Mohon tunggu...
Troy Godwin Gunawan
Troy Godwin Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

-

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Feature: Faker dan Kehancuran SKT

30 November 2021   16:07 Diperbarui: 30 November 2021   16:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sumber: Riot Games

Semuanya hancur berkeping-keping. Itu yang dirasakan Lee “Faker” Sang-hyeok di Finals Worlds 2017 setelah dikalahkan Samsung Galaxy 0-3.

Faker adalah pemain League of Legends terbaik sepanjang masa. Faker membuktikannya dengan memenangkan tiga World Championship di tahun 2013, 2015, dan 2016. Faker, dan timnya SK Telecom T1 (SKT), sudah membangun sebuah dinasti dan ingin mempertahankannya di tahun 2017, tetapi semuanya hancur begitu saja.

Perjalanan awal Faker dan SKT berjalan lancar di Group Stage. SKT bisa dibilang mendapatkan grup A yang tidak terlalu susah dengan kehadiran tim Amerika Cloud9, tim Tiongkok Edward Gaming (EDG), dan tim Taiwan ahq e-Sports Club (AHQ). Faker dan kawan-kawan mendominasi grup A, terlepas dari kekalahan melawan AHQ, mengakhiri babak Group Stage dengan skor 5-1.

Berlanjut ke Quarterfinals, SKT bertemu dengan tim Eropa Misfits Gaming (MSF). Banyak yang mengira bahwa SKT akan cepat mengatasi Misfits, tetapi Misfits hadir dengan sebuah pernyataan. Pertandingan antara kedua tim tidak disangka sangat sengit. SKT memenangkan match pertama, tetapi MSF langsung membalas dengan memenangkan match kedua dan ketiga. Di ambang kekalahan, SKT berhasil melakukan reverse sweep dan memenangkan pertandingan Quarterfinals mereka dengan skor 3-2.

Diadakan di Tiongkok, SKT melanjutkan perjalanan Worlds 2017 di babak Semifinals melawan tim tuan rumah, Royal Never Give Up (RNG). Ekspektasinya adalah kedua tim akan babak belur, dan itu terjadi. Kedua tim saling membalas dengan sengit, tetapi SKT memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 3-2, memulangkan tim tuan rumah Shanghai tersebut.

Di sisi lain, Samsung Galaxy menunjukkan dominasi mereka. Mengakhiri Longzhu Gaming 3-0 di Quarterfinals dan Team WE 3-1 di Semifinals. Dari hasil kedua bracket, Finals Worlds 2017 akan menghadirkan dua tim Korea Selatan yang akan bersaing mendapatkan Summoner’s Cup. Sungguh disayangkan tidak ada tim Tiongkok yang akan bertanding di Finals karena Worlds 2017 diadakan di Tiongkok pada 4 November 2017.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Faker dan SKT yang mengejar kemenangan keempat mereka dan Samsung Galaxy (SSG) yang mengincar kemenangan kedua organisasi mereka dan juga membalas kekalahan mereka dari SKT di Finals Worlds 2016.

Finals Worlds 2017 diadakan di Bird’s Nest, stadion nasional Beijing yang megah karena desainnya yang unik menyerupai sarang burung. Dengan upacara pembukaan yang luar biasa keren, antusiasme Finals Worlds 2017 sangat luar biasa, memperoleh total 98 juta penonton langsung dan dari streaming service.

“Saya telah memenangkan setiap kejuaraan dunia yang saya ikuti. Jika saya finis di posisi kedua kali ini, itu akan selamanya tetap mengecewakan,” ujar Faker dalam video “2017 World Championship Finals Opening Tease”.

Kedua tim memang dikenal dengan gaya bermain mereka yang "lambat tapi pasti". Match pertama menghadirkan banyak aksi di midlane ketika Faker di-gank dan all-in dari Malzahar yang digunakan Crown, mengharuskan Faker untuk mengeluarkan summoner spell-nya berkali-kali. Dengan keuntungan tersebut, SSG terus memberikan pressure ke SKT dan SKT tidak bisa memberikan jawaban. Match pertama akhirnya dimenangkan oleh SSG.

Di match kedua, SKT tampil dengan lebih baik, mendapatkan 2k gold lead di early game. Namun, Bang, ADC dari SKT, melakukan kesalahan dan satu tim harus menerima ganjarannya. Setelah kesalahan tersebut, SKT melakukan kesalahan dengan terlalu agresif melakukan teamfight dan SSG memberikan counter yang sangat baik. SSG mendapatkan ace dan menutup match kedua.

Match ketiga merupakan matchpoint untuk SSG. Satu angka lagi dan mereka menjadi juara Worlds 2017. Untuk SKT, mereka harus melakukan reverse sweep untuk memutarbalikkan keadaan. Untungnya, SKT mendapatkan lead yang bagus di early game. Dengan empat dragon dan 7k gold lead, SKT terlihat sebagai pemenang match ketiga. Namun, SSG tidak goyah.

SSG terus menemukan celah di gameplay SKT. Beberapa kali, salah satu anggota SKT tertangkap basah dan SSG langsung menggunakan kesempatan tersebut. Semuanya berakhir ketika Ruler, ADC dari SSG, flash-ult Faker dengan Varus, membuat Faker bergeming dan mati. SSG langsung mengakhiri match ketiga dan harapan SKT mendapatkan kemenangan keempat mereka di panggung tertinggi kompetitif League of Legends.

Dengan satu ability dari Ruler, dinasti SKT runtuh begitu saja.

23a0c0cd-c7de-4970-b450-49d8651fd47d-61a5eaba62a704649d74f282.jpg
23a0c0cd-c7de-4970-b450-49d8651fd47d-61a5eaba62a704649d74f282.jpg
Sumber: Riot Games

The SKT dynasty is over,” teriak Phreak, caster yang memandu pertandingan Finals Worlds 2017. 

Frustrasi menyeruak mengisi ruangan pemain SKT. Rasa kehilangan muncul dengan sekejap.

Faker, yang selama ini terlihat seperti seseorang yang tidak menunjukkan emosinya, menangis. Latihan dan perjuangannya selama setahun penuh hilang begitu saja.

Faker dan tim hanya bisa melihat euforia SSG yang sedang merayakan kemenangan mereka. Faker, is no more the Unkillable Demon King.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya 1 Maret 2018, ESPN merilis artikel tentang Faker. “Saya pikir wajar bagi siapa pun untuk menunjukkan emosi, Terlepas dari apakah pertunjukkan emosi itu dikritik atau dipuji, saya pikir itu bagus bahwa banyak orang yang menghargai emosi semacam itu,” pungkas Faker.

181220210924071215-61a5ed22259d5c2f44373852.jpg
181220210924071215-61a5ed22259d5c2f44373852.jpg
Sumber: T1/Twitter

Dengan nama tim yang baru, Faker dan T1 berhasil untuk bermain di Worlds 2021. Namun, mereka harus dengan ikhlas menerima kekalahan mereka dari Damwon Kia di babak Semifinals. Di Worlds 2019, Faker juga kalah di babak Semifinals melawan G2 Esports. Walaupun demikian, Faker di 2017 sudah ditinggalkan. Faker yang sekarang sudah melepas mantel carry-nya, menjadi seseorang yang membantu rekan timnya untuk kemenangan.

Melihat kembali, tahun 2017 merupakan tahun yang menyedihkan untuk pecinta gim League of Legends. Melihat idola banyak orang, Faker, menangis meratapi keruntuhan dinasti yang dia buat. Untuk Faker, dia sudah menerima kekalahan-kekalahan tersebut untuk menjadi lebih baik lagi. Di tim barunya sekarang yang menghadirkan banyak pemain baru, tugas Faker adalah membantu dan merawat mereka, sebagai rekan satu tim dan mentor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun