Mohon tunggu...
Troy Godwin Gunawan
Troy Godwin Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

-

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Feature: Faker dan Kehancuran SKT

30 November 2021   16:07 Diperbarui: 30 November 2021   16:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua tim memang dikenal dengan gaya bermain mereka yang "lambat tapi pasti". Match pertama menghadirkan banyak aksi di midlane ketika Faker di-gank dan all-in dari Malzahar yang digunakan Crown, mengharuskan Faker untuk mengeluarkan summoner spell-nya berkali-kali. Dengan keuntungan tersebut, SSG terus memberikan pressure ke SKT dan SKT tidak bisa memberikan jawaban. Match pertama akhirnya dimenangkan oleh SSG.

Di match kedua, SKT tampil dengan lebih baik, mendapatkan 2k gold lead di early game. Namun, Bang, ADC dari SKT, melakukan kesalahan dan satu tim harus menerima ganjarannya. Setelah kesalahan tersebut, SKT melakukan kesalahan dengan terlalu agresif melakukan teamfight dan SSG memberikan counter yang sangat baik. SSG mendapatkan ace dan menutup match kedua.

Match ketiga merupakan matchpoint untuk SSG. Satu angka lagi dan mereka menjadi juara Worlds 2017. Untuk SKT, mereka harus melakukan reverse sweep untuk memutarbalikkan keadaan. Untungnya, SKT mendapatkan lead yang bagus di early game. Dengan empat dragon dan 7k gold lead, SKT terlihat sebagai pemenang match ketiga. Namun, SSG tidak goyah.

SSG terus menemukan celah di gameplay SKT. Beberapa kali, salah satu anggota SKT tertangkap basah dan SSG langsung menggunakan kesempatan tersebut. Semuanya berakhir ketika Ruler, ADC dari SSG, flash-ult Faker dengan Varus, membuat Faker bergeming dan mati. SSG langsung mengakhiri match ketiga dan harapan SKT mendapatkan kemenangan keempat mereka di panggung tertinggi kompetitif League of Legends.

Dengan satu ability dari Ruler, dinasti SKT runtuh begitu saja.

23a0c0cd-c7de-4970-b450-49d8651fd47d-61a5eaba62a704649d74f282.jpg
23a0c0cd-c7de-4970-b450-49d8651fd47d-61a5eaba62a704649d74f282.jpg
Sumber: Riot Games

The SKT dynasty is over,” teriak Phreak, caster yang memandu pertandingan Finals Worlds 2017. 

Frustrasi menyeruak mengisi ruangan pemain SKT. Rasa kehilangan muncul dengan sekejap.

Faker, yang selama ini terlihat seperti seseorang yang tidak menunjukkan emosinya, menangis. Latihan dan perjuangannya selama setahun penuh hilang begitu saja.

Faker dan tim hanya bisa melihat euforia SSG yang sedang merayakan kemenangan mereka. Faker, is no more the Unkillable Demon King.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya 1 Maret 2018, ESPN merilis artikel tentang Faker. “Saya pikir wajar bagi siapa pun untuk menunjukkan emosi, Terlepas dari apakah pertunjukkan emosi itu dikritik atau dipuji, saya pikir itu bagus bahwa banyak orang yang menghargai emosi semacam itu,” pungkas Faker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun