Apakah Energi Terbarukan Itu ?Â
Energi terbarukan energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus airproses biologi, dan panas bumi.
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Sumber Energi Terbarukan     Â
Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional (2007 sampai dengan 2025), kebutuhan energi di Indonesia disuplai dari berbagai jenis sumber, yaitu sumber energi dari minyak (20%), batu bara (33%), gas (30%), dan energi terbarukan (17%). Untuk energi terbarukan menempati porsi yang paling sedikit prosentasenya. Sedangkan batu bara menempati porsi yang paling banyak prosentasenya. Ini bisa jadi karena sumber energi batu bara di negara kita cadangannya masih melimpah. Namun untuk sesudah tahun 2025 bisa saja penggunaan energi terbarukan akan menjadi primadona di Indonesia. Karena sifat energi terbarukan yang berlangsung kontinyu tanpa henti. Sedang sumber energi fosil tidak dapat diperbarui dan lama kelamaan akan habis.
Ada beberapa sumber energi terbarukan di Indonesia, antara lain :
- Biofuel
- Biomassa
- Panas Bumi
- Air
- Angin
- Matahari
- Gelombang Laut
- Pasang Surut
Desa Mandiri Energi
Kabupaten Kendal yang memiliki 20 kecamatan, beberapa di antaranya masih memiliki wilayah desa yang masih tidak terjangkau oleh jaringan listrik dari PT. PLN (Persero). Hal ini bisa saja terjadi karena lokasi desa itu memang sangat terpencil atau dari segi pertimbangan teknik dan ekonomi kurang feasible. Dengan kondisi ini maka alternative menggunakan energi terbarukan menjadi sangat tepat di dalam upaya mewujudkan desa mandiri energi.
Kabupaten Kendal memiliki daerah aliran sungai yang lumayan banyak di samping sumber energi matahari yang melimpah karena masih di sekitar daerah khatulistiwa yang beriklim tropis. Sedang untuk sumber energi panas bumi, angin, gelombang laut dan pasang surut nampaknya agak sulit untuk dikembangkan di wilayah kabupaten ini. Untuk sumber energi biofuel dan biomassa bisa juga menjadi alternative jika kondisi pendukung sudah terpenuhi.
Namun dengan dua potensi yang sudah ada yaitu air dan sinar matahari, gagasan mewujudkan desa mandiri energi nampaknya lebih mudah untuk dilaksanakan. Dari potensi air dan daerah aliran sungai yang ada maka bisa dikembangkan teknologi pembangkit listrik mini hidro atau mikro hidro demi mewujudkan desa mandiri energi. Di samping itu potensi sinar matahari di Indonesia yang memiliki rata-rata radiasi sebesar 4,8 kWh/m2 sepanjang tahun (sumber LAPAN) sudah cukup digunakan untuk PLTS.
Pembangkit listrik dengan sistem hybrid dalam hal ini bisa dipilih gabungan antara (PLTS dan PLTMH) atau (PLTS dan PLTD). Sistem pembangkit listrik dengan sistem hybrid dipilih karena alasan untuk efisiensi biaya dalam memproduksi energi listrik. Oleh karena itu membangun desa mandiri energi bisa menggunakan PLTS saja atau digabung dengan sistem pembangkit listrik yang lain. Jika di wilayah desa itu hanya dimungkinkan dibangun PLTS saja maka sistem hybrid tidak kita pilih. Namun jika ada sumber energi terbarukan lain yang mungkin bisa dibangun maka sistem hybrid bisa kita pilih.
Sistem PLTS pun memiliki beberapa jenis :
- PLTS Terpusat (Off Grid)
- PLTS Tersebar
PLTS Terpusat (Off Grid) sangat tepat diaplikasikan untuk desa yang terpencil yang memiliki jumlah kepadatan penduduk yang tersentral dan padat serta jauh dari jangkauan jaringan listrik milik PT. PLN (Persero).
- https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarukan
- https://solarsuryaindotama.co.id/products/plts-terpusat-off-grid-hybrid/
- http://krisnaenergi.com/
- http://santi-ximia4.blogspot.co.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H