Apakah siswa berminat dalam belajar matematika?
Oleh: Try Gunawan Zebua
Dalam melakukan segala sesuatu (makan, minum, dan lain-lain sebagainya), kita dapat dibuat menjadi suka atau tertarik. Bahkan melakukannya secara terus-menerus tanpa henti. Apalagi bagi mereka yang sudah merasa candu atau tertarik. Begitu juga dengan segala sesuatu (pena, pensil, dan lain-lain sebagainya), dapat membuat kita menjadi senang atau bahagia. Hal tersebut diakibatkan karena dapat membuat kita dipermudah dalam melakukan apapun.
Segala sesuatu yang membuat kita suka dapat membuat kita menjadi bahagia. Entah itu makan, minum, pena, pensil, dan lain-lain sebagainya pada kadar dan kondisi tertentu. Misalnya makanan enak. Beberapa orang atau bahkan kebanyakkan orang pasti suka dengan yang namanya makanan enak.
Makanan enak itu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, kendatipun dapat menyebabkan penyakit tertentu. Kekurangan tidak baik, maupun berlebih juga tidak baik. Namun, yang baik adalah dalam kondisi baik pada kadar dan ketentuan tertentu tergantung daripada makanan tersebut. Makanan dikatakan oleh seseorang itu enak bisa berbagai versi. Ada itu yang harus manis dulu atau malah asin dulu baru dikatakan enak, dan lain-lain sebagainya.
Apakah itu minat?
Menurut Hurlock (Edisi Keenam, jilid 2:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Dari pendapat Hurlock, dapat kita simpulkan bahwa suatu minat itu dapat menjadi sumber dari motivasi bila orang tersebut dalam kondisi bebas dalam memilih segala sesuatu. Minat tersebut dapat mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Sehingga minat adalah motivasi, atau dengan kata lain motivasi adalah minat, dengan syarat yang dikatakan oleh Hurlock.
Menurut Sardiman (2016:76) minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Dari pengertian Sardiman tersebut dapat kita peroleh bahwa minat itu adalah ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhan. Dimana dapat kita simpulkan bahwa minat adalah keinginan atau kebutuhan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan. Sehingga dari pendapat KBBI tersebut dapat kita simpulkan bahwa minat memiliki 3 pengertian, yaitu: kecenderungan, gairah dan keinginan. Sehingga minat adalah kecenderungan, gairah dan keinginan. Minat adalah keinginan sama seperti pengertian menurut Sardiman.
Selain itu, menurut Kamisa dalam Khairani (2017:136) minat adalah kehendak, keinginan atau kesukaan. Sehingga minat bukan hanya berarti keinginan saja, melainkan juga berarti kehendak dan kesukaan. Kesukaan adalah ketertarikan atau dengan kata lain suka adalah tertarik. Minat adalah ketertarikan dimana dikatakan oleh Gie dalam Hendra, Rohaeti dan Sumarmo (2018:164) dimana Gie mengatakan bahwa minat menunjukkan kondisi sibuk, tertarik atau terlibat sepenuhnya dalam suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan tersebut.
Menurut Tampubolon dalam Khairani (2017:137) minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sehingga minat adalah perpaduan dari keinginan dan kemauan atau dengan kata lain minat adalah keinginan atau kemauan jika mereka berdua bersatu (menjadi satu) jika ada motivasi.
Dalam bukunya Muti'ah, dkk., (2020:55) ada dituliskan beberapa pengertian minat, yaitu:
1. Menurut Noeng Muhajir dalam Dwi Sunar Prasetyono (Muti'ah, dkk., 2020:55) minat adalah kecenderungan afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentuk aktivitas.
2. Crow dan Crow dalam Dwi Sunar Prasetyono (Muti'ah, dkk., 2020:55; Khairani, 2017:137) minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau objek lain.
3. Menurut Muti'ah, dkk., (2020:55) minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorang pun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang.
Dari pendapat Noeng Muhajir, minat adalah kecenderungan afektif untuk membentuk aktifitas. Afektif adalah sikap seseorang terhadap suatu hal tertentu, dimana Noeng Muhajir mengatakan bahwa sikapnya adalah perasaan dan emosi. Perasaan itu adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan emosi, misalnya senang, sedih, bahagia, dan lain-lain sebagainya. Sehingga afektif atau sikap adalah minat, begitu pula dengan perasaan dan emosi tersebut. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Gunarso dalam Khairani (2017:136), dimana Gunarso mengatakan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.
Sedangkan menurut Crow dan Crow, minat adalah pendorong seseorang yang dapat membentuk perhatian terhadap orang lain atau objek lain. Dimana dorongan tersebut menyebabkan seseorang menjadi memiliki perhatian. Sehingga pendorong atau perhatian adalah minat. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Holland dalam Khairani (2017:137) dimana Holland adalah ahli yang banyak meneliti mengenai minat, Holland memberi pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Dari pengertian Holland, kita mendapatkan bahwa minat adalah perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberikan kesenangan atau kenikmatan karena minat dapat membangkitkan hal tersebut.
Sedangkan menurut penulis Muti'ah, dkk., minat tersebut adalah rasa suka atau tertarik yang berwujud keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan tanpa disuruh, dengan kesadaran, dengan perasaan yang senang. Dari pengertian Muti'ah, dkk., minat itu dilakukan tanpa disuruh seperti perkataan Slameto, dimana Slameto (2015:180) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dimana Muti'ah, dkk., juga mengutip pernyataan Slameto tersebut dalam bukunya.
Pendapat lain menurut Siregar dan Nara (2014:176) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Dari pendapat Siregar dan Nara, dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan, kegairahan atau keinginan.
Menurut Djamarah (2015:191) dan Slameto (2015:180) minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Selanjutnya Djamarah (2015:191) dan Slameto (2015:180) mengatakan bahwa semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Dari pendapat Djamarah dan Slameto tersebut dapat kita ambilkan kesimpulan bahwa minat tersebut merupakan hubungan dari diri sendiri dan luar diri sendiri, dimana dalam bentuk atau wujud penerimaan. Misalnya dalam hal diri sendiri lapar (kebutuhan) maka seseorang itu dari luarnya akan memakan sesuatu entah itu nasi campur ayam, nasi campur ikan, dan lain-lain sebagainya. Terlihat disitu hubungan antara diri sendiri yang lapar dengan sesuatu di luar diri sendiri yang berupa makanan.
Sehingga dari pendapat Djamarah tersebut tidak bisa jika berasal dari hanya hubungan antara diri sendiri. Sementara misalnya diri sendiri ingin dihibur atau terhibur, maka diri sendiri misalnya bernyanyi lagu tertentu kesukaan diri sendiri maupun lagu yang dia dengar dari lingkungannya saat itu. Disitu timbul minat dimana orang tersebut dapat menjadi senang dan timbul perhatian tertentu. Biarpun bisa jadi besok atau beberapa hari kedepannya dia tidak melakukan itu lagi, namun disitu timbul minat.
Dimana minat terkadang tergantung situasi dan kondisi. Ada itu yang saat ini berminat makan kue, namun beberapa detik kemudian malah berminat untuk makan ayam. Seperti halnya anak-anak yang terkadang berbeda-beda minatnya. Misalnya saat seorang anak melihat dokter yang menyelamatkan orang yang sakit, maka anak tersebut menjadi berminat menjadi seorang dokter. Namun, beberapa saat kemudian dia melihat seorang polisi yang ganteng dan cantik, maka dia menjadi berminat menjadi seorang polisi. Dan lain-lain sebagainya. Sehingga minat itu bisa juga merupakan hubungan dari diri sendiri dengan dirinya sendiri, bukan hanya hubungan dengan diri sendiri dan diluar dirinya.
Apakah itu minat belajar matematika?
Minat dalam kaitannya dengan belajar disebut sebagai minat belajar. Minat dalam kaitannya dengan belajar matematika disebut sebagai minat belajar matematika. Dimana dapat kita simpulkan bahwa minat belajar matematika adalah minat dalam kaitannya atau hubungannya dengan kegiatan belajar matematika.
Minat belajar Matematika adalah kemauan atau keinginan terhadap suatu hal tertentu yang terjadi melalui proses perubahan yang terjadi baik tampak maupun tidak tampak, mulai dari kosong menjadi berisi secara perlahan-lahan hingga penuh dan bahkan sampai tumpah (mengetahui banyak hal) dari hal-hal yang tergantung dari kapan dijawab, dimana dijawab, siapa yang menjawab, dan apa yang dibahas atau dipelajari dalam matematika.
Lantas, Apakah siswa berminat dalam belajar matematika?
Siswa dalam belajar matematika bisa dikatakan memiliki minat belajar yang rendah, sangat rendah dan bahkan sama sekali tidak berminat dalam belajar matematika. Hal tersebut dapat kita lihat dari siswa yang bermain-main saat belajar matematika, tidak fokus dalam belajar matematika, tidak senang dengan guru matematika, dan lain-lain sebagainya. Siswa tidak berminat dalam belajar matematika, entah itu karena materi matematika sulit karena abstrak, maupun guru matematika yang galak atau kejam, serta kurang menyenangkannya belajar matematika yang diberikan oleh guru.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B.. Edisi Keenam, Jilid 2. (Child Development) Perkembangan Anak. Terjemahan Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga.
Khairani, H. Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
Muti'ah, Rahma, dkk.. 2020. Literasi Matematika Upaya Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Kegiatan Pembelajaran. Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
Sardiman, A. M. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Trygu. 2021. Menggagas Konsep Minat Belajar Matematika. The First On-Publisher in Indonesia : Guepedia.