Kenapa (Mengapa) Memilih atau Menggunakan Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)?
Oleh: Try Gunawan Zebua (Trygu)
Gunungsitoli, Senin, 12 Desember 2022 (ditulis)
Gunungsitoli, Rabu, 14 Desember 2022 (dicoba publish di kompasiana)
Tulisan kali ini adalah hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, saat penulis susah tidur atau tidak bisa tidur. Sehingga daripada melakukan sesuatu yang tidak baik dan tidak produktif, maka penulis pun mencoba melakukan analisis dengan menjawab pertanyaan seperti pada judul tulisan ini. Biarpun ini hasil analisis dari penulis, tetapi pengetahuannya pasti dan sangat pasti berasal dari Tuhan Yesus. Bukan merupakan kepintaran atau kemampuan penulis, melainkan hanya karena anugerah atau belas kasihan dari Tuhan Yesus yang merupakan sumber dari pengetahuan itu sendiri. Itu dibuktikan saat menganalisis atau memikirkan terkadang langsung lewat di pikiran penulis, termasuk juga alasan-alasan dari setiap jawaban tersebut. Analisis dilakukan saat penulis tidak bisa tidur malam (Sabtu, 10 Desember 2022) sampai pagi (Minggu, 11 Desember 2022).
Selamat membaca, semoga bermanfaat dan semoga menjadi berkat. Amin. GBU.
Inti dari tulisan ini merupaka Metode Penelitian Kepustakaan. Seperti apa dan bagaimana Metode Penelitian Kepustakaan tersebut dapat dilihat dari tulisan saya sebelumnya, dimana dapat diakses di: https://www.kompasiana.com/.../apakah-itu-defenisi-dari....
Inti metode penelitian kepustakaan tersebut jika kita melihat atau memandang dari tempat penelitian adalah metode penelitian yang terletak atau dilakukan di perpustakaan. Namun, pada perkembangannya, terlebih-lebih dimasa kini atau di zaman modern ini, yang serba-serbi masa revolusi industri 4.0 (digitalisasi), bahan-bahan atau segala sesuatu di perpustakaan dapat diakses melalui smartphone atau telepon pintar dengan menggunakan mesin pencari seperti google, tanpa lagi harus datang atau mengunjungi perpustakaan tersebut. Termasuk juga aplikasi-aplikasi yang bahkan gratis seperti google chrome, mozila, dan sebagainya.
Jika kita melihat atau memandang dari segi bahan penelitian yang diteliti, maka penelitian kepustakaan menggunakan atau menganalisis bahan pustaka, dimana itu buku, jurnal, tesis, disertasi, skripsi, dan lain-lain sebagainya. Kendatipun dalam perkembangannya bahan pustaka juga bisa merupakan suara, video, atau yang lainnya yang termasuk ke dalam kategori yang ada di perpustakaan.
Jika kita melihat dari segi filosofinya atau dasar pemikirannya, penelitian kepustakaan lebih mengarah atau terarah ke jenis metode penelitian kualitatif. Kendatipun sebenarnya juga metode penelitian kepustakaan bisa juga termasuk kuantitatif dan bahkan campuran. Kenapa? itu karena metode penelitian kepustakaan juga dalam analisisnya dapat menggunakan pengujian statistika dimana datanya yang bahkan kata-kata (kuali), dapat diubah menjadi angka (kuanti) berdasarkan teori yang pernah ada, cara membuat kategori atau analisis yang kita buat berdasarkan kesepakatan sendiri atau dengan yang lain. Kalau sudah bisa termasuk kuanti dan kuali, maka dapat dicampur yang disebut sebagai metode penelitian campuran.
Sekarang, mari kita masuk atau membahas sesuai dengan judul tulisan ini, yaitu: kenapa (mengapa) memilih atau menggunakan Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)?
Kata kenapa atau mengapa berarti bahwa sebuah pertanyaan yang menuntut sebuah alasan atau maksud dibaliknya.
Kata memilih atau menggunakan berarti bahwa dengan pasti dan yakin dalam melakukan sesuatu atau dengan kata lain dalam memutuskan sesuatu, lebih-lebih jika dengan menggunakan atau mempertimbangkan sesuatu hal tertentu.
Maka, kita memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) secara pasti daripada metode penelitian jenis yang lain, karena:
1. Berdasarkan cara menjawab: hanya bisa atau memungkinkan dengan Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) saja dibandingkan dengan jenis metode penelitian yang lainnya. Maksudnya adalah kita menggunakan metode penelitian kepustakaan karena dengan metode penelitian kepustakaan dapat menjawab masalah atau jawaban penelitian kita hanya bisa dilakukan dengan Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak bisa menggunakan jenis penelitian yang lain selain Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Kenapa bisa begitu? karena misalnya saja kita ingin meneliti tentang bagaimana dan seperti apa kemerdekaan versi salah satu tokoh pada zaman kemerdekaan, yaitu: bapak presiden pertama kita di Indonesia, bapak Ir. Soekarno. Jika kita menggunakan data primer yang menjadi topik penelitian kita tentang pemikiran bapak Soekarno, maka mau tidak mau atau senang tidak senang kita menggunakan tulisan-tulisan beliau langsung atau dengan mewawancarai langsung beliau. Jika mewawancarai beliau, maka sangat dan amat tidak mungkin bisa kita lakukan karena beliau telah wafat atau meninggal dunia. Yang memungkinkan hanya tulisan beliau yang asli, kendatipun sulit ditemukan dan kalau pun ada harganya bisa dikatakan mahal. Mahal disebabkan karena beliau termasuk orang penting dan masalah merawat naskah tulisan beliau. Sedangkan data sekunder, kita dapat menggunakan tulisan atau mewawancarai tokoh yang terlibat langsung atau menulis langsung tentang beliau. Namun, terkadang bisa terjadi kesalahan karena ada kemungkinan lupa karena sudah tua dan hanya didengar dari cerita ke cerita, sehingga sangat atau kurang akurat menggunakannya. Apalagi ada terkadang tulisan yang bersifat dengan sengaja memperbodoh atau menyesatkan dari yang sesungguhnya.
Dari hal tersebut, maka lebih memungkinkan dan pasti dengan menggunakan Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) saja, apalagi tulisan asli beliau jika mau meneliti tentang beliau (dalam konteks bapak Ir. Soekarno).
2). Faktor asal internal: minat dari diri sendiri atau dengan kata lain minat dari si peneliti itu sendiri. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang beralasan atau bersumber dari si peneliti itu sendiri (atau dengan kata lain berasal dari diri sendiri atau si peneliti itu sendiri), dimana itu adalah minat (kemauan atau keinginan) dari si peneliti itu.
Kenapa bisa begitu? karena dalam melakukan penelitian itu, didasarkan dari si peneliti itu sendiri. Jika si peneliti memiliki minat atau dengan kata lain kemauan dan keinginan dalam memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), maka si peneliti akan memberikan konsentrasi atau fokusnya dalam melakukan penelitian tersebut. Itu disebabkan karena minat dapat mendorong atau dapat dinilai dari segi konsentrasi atau fokusnya saat melakukannya. Si peneliti akan sangat konsentrasi dan fokus, dimana bahkan tanpa di suruh dan diarahkan si peneliti akan mencari tahu atau mempelajarinya dengan sendiri. Menambah semangat dan gairah dalam rangka supaya lulus atau menyelesaikan penelitian tersebut. Entah itu dengan membaca atau mencari literatur terkait di buku-buku, jurnal, atau termasuk dengan menggunakan mesin pencari seperti google. Apalagi dimasa sekarang ini begitu banyak bertebaran tulisan atau artikel yang membahas hal tersebut. Dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang atau referensi yang dimiliki oleh si penulis.
Dari hal tersebut, maka si peneliti (diri sendiri/internal) tersebut memiliih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena si peneliti memiliki minat berupa kemauan atau keinginan untuk memilih atau menggunakannya dalam penelitian yang dilakukan.
3). Faktor asal eksternal: tantangan dari oranglain atau dengan kata lain tantangan dari orang yang bukan peneliti itu sendiri. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang beralasan atau bersumber dari oranglain yang bukan peneliti itu sendiri yang melakukan penelitian (atau dengan kata lain berasal dari luar/eksternal peneliti itu), dimana berupa tantangan.
Kenapa bisa begitu? karena dalam melakukan penelitian, terkadang oranglain selain peneliti, entah itu teman atau sahabat, bahkan oleh dosen, atau yang lain, memberikan tantangan yaitu dalam penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Tantangan tersebut dapat menimbulkan penasaran, kemudian penasaran menimbulkan minat, minat menimbulkan tujuan, tujuan menimbulkan kesuksesan dalam artian berhasil dalam melakukan penelitian, asal tantangan tersebut diarahkan ke arah yang baik dan positif, sehingga berdampak baik atau positif bagi si peneliti itu sendiri serta oranglain, bahkan termasuk selain manusia seperti hewan, tumbuhan, benda, dan alam.
Kenapa bisa begitu? itu karena tantangan dapat menyebabkan timbulnya hal-hal yang disebutkan sebelumnya di atas, yang mana berujung pada sesuatu yang disebut sebagai kesuksesan atau keberhasilan dalam melakukan penelitian, asalkan di arahkan ke arah yang baik dan positif. Dapat menimbulkan minat, dengan minat dapat menimbulkan motivasi atau dorongan, bahkan semangat, sehingga sukses atau berhasil dalam melakukan penelitian. Segala hambatan atau masalah dapat diatasi atau paling tidak dapat diminimalisir dengan sebaik-baiknya.
Dari hal tersebut, maka memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dari oranglain selain peneliti itu, dimana itu berupa menerima tantangan yang dapat mendorong suksesnya penelitian yang dilakukan asal diarahkan ke arah yang baik dan positif.
4). Dari segi jumlah atau kuantitas: terlalu banyak atau sudah banyak yang melakukan penelitian seperti penelitian yang akan dilakukan. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena telah banyak atau terlalu banyak penelitian yang dilakukan seperti penelitian yang akan kita lakukan. Sehingga sangat dan amat mubazir jika kita melakukan penelitian yang itu dan itu saja, apalagi jika dengan metode penelitian dan instrumen penelitian yang itu dan itu saja.
Kenapa bisa begitu? itu disebabkan karena terkadang apa yang kita mau teliti, terlalu banyak atau sudah banyak di teliti oleh oranglain. Jika kita mengulang dan mengulangnya, apalagi jika tidak ada beda atau bandingan dengan penelitian sebelumnya, bagi saya sebagai penulis merasa itu sangat membosankan atau mubazir. Kecuali jika kita ingin mencuri tulisan orang lain dengan mengklaim itu tulisan atau penelitian kita, apalagi jika diperparah hanya mengubah lokasi penelitian, subjek penelitian, atau hal-hal lain saja, termasuk masa atau waktu penelitian, dan bahkan hanya mengubah saja nama oranglain dengan nama kita, tanpa benar-benar atau sungguh-sungguh melakukan penelitian itu dari awal sampai akhir. Sehingga jika sudah banyak atau berlebih, kita dapat melakukan penelitian kepustakaan dengan membandingkan hasil-hasil penelitian, metode penelitian yang digunakan, teori yang mendasari, atau cara peneliti dalam menganalisis atau dengan kata lain cara berpikir dari peneliti (entah itu dari segi suku, agama, tingkat pendidikan peneliti, dan lain-lain sebagainya yang mempengaruhi peneliti), bahkan instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam melaksanakan atau melakukan penelitian tersebut.
Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kita menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dari segi kuantitas atau banyaknya yang berlebihan atau dengan kata lain terlalu banyak yang sudah melakukan penelitian tersebut, sehingga kita tidak perlu lagi melakukan penelitian seperti yang sudah ada, melainkan menganalisis dan membuktikan kebenaran penelitian yang ada dengan cara kepustakaan dengan membandingkan dengan teori atau pemikiran sebenarnya atau pencetus (pendiri) dan orang yang memperluas (memperkenalkan hal tersebut dengan sangat dalam dan luas) ke khalayak umum atau seluruh dunia. Bisa juga dengan dasar mempertimbangkan prinsip atau pemikiran kita yang logis dan masuk akal, terlebih-lebih bisa diterima masyarakat umum atau masyarakat luas, tanpa berniat menyesatkan dan membingungkan yang lain, asalkan ada data dan faktanya di lapangan.
5). Berdasarkan kualitas: tidak berkualitasnya penelitian atau tulisan yang ada, dimana menyimpang dari kebiasaan atau teori yang ada dan sedang berkembang di masyarakat pada saat kita melakukan penelitian. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena penelitian atau tulisan yang ada dan beredar, tidak sesuai atau berbeda dengan teori atau kebiasaan yang sedang ada di lapangan pada saat kita melakukan atau berniat melakukan penelitian.
Kenapa bisa begitu? itu karena penelitian yang ada tidak berkualitas, sehingga kita perlu membuktikan atau mengetahuinya dengan cara atau metode penelitian kepustakaan, dimana kita mengkaji bahan-bahan pustaka, terlebih-lebih bahan pustaka yang dituliskan oleh orang-orang yang dianggap berpengaruh dan bahkan pencetus, atau orang yang memperkenalkan secara luas apalagi jika telah melakukan penelitian yang dalam dan bahkan fokus dalam hal tersebut. Entah itu 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan sebagian, atau seumur hidup si penulis atau peneliti tersebut. Sehingga diharapkan hasilnya dapat maksimal karena berdasarkan dari hal yang maksimal atau positif pula.
Dari hal tersebut, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa kita memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan mempertimbangkan dari segi tulisan atau penelitian yang beredar tersebut kurang berkualitas, sehingga kita melakukan penelitian dengan bahan pustaka dari dasar atau tokoh-tokoh yang fokus dan konsisten dalam melakukan atau melahirkan tulisan maupun penelitian terkait hal tersebut. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa orang tersebut adalah pakar, ahli, peneliti hal tersebut.
6). Berdasarkan hobi dan kebiasaan: hobinya membaca dan kebiasaannya adalah melakukan analisis apalagi jika itu analisis kritis dan hati-hati terhadap suatu tulisan atau penelitian, entah dari diri sendiri untuk lebih baik dan dipengaruhi temuan terbaru atau dari oranglain yang kita temukan titik lemah atau kekurangannya. Maksudnya adalah memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena peneliti atau orang yang mau melakukan penelitian tersebut memiliki hobi berupa suka membaca dan memiliki sebuah kebiasaan berupa suka melakukan analisis terhadap suatu tulisan, penelitian, atau bahkan temuan dari diri sendiri dan bahkan oranglain. Juga bisa jadi dari peristiwa alam, dari hewan, tumbuhan dan benda-benda disekitar.
Kenapa bisa begitu? itu karena ada orang yang hobi sekali membaca, entah itu membaca buku, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain sebagainya. Tetapi, jika dalam konteks bahan pustaka lain seperti suara, berarti membaca sama dengan mendengarkan (membaca itu dalam hal menulis atau tulisan, tetapi mendengarkan dalam hal suara), begitu pula jika dalam hal video berarti membaca sama dengan melihat (membaca itu dalam hal menulis atau tulisan, tetapi melihat dalam hal video atau tontonan). Itu jika dikaitkan dengan bahan pustaka jenis lain selain tulisan atau hasil dari sebuah tulisan. Selain itu, ada pula kebiasaan seseorang berupa sangat suka atau terbiasa dalam melakukan analisis kritis atau dengan kata lain tidak menerima sembarangan atau tidak menerima dengan mudah sebuah informasi atau tulisan apapun tanpa memikirkan atau melakukan penelahaan terlebih dahulu. Sehingga orang yang demikian dapat mempertimbangkan dengan memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) karena hobi atau terbiasa membaca, serta terbiasa dalam melakukan analisis terhadap apa bahan pustaka, entah itu tulisan, suara, atau bahkan video.
Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa memilih atau menggunakan metode penelitian kepustakaan karena memiliki hobi membaca dan kebiasaan analisis kritis dari bahan-bahan pustaka, entah itu yang bersifat tertulis, suara maupun video yang bergerak. Itu disebabkan karena membaca dan analisis kritis terhadap bahan pustaka.
Sekian dan terimakasih. Ya'ahowu