Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Seorang Wanita dan Kisah Ini (6)

16 Mei 2016   20:29 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:47 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari arah dalam rumah si Kecil memanggil Dia sambil berlari ke arahnya dengan cepat di sambut dan sesaat sudah ada dalam gendongnya. Betul-betul penuh kasih sayang dan kelembutan, begitu beruntung Sang Suami memilikinya. 

Sejenak aku terdiam di belakangnya sambil memandang dari dekat, ini awal aku baru memandang dia dari dekat. Begitu Indah, menawan, lekuk tubuh, sintal berisi, khas ibu-ibu rumah tangga lainnya. 

Kemudian ku tersadar ketika dia mengajak ke arah ruang makan karena disana sudah menunggu Sang Suami. Sang suami menyambut ku dengan ramah tamah dan kami bersalaman sembari menyuruhku duduk di salah satu bangku meja makan itu. 

Aku baru sadar ternyata hanya aku yang menjadi undangan hari itu. Ternyata mereka memang ingin berbagi kepada Lelaki tua depan rumah mereka mungkin karena anggapan mereka aku sendirian jadi butuh teman untuk berbincang. 

Kami pun makan berempat menyantap masakan istrinya, nikmat. Selain menawan rupanya dia pintar masak makin bertambah kekaguman ku. 

***

Pukul 18.00 WIB 

kami sudah duduk di ruang tamu. Berbincang berbagai hal, dari cerita ku masa lalu hingga aku sampai bisa sendiri di rumah itu. 

"kalau bapak mau main-main kemari ya silahkan. Pintu rumah kami selalu terbuka kok." Ujar suami nya, Hendra.

 "Makasih nak. Ya tapi kan gak enak kalo bapak kemari tapi nak hendra enggak ada di rumah. Di sangka bapak gpain lagi entar." Ucap ku. 

"enggak papa kok pak. Sekalian nemenin Santi atau bapak bisa main-main dengan andy (anak mereka). " timpal Istrinya, Santi yang sedang menggendong anak nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun