Rupanya diperlukan lebih banyak da'i yang mampu menyajikan wacana dan  narasi poligami secara ilmiah, simpatik dan objektif. Narasi poligami yang adil dan merupakan solusi bagi problem kemanusiaan.Â
Narasi yang bebas dari bias feminisme maupun pengaruh kultur patriaki, yang kerap menjadikan poligami semata sebagai bahan olok-olok dalam percakapan di gardu ronda, warung kopi, atau club-club eksekutif. ***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!