Rupanya diperlukan lebih banyak da'i yang mampu menyajikan wacana dan  narasi poligami secara ilmiah, simpatik dan objektif. Narasi poligami yang adil dan merupakan solusi bagi problem kemanusiaan.Â
Narasi yang bebas dari bias feminisme maupun pengaruh kultur patriaki, yang kerap menjadikan poligami semata sebagai bahan olok-olok dalam percakapan di gardu ronda, warung kopi, atau club-club eksekutif. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!