Kenapa bisa begitu? itu karena tantangan dapat menyebabkan timbulnya hal-hal yang disebutkan sebelumnya di atas, yang mana berujung pada sesuatu yang disebut sebagai kesuksesan atau keberhasilan dalam melakukan penelitian, asalkan di arahkan ke arah yang baik dan positif. Dapat menimbulkan minat, dengan minat dapat menimbulkan motivasi atau dorongan, bahkan semangat, sehingga sukses atau berhasil dalam melakukan penelitian. Segala hambatan atau masalah dapat diatasi atau paling tidak dapat diminimalisir dengan sebaik-baiknya.
Dari hal tersebut, maka memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dari oranglain selain peneliti itu, dimana itu berupa menerima tantangan yang dapat mendorong suksesnya penelitian yang dilakukan asal diarahkan ke arah yang baik dan positif.
4). Dari segi jumlah atau kuantitas: terlalu banyak atau sudah banyak yang melakukan penelitian seperti penelitian yang akan dilakukan. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena telah banyak atau terlalu banyak penelitian yang dilakukan seperti penelitian yang akan kita lakukan. Sehingga sangat dan amat mubazir jika kita melakukan penelitian yang itu dan itu saja, apalagi jika dengan metode penelitian dan instrumen penelitian yang itu dan itu saja.
Kenapa bisa begitu? itu disebabkan karena terkadang apa yang kita mau teliti, terlalu banyak atau sudah banyak di teliti oleh oranglain. Jika kita mengulang dan mengulangnya, apalagi jika tidak ada beda atau bandingan dengan penelitian sebelumnya, bagi saya sebagai penulis merasa itu sangat membosankan atau mubazir. Kecuali jika kita ingin mencuri tulisan orang lain dengan mengklaim itu tulisan atau penelitian kita, apalagi jika diperparah hanya mengubah lokasi penelitian, subjek penelitian, atau hal-hal lain saja, termasuk masa atau waktu penelitian, dan bahkan hanya mengubah saja nama oranglain dengan nama kita, tanpa benar-benar atau sungguh-sungguh melakukan penelitian itu dari awal sampai akhir. Sehingga jika sudah banyak atau berlebih, kita dapat melakukan penelitian kepustakaan dengan membandingkan hasil-hasil penelitian, metode penelitian yang digunakan, teori yang mendasari, atau cara peneliti dalam menganalisis atau dengan kata lain cara berpikir dari peneliti (entah itu dari segi suku, agama, tingkat pendidikan peneliti, dan lain-lain sebagainya yang mempengaruhi peneliti), bahkan instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam melaksanakan atau melakukan penelitian tersebut.
Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kita menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dari segi kuantitas atau banyaknya yang berlebihan atau dengan kata lain terlalu banyak yang sudah melakukan penelitian tersebut, sehingga kita tidak perlu lagi melakukan penelitian seperti yang sudah ada, melainkan menganalisis dan membuktikan kebenaran penelitian yang ada dengan cara kepustakaan dengan membandingkan dengan teori atau pemikiran sebenarnya atau pencetus (pendiri) dan orang yang memperluas (memperkenalkan hal tersebut dengan sangat dalam dan luas) ke khalayak umum atau seluruh dunia. Bisa juga dengan dasar mempertimbangkan prinsip atau pemikiran kita yang logis dan masuk akal, terlebih-lebih bisa diterima masyarakat umum atau masyarakat luas, tanpa berniat menyesatkan dan membingungkan yang lain, asalkan ada data dan faktanya di lapangan.
5). Berdasarkan kualitas: tidak berkualitasnya penelitian atau tulisan yang ada, dimana menyimpang dari kebiasaan atau teori yang ada dan sedang berkembang di masyarakat pada saat kita melakukan penelitian. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena penelitian atau tulisan yang ada dan beredar, tidak sesuai atau berbeda dengan teori atau kebiasaan yang sedang ada di lapangan pada saat kita melakukan atau berniat melakukan penelitian.
Kenapa bisa begitu? itu karena penelitian yang ada tidak berkualitas, sehingga kita perlu membuktikan atau mengetahuinya dengan cara atau metode penelitian kepustakaan, dimana kita mengkaji bahan-bahan pustaka, terlebih-lebih bahan pustaka yang dituliskan oleh orang-orang yang dianggap berpengaruh dan bahkan pencetus, atau orang yang memperkenalkan secara luas apalagi jika telah melakukan penelitian yang dalam dan bahkan fokus dalam hal tersebut. Entah itu 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan sebagian, atau seumur hidup si penulis atau peneliti tersebut. Sehingga diharapkan hasilnya dapat maksimal karena berdasarkan dari hal yang maksimal atau positif pula.
Dari hal tersebut, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa kita memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan mempertimbangkan dari segi tulisan atau penelitian yang beredar tersebut kurang berkualitas, sehingga kita melakukan penelitian dengan bahan pustaka dari dasar atau tokoh-tokoh yang fokus dan konsisten dalam melakukan atau melahirkan tulisan maupun penelitian terkait hal tersebut. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa orang tersebut adalah pakar, ahli, peneliti hal tersebut.
6). Berdasarkan hobi dan kebiasaan: hobinya membaca dan kebiasaannya adalah melakukan analisis apalagi jika itu analisis kritis dan hati-hati terhadap suatu tulisan atau penelitian, entah dari diri sendiri untuk lebih baik dan dipengaruhi temuan terbaru atau dari oranglain yang kita temukan titik lemah atau kekurangannya. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena peneliti atau orang yang mau melakukan penelitian tersebut memiliki hobi berupa suka membaca dan memiliki sebuah kebiasaan berupa suka melakukan analisis terhadap suatu tulisan, penelitian, atau bahkan temuan dari diri sendiri dan bahkan oranglain. Juga bisa jadi dari peristiwa alam, dari hewan, tumbuhan dan benda-benda disekitar.
Kenapa bisa begitu? itu karena ada orang yang hobi sekali membaca, entah itu membaca buku, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain sebagainya. Tetapi, jika dalam konteks bahan pustaka lain seperti suara, berarti membaca sama dengan mendengarkan (membaca itu dalam hal menulis atau tulisan, tetapi mendengarkan dalam hal suara), begitu pula jika dalam hal video berarti membaca sama dengan melihat (membaca itu dalam hal menulis atau tulisan, tetapi melihat dalam hal video atau tontonan). Itu jika dikaitkan dengan bahan pustaka jenis lain selain tulisan atau hasil dari sebuah tulisan. Selain itu, ada pula kebiasaan seseorang berupa sangat suka atau terbiasa dalam melakukan analisis kritis atau dengan kata lain tidak menerima sembarangan atau tidak menerima dengan mudah sebuah informasi atau tulisan apapun tanpa memikirkan atau melakukan penelahaan terlebih dahulu. Sehingga orang yang demikian dapat mempertimbangkan dengan memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena hobi atau terbiasa membaca, serta terbiasa dalam melakukan analisis terhadap apa bahan pustaka, entah itu tulisan, suara, atau bahkan video.
Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan karena memiliki hobi membaca dan kebiasaan analisis kritis dari bahan-bahan pustaka, entah itu yang bersifat tertulis, suara maupun video yang bergerak. Itu disebabkan karena membaca dan analisis kritis terhadap bahan pustaka.
Sekian dan terimakasih. Ya'ahowu