikan adalah kebutuhan hidup yang dibutuhkan oleh semua manusia yang bernyawa baik itu yang berada pada level masyarakat menengah ke bawah maupun masyarakat menengah atas. Kewajiban dari menuntut ilmu pendidikan di Indonesia sendiri telah di muat dalam UUD 1945 dan terdapat pada pasal-pasal yang menguatkan hal itu.

Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia. Dan juga merupakan salah satu hak dasar warga negara (citizen’s right)  pada BAB XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan dalam UUD 1945 setelah amandemen

Pasal 28C ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”

Pasal 31 ayat (1) menyatakan “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.”

Hak-hak dasar itu adalah akibat logis dari dasar negara Pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Pasal 31 ayat (1) diatas segera diikuti oleh pasal 31 ayat (2) yang menyatakan “Setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”

Selanjutnya Pasal 31 ayat (3) menyatakan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistim pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

Sebagaimana diuraikan pada bagian lain, pendidikan adalah bagian dari upaya untuk memampukan setiap insan untuk mengembangkan potensi dirinya agar tumbuh menjadi manusia yang tangguh dan berkarakter serta berkehidupan sosial yang sehat.

UUD 1945 menegaskan hanya ada satu sistim pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Satu sistim pendidikan nasional diperlukan agar bangsa Indonesia yang amat majemuk itu dapat terus mengembangkan persatuan kebangsaan yang menghormati kemajemukan dan kesetaraan sesuai dengan sasanti “bhinneka tunggal ika.”

Berbagai muatan lokal dalam sistim pendidikan nasional di daerah-daerah dapat diadakan sepanjang merupakan imbuhan dan tidak bertentangan dengan dasar negara Pancasila yang menghormati kemajemukan, kesetaraan dan persatuan.

Dalam semangat UUD 1945 pendidikan diarahkan bagi rakyat keseluruhan dengan perhatian utama pada rakyat yang tidak mampu agar setiap warga dapat mengembangkan dirinya sebaik-baiknya yang pada gilirannya merupakan pilar bagi perwujudan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Jika ketentuan UUD 1945 itu dicermati maka  mengikuti pendidikan adalah hak asasi bagi setiap orang dan bagi warganegara Indonesia mengikuti pendidikan dasar adalah kewajiban. Menghalangi dan atau melarang anak Indonesia bersekolah adalah perbuatan melanggar hukum tertinggi (UUD 1945) dan ada sanksinya.

Sejalan dengan  itu UUD 1945 mewajibkan pemerintah untuk membiayai kegiatan pendidikan, yaitu sedikit-dikitnya 20% dari APBN dan dari masing-masing APBD propinsi dan kabupaten kota (Pasal 31 ayat (4) UUD 1945). ( Sumber : Kenali Hak dan Tanggung Jawab Anda: Hak untuk Mendapat Pendidikan).

Pada ajaran Islam ada sebuah hadist yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada pra sahabatnya tersebut adalah “ Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat “ dan yang paling terkenal adalah “ tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China “. Dari dua perkataan itu dapat disimpulkan bahwa sangatlah penting menuntut ilmu pendidikan ketika semasa hidup ini.

Dimana tak ada batasan sampai 12 tahun saja namun setelah 12 tahun pun kita harus tetap menuntut ilmu itu sendiri. Pemahaman makna di Negara Indonesia yang mewajiban bagi warga Negara Indonesia untuk menuntut ilmu 12 tahun seakan hanya 12 tahun saja yang wajib untuk menuntut itu, namun setelah 12 tahun tidak menjadi kewajiban bagi Negara Indonesia. Padahal makna sebenarnya adalah menuntut ilmu wajib bagi seluruh insan manusia yang tak ada batasannya.

Selain belajar ilmu formal saja, kita juga di tuntut untuk menuntut ilmu agama maupun ilmu sosial yang berfungsi untuk melengkapi keilmu yang kita  tuntut ini. Dengan adanya ilmu agama dan ilmu sosial yang dipelajari itu adalah untuk lebih bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dalam menuntut ilmu itu sendiri, kita di tuntut untuk adanya keselarasan antara ilmu dunia dan akhirat, dimana ilmu dunia menyangkut ilmu pendidikan dan sosial sedang untuk akhirat adalah menyangkut ilmu agama itu sendiri.

Di Negara Indonesia karena tidak hanya satu agama saja tapi mayoritas agama penduduknya adalah Islam, bagi penduduk yang non Islam pun di tuntut untuk mempelajari ilmu keagamaan yang berdasarkan keyakinan masing-masing.

Dalam menuntut ilmu dunia yang berfungsi untuk penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani. Selain untuk penerapan dalam kehidupan sehari-hari ilmu pendidikan juga berfungsi untuk bersosial kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.

Pada kehidupan di dunia ini kita tidak hidup sendiri melainkan haruslah saling bersosial karena ada orang lain yang hidup berdampingan dengan kita. Baik itu kehidupan yang berdampingan dengan sesama penganut beragama maupun yang tidak seagama sekalipun. Dan apa lagi di Negara Indonesia yang masih adanya ketimpangan sosial dalam kehidupan sehari-hari sudah sepatutnya ilmu sosial ini penting dalam kehidupan kita.

Berangkat dari dasar-dasar pemahaman di ataslah, saya mencoba menuangkan dalam bentuk sebuah kisah hidup di keseharian yang mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi kita.

***

[Semesta] Guru Bagi Ku

Semangat Anak-anak dalam Menempuh Ilmu demi Masa Depannya ( Sumber Foto : http://www.kompasiana.com/hobinulis/sudahkah-mereka-mendapatkan-haknya_57270ae9927a61010881f077)
Semangat Anak-anak dalam Menempuh Ilmu demi Masa Depannya ( Sumber Foto : http://www.kompasiana.com/hobinulis/sudahkah-mereka-mendapatkan-haknya_57270ae9927a61010881f077)
[Semesta] Guru Bagi Ku adalah sebuah kisah hidup yang menginspirasi dalam menulis tulisan ini yang mengangkat tentang kehidupan anak-anak di daerah terpelosok dan terpencil yang masih kekurangan asupan akan pendidikan. Kehidupan mereka yang terhitung memprihatikan tapi memberikan sebuah inspirasi bagi saya untuk memaknai sebuah arti perjuangan dalam kehidupan. 

Sebahagian dari anak-anak ini harus bertarung dengan medan yang bisa saja meerenggut nyawa mereka saat mereka akan berangkat ke sekolah. Tapi, semangat untuk menuntut ilmu pada anak-anak ini tak terhalangi oleh medan yang berbahaya itu.

**

Sebuah keluarga yang bertempat di kawasan Kabupaten Landak, Kabupaten Landak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Mempawah tahun 1999.

Ibu kota kabupaten ini terletak di Ngabang, memiliki luas wilayah 9.909,10 km² dan berpenduduk sebesar 282.026 jiwa. Landak terbagi menjadi 10 kecamatan dengan 174 desa dan 6 desa diantaranya termasuk desa tertinggal.

Di keluarga tersebut hiduplah seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), seorang anak perempuan yang seharusnya bisa bersekolah seperti layaknya anak-anak seumurnya. Si anak memang bersekolah namun ada sesuatu hal yang membedakan dia dengan seorang anak seusia dia.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia harus bangun pagi terlebih dahulu. Bukan sekedar bangun pagi seperti anak lainnya dia harus memasak terlebih dahulu untuk keluarganya, setelah memasak barulah dia berangkat ke sekolah. Untuk berangkat ke sekolah bukan dengan jarak yang dekat, jarak sekolah yang harus di tempuh dari rumahnya sangatlah jauh dan dia berangkat dengan berjalan kaki.

**

Perjuangan anak ini dalam menuntut ilmu seharusnya bisa menjadi suatu " tamparan " bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sekali pun. Seorang anak usia belia yang demi sebuah makna menuntut ilmu harus melakukan perjuangan yang berat. Tak sedikit kisah yang seperti ini, masih banyak anak-anak usia belia yang memiliki kisah sepertinya.

**

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

      Cepat langkah waktu pagi menunggu

      Si budi sibuk siapkan buku

      Tugas dari sekolah selesai setengah

      Sanggupkah si budi diam di dua sisi

Latunan lirik lagu dari Iwan Fals yang berjudul Sore Tugu Pancoran

**

Yo.. Ini sepotong kisah, tentang perjalanan..

seorang insan, menapaki jejak kehidupan.

Dia lahir ke dunia , dari keluarga..

tidak miskin, kurang kaya, yo tapi sederhana

       Ayah berdagang, ibu mengasuh dia di rumah..

       Sejak kecil belajar susah, hanya bersikap pasrah.

       Sempat sesaat, mengenal A. S. I. dari ibu.

       Syukuri rahmat, dapat singkat nikmat ilmu.

Dia takkan gentar, meski guntur menggelegar.

Alar melintang, tak mampu untuk buat pudar.

Hanya syukuri anugerah, akan nasib dan takdir.

Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir.

       Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi..

       Dan yakinlah kan kau raih.. yeiyeah..

       Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik..

       Pasti kan kau raih..

Dan kini, dia injak usia labil.

Dia tinggalkan satu masa kala ia kecil.

Skill! get real, he can make it.. berhasil!!

Sekian dari banyak mimpi dalam hati kecil.

       Kecil sebenarnya.. berarti besar.

       Ia terlempar dalam panggung hidup yang kasar.

       Sabar ya kawan, ini tentang edukasi..

       Yang tak terdapat dari sekolah, atau pun skripsi.

Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik.. pasti kan kau raih..

(Semua cita dan mimpimu)

Hanya waktu yang dapat menjawab.. mampukah dia merubah..

Sebuah lagu dari Bondan Prakoso Feat Two Black yang berjudul Waktu.

**

Dari kedua lagu di atas sangat jelas menggambarkan sebuah perjuang anak-anak berumur belia harus berjuang dengan kerasnya kehidupan untuk mendapatkan sebuah makna dengan nama pendidikan.

Bila kita melihat bagaimana bentuk kehidupan anak-anak usia belia maupun pelajar saat ini baik itu di Ibu Kota maupun daerah yang tak tertinggal sungguh sangat memalukan dan memprihatinkan. Dimana masih ada para pelajar yang membuang-buang kesempatan bersekolah atau menuntut ilmu dengan dasar kelebihan yang dimiliki oleh keluarga mereka.

Bukan menggunankan kesempatan itu dengan baik malahan sebahagian besar dari mereka malah menyia-yiakan kesempatan itu. Bisa kita lihat sendiri bagaimana bentuk wajah-wajah peserta didik di Negeri ini, yang dipenuhi dengan lakon atau kisah asusila, tawuran dan terlibat dalam hal kejahatan bukannya prestasi yang membanggakan. Sungguh miris dan sangat di sayangkan bila terus terjadi hal ini.

Moral para peserta didik yang seharusnya terbina dengan baik karena merasakan pendidikan yang layak tapi pada kenyataan kini bisa kita lihat malah moral mereka lebih merosot. Itu bukanlah salah sekolah atau guru namun ada pihak-pihak terkait akan hal itu.

Pihak yang sangat bertanggung jawab adalah orang tua, lingkungan dan kepribadian si anak itu sendiri. Orang tua sangat bertanggung jawab dalam pembentukan karakter atau watak, sikap dari seorang anak, bagaimana bentuk pola asuh dari orang tuanya, bagaimana orang tua peduli atau tidak kepada perkembangan si anak, apakah orang tua mengawasi perkembangan si anak tersebut.

Lingkungan sekitar yang memiliki suasana positif pada umumnya akan membantu dalam perkembangan si anak itu pula, bila lingkungan sekitarnya adalah bersuasana negatif maka akan berpengaruh negatif pula pada anak tersebut. Lingkungan merupakan salah satu " lahan " pendidikan bagi seseorang dalam perkembangan kehidupan sosialnya. Selain perkembangan sosial, lingkungan juga ikut andil dalam memberikan pendidikan pada pembentukan karakter, sikap dan sifat si anak juga.

Kepribadian si anak tergantung pada pola asuh orang tua dan pada perkembangan dan suasana lingkungan yang ada di sekitar si anak. Karena, kedua hal itu adalah faktor utama dalam mempengaruhi pembentukan karakter, sikap dan sifat si anak. Pola asuh orang tua akan menghasilkan seorang anak yang baik apabila pola asuh orang tua itu sesuai dengan kaidah yang telah dilakukan. Lingkungan yang bersuasana positif mempengaruhi pola asuh yang telah di terapkan oleh orang tua tersebut.

Sedangkan fungsi guru atau sekolah adalah untuk mengarahkan dan sebuah proses bimbingan lanjutan dari pola asuh dan lingkungan tersebut. Bila pun ada guru yang mengubah atau mencetak itu bukanlah karena guru namun karena pola mengajar dan dari " ilmu jiwa " dari guru tersebut.

Presentase perubahan yang terjadi di sekolah dengan pola asuh sangatlah berbanding terbalik. Sekolah tak bisa mengubah seratus persen terhadap pola asuh orang tua di rumah, bagaimana pun orang tua adalah orang terdekat dan orang pertama yang membimbing dan mengajari si anak.

***

Tulisan ini hanya untuk memberikan masukan kepada terutama pada saya sendiri, dan saya khususkan orang tua, masyarakat dan kepada para peserta didik. Mari kita sadari bahwa pendidikan adalah sebuah harga yang sangat mahal bagi manusia yang bernyawa.

Dengan pendidikan kita bisa membentuk kehidupan yang lebih, tanpa pendidikan bagaikan "tong kosong nyaring bunyinya".

****

Salam hangat 

Newbie

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun