Senja, Seorang Wanita dan Kisah Ini (1) (2) (3) (4) (5) menceritakan awal Konflik, kenapa saya membuat per bagian agar cerita nya nyambung dan tak bingung.
****
Tekad Suami untuk mencari Tahu, ada apa dengan Istri nya semakin Besar sehingga seiring waktu Berjalan Senja yang tak Memberi tahu apa apa hanya Tersenyum dan Bungkam kepada Suami.
***
Pagi di Hari Minggu 2014, pukul 08.00 WIB
"Mah, Papa boleh nanya enggak ?" * Suami membuka Pembicaraan.
Santi yang sedang Mencuci Piring di Dapur,
"Bentar ya Pah, Dikit lagi Nih. Tunggu ja di Ruang Tamu." * jawab Santi kepada Suami nya.
5 Menit Berselang, Santi datang dengan Secangkir Kopi untuk Suami nya.
" Kenapa Pah, Papa Mau nanya Apa? Kayak nya Serius Banget" * Santi membuka Pembicaraan.
Santi melihat Raut Wajah Suami nya yang Saat Itu sedang menampilkan Mimik Muka Serius.
" Begini Mah.."
" Papa Mau Nanya .. "
" hmm.. Papa Cuma Ngerasa Ada Perubahan dengan Sikap Mama.."
" Berubah gimana Pah ? " * Santi Merasa Tak Mengerti dengan Pertanyaan Suami nya.
" Begini loh Mah, .. "
" Mama kenapa sih Kalau Keluar Rumah ngeliatin Rumah depan itu Kok Seius amat gitu ". Suami nya memperjelas pertanyaan nya.
Santi Sejenak terdiam.. Â Mengambil nafas sejenak dan menenang kan hati nya agar tak salah menjawab.
" gini pah... Ini jujur ya pah mama jawab " Santi Membuka Suara.
"Mama juga enggak tahu kenapa pah. Mama juga heran, Asal di Luar duduk di teras atau main Ma si Kecil . Ada aja gitu yang kayak sesuatu menarik mata mama untuk melihat Rumah itu.Â
Rumah itu seperti ada Magnet yang menarik Dirinya untuk Melihat Memandang dan Menerawang. Menerawang bagaimana isi Rumah bagaimana kalau Mama tinggal disitu bagaimana bentuk Pemilik rumah itu." Jelas Santi kepada Suami nya.
tiba-tiba suasana hening, hanya terdengar suara nafas Hendra dan Santi.
" oh .. Gitu.." jawab Hendra dengan senyum dan sedikit tawa kecil.
Ekspresi Hendra berubah mendengar Jawaban dari Istrinya. Apa yang dipikirkan nya selama ini salah.
" kirain kenapa gitu .. kirain ada hal lain" * tutup Hendra
Hendra mendekati Santi, dan memeluknya sambil berbisik kata-kata maaf.Â
Apa kah Benar Masalah sudah selesai di antara Mereka ?
Apakah Santi sudah benar Jujur pada Hendra ?
Senja hanya tersenyum melihat kejadian ini. Dia seperti nya tahu apa yang terjadi.
***
Dua Sehari Sebelumnya, Kamis 2014Â
Rahasia Senja dan Seorang Wanita, Rahasia seorang Istri kepada Suami nya.
Senja tahu dan hanya bungkam kepada Suaminya.
Ya, ini mungkin sebuah Rahasia dimana Aku seorang Istri yang beranggapan Selama empat Tahun Menikah tanpa Cela sedikit pun. Kini, Aku terNodai oleh Sebuah Rahasia antara Aku dan Senja.
Aku tak tahu kenapa Aku bisa menyimpan semua ini dari Suami Ku. Padahal Aku sudah berjanji menjadi seorang Istri yang Baik, Teladan, dan Patuh terhadap Suami nya.
Patuh ? Tapi selama ini Aku Patuh pada Suami ku. Aku di Rumah dan Tak ada tamu lelaki Selain Suami Ku.
Teladan ? Aku juga menjadi Ibu yang teladan dan tak Meninggalkan dan Menelantarkan Anak Ku
Baik ? Aku juga baik, Tak pernah aku mengurangi Rasa Sayang Ku Pada Suami. Menyambutnya, Mengantar nya Memasak dan Aku penuhi semua tanggung jawab sebagai Istri.
Cuma ...
Ada Satu hal ..
Ya Satu Hal yang hanya Aku dan Senja Ketahui
Aku...Â
Akuu Memikirkan Lelaki Tua ituÂ
Aku Memikirkan Kenapa Dia Begitu Menarik Perhatian Kenapa Dia Begitu Tenang Kenapa Aku tak Bosa untuk Melihat dan Memandang Raut Wajah Keriput Itu
Lelaki Tua dengan Kretek
Lelaki Tua dengan Segelas Cangkir Kopi
Lelaki Tua dengan Kain Sarung dan Singlet
Ya Lelaki Tua itu yang membuat Ku berubah saat ini
Berawal dari Senja ...
Ya Senja yang Mengiya kan Aku untuk berdiri
Bermain dengan Mawar Mawar itu hanya Untuk Melihat nya
Ya Senja Juga yang mengajak Ku untuk Memberikan Senyum an Manis Kecil ItuÂ
Senja Juga yang mengatakan Rahasia Mu aman kepada Ku
Ya Aku mengakui Aku memang memikirkan Lelaki Tua itu.
Aku Bercerita dengan Cermin di Kamar Ku.Â
Aku Menatap Wajah Ku di pantulan Kaca, Tersenyum sambil mengedip kan mata kepada ku.
Sejenak...
Aku berdiri di depan Cermin yang terletak di Lemari Pakaian, Aku memperhatikan diri Ku sendiri.
" Apakah Dia memperhatikan Aku, Seperti Aku memperhatikan nya " * tanya Santi pada Cermin
" Ya, Dia juga memperhatikan Mu, Santi. " Jawab Pantulan Diri ku di Cermin.
" Kamu Anggun, Menawan, Menarik," * tambah Cermin itu.
Aku hanya tersipu Malu. Pipi Ku berwana Merah Semu. Seperti Anak Gadis yang Jatuh Cinta.
" tapi Aku tak Seksi lagi ? Aku tak pernah memakai Pakaian Seksi di depan Nya ? " sergah Santi
" Dia tak perlu Kamu berpakaian Seksi, Santi. Kamu bukan Pelacur. Kalau Dia mencari yang seperti itu kenapa Dia selalu memperhatikan Mu ? Memandang Mu dengan Sorot Mata Tua nya ? Dia Menyukai Seorang Wanita bukan Perempuan, Santi. Itu perbedaan Lelaki dan Cowo." Cermin menjelaskan panjang lebar.
Santi terdiam sejenak. Tersenyum Kecil yang manis, Pantulan di Cermin membalas dengan Anggukan dan Kedipan Mata.Â
Seperti nya Santi mendapatkan Pembenaran atas apa yang terjadi saat ini, kini 2 teman telah bersama nya Senja dan Cermin itu.
Santi dengan tenang melangkah keluar dari kamar menuju dapur untuk memasak Makan an Siang hari.
***
Ya itu lah yang sebenarnya terjadi.Â
Hendra tak perlu tahu itu, karena Santi tetap lah menjadi Istri nya dan Santi pun telah mengakui apa yang terjadi. Cuma satu yang di sembunyikan dari semua nya.
Ya itu lah Awal ..
Awal dari Kisah Perjalanan Santi, Senja, dan Lelaki Tua.
***
Memasuki awal tahun 2015, Hendra yang ber Ulang Tahun ke 29 ingin membuat syukuran sekaligus ber inisatif untuk mengenal tetangga depan rumahnya, Lelaki Tua.Â
Hendra yang tak Tahu apa apa dengan yang terjadi Antara Santi dan Lelaki Tua itu, dengan semangat nya mengajak Beliau menjadi bagian Perjalan an Hidup nya.
Seandai nya Hendra tahu tentang Rahasia Senja, Santi dan Cermin maupun Senja dan Lelaki Tua itu, mungkin Hendra bakal tak jadi Mengundang si Lelaki Tua dalam Syukuran itu.
Berawal dari situ lah, Kisah ini di Mulai ..Â
Entah apa yang terjadi di Antara Mereka Senja, Santi dan Lelaki Tua.
Tuhan pun, Melanggeng kan Langkah Hendra yang menjejaki Rumah Lelaki Tua.
***
Hari Minggu 2015
Awal permulaan Kisah ini..
Pukul 16.20 WIB aku melangkahkan kaki melewati pintu pagar itu, kala itu aku mengenakan kain sarung dan baju kemeja.Â
Ku ketuk pintu rumah itu sembari mengucap salam.
Dua Menit kemudian pintu terbuka, sebuah senyum sembari menjawab salam ku.Â
Ya itu dia. Dia yang membuka pintu.Â
Sore itu dia mengenakan Long Dress yang satu Jengkal di bawah lutut menampakkan tumit dan sedikit betis berwana kuning langsat seakan berkedip kepada ku. Begitu Mempesona siapa Pun yang memandangnya.
Dia mempersilahkan ku masuk dan aku mengikuti di belakangnya, aroma parfum yang tak begitu keras dan tanpa solekan yang menor membuat dia begitu Anggun, Menarik dan Menggoda.
Dari arah dalam rumah si Kecil memanggil Dia sambil berlari ke arahnya dengan cepat di sambut dan sesaat sudah ada dalam gendongnya. Betul-betul penuh kasih sayang dan kelembutan, begitu beruntung Sang Suami memilikinya.Â
Sejenak aku terdiam di belakangnya sambil memandang dari dekat, ini awal aku baru memandang dia dari dekat. Begitu Indah, menawan, lekuk tubuh, sintal berisi, khas ibu-ibu rumah tangga lainnya.Â
Kemudian ku tersadar ketika dia mengajak ke arah ruang makan karena disana sudah menunggu Sang Suami. Sang suami menyambut ku dengan ramah tamah dan kami bersalaman sembari menyuruhku duduk di salah satu bangku meja makan itu.Â
Aku baru sadar ternyata hanya aku yang menjadi undangan hari itu. Ternyata mereka memang ingin berbagi kepada Lelaki tua depan rumah mereka mungkin karena anggapan mereka aku sendirian jadi butuh teman untuk berbincang.Â
Kami pun makan berempat menyantap masakan istrinya, nikmat. Selain menawan rupanya dia pintar masak makin bertambah kekaguman ku.Â
***
Pukul 18.00 WIBÂ
kami sudah duduk di ruang tamu. Berbincang berbagai hal, dari cerita ku masa lalu hingga aku sampai bisa sendiri di rumah itu.Â
"kalau bapak mau main-main kemari ya silahkan. Pintu rumah kami selalu terbuka kok." Ujar suami nya, Hendra.
 "Makasih nak. Ya tapi kan gak enak kalo bapak kemari tapi nak hendra enggak ada di rumah. Di sangka bapak gpain lagi entar." Ucap ku.Â
"enggak papa kok pak. Sekalian nemenin Santi atau bapak bisa main-main dengan andy (anak mereka). " timpal Istrinya, Santi yang sedang menggendong anak nya.
Aku hanya bisa tersenyum dan menganggukan kepala. Aku hanya berpikir tak enak bila terus menolak tawaran yang baik dan tulus ini.Â
Sekitar pukul 18.40 aku pamit dan pulang kerumah.
***
Silaturahmi yang sudah di bangun di antara Kami, membuat Aku akrab dengan anak nya, Hendra maupun Santi.
Seiring waktu berjalan, Andy menjadi Akrab dengan Ku. Dia sering bermain di Halaman rumah atau Kadang di dalam Rumah Ku ketika Ibu nya sibuk bekerja di Rumah sebagai Ibu Rumah Tangga.
Tak Jarang Santi pun berkunjung Ke Rumah kala Dia selesai dengan pekerjaan nya. Kini aku tak sendiri Lagi.Â
Lelaki Tua ini kini telah memiliki Sang Mawar Mencium harum Aroma Mawar dari Dekat namun Tak berani memetik Mawar itu. Memandang Mawar itu saja sudah membuat nya Bergejolak dan Membuat Imajinasi Liar nya bangkit dalam Tidur Lelap Panjang.
Memiliki ? Tidak, Aku tidak memiliki Sang Mawar
Tapi Aku merawat Sang Mawar yang tertanam Sendiri
Menemani hari hari Sang MawarÂ
Menyinari Menyirami Dia dengan KetulusanÂ
Harapan ?
Aku tak Berharapan Memiliki Nya Karena Sudah Ada yang lebih berhak.
Asal Aku tetap bisa merawat nya itu sudah cukup.
Keindahan yang selama ini ku pandangi dari Jauh kini sudah dekat dan merapatÂ
Wangi Tubuh Aroma Mewangi Ku cium dengan lembutÂ
**
Lelaki Tua hanya berpikir Realistis walaupun Imajinasi Liar tetap terus mendobrakÂ
Sanggup kah Lelaki Tua itu melawan Imajinasi Liar itu ?
Senja..
Apa yang harus Aku Lakukan ?
Dia begitu Menggoda Menarik Anggun
Aku tak Ingin Menodai Wanita Yang Anggun Itu
Imajinasi Liar yang Tertidur Panjang Sekian Tahun
Kini bangkit Mencari Menemukan Menerkam
Tapi..
Senja ..
Aku Menyayangi nya
Tolong Senja..
***
Hari hari Santi kini Tak Sendiri Lagi, ada Lelaki Tua dan Andy.
Bila Lelah bekerja di Rumah, Dia mencari Lelaki Tua sebagai pelepas Dahaga nya
Yang terlihat selama ini Dia sangat Cuek, Pendiam tapiÂ
Setelah dekat Dengan nya Aku merasakan Kenyamanan dan Betah ada di Samping nya.
"Nyaman ?" Tanya Cermin.
"Iya Aku sangat Nyaman dengan Lelaki Tua itu." Jawab Santi dengan Mantap.
"Betul dengan kata mu Cermin, beda Lelaki dengan Cowok" tambah Santi sambil tersenyum.
" Jadi bagaimana Perasaan Mu Sekarang ?" tanya Cermin.
" Aku Betah dan Nyaman dengan Nya. Seperti nya Betul kata Mu Dia juga memperhatikan Aku layak nya Aku memperhatikan Dia." Jelas Santi, mengingat ketika Lelaki Tua itu memperlakukan nya dengan Sopan namun Ada sedikit bumbu Lirikan mata Menggoda nya.
" Semua terserah pada Kamu Santi, Aku hanya memberikan yang terbaik untuk mu." Tutup cermin sembari memberika senyum penuh arti dan kedipan mata.
Ya kata-kata Cermin " Semua terserah pada Kamu Santi, Aku hanya memberikan yang terbaik untuk mu."Â
Memang memiliki Makna dan Arti yang tersembunyi,
Aku memahami nya dan Aku paham.
Memang Semuanya terserah pada Ku, Aku yang memilih aku pula Yang bertanggung jawab.
Tapi..
Biar lah begini sajaÂ
Biar waktu yang Menjawab.
Bila nanti terjadi jauh dari yang Ku Pikirkan Biarlah TerjadiÂ
Santi menyakin kan diri nya, seperti nya Dia tahu apa yang di pilih nya.
***
Bagaimana nasib sang Suami ?
Apakah berlanjut seperti Kekhawatiran Santi ?
Siapa yang Menang antara Imajinasi Liar atau Lelaki Tua ?
***
---------------------------** Senja, Misteri Di Balik Senja
                    Senja tersenyum BerhasilÂ
                    Wanita baik dan Setia Memiliki Rahasia
                    Rahasia dalam PernikahanÂ
                           ****
* Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H