BEBAN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Listrik arus bolak balik mengenal dua jenis beban.
Beban resistif, yakni beban yang mengubah seluruh daya menjadi energi. Lampu pijar, setrikaan, solder listrik, kompor listrik sederhana, dan panggangan roti termasuk dalam kategori beban resistif, yang mengubah energi listrik menjadi panas secara langsung.
Beban reaktif, yakni beban yang tidak mengubah daya menjadi energi, atau beban imajiner, yakni kapasitor dan induktor.
Bila kapasitor dipasang pada jala-jala listrik, arus akan mengalir, tetapi pembangkit tidak merasakan beban apa-apa, karena perkalian antara tegangan dengan arus yang mengalir (secara vektor) hasilnya nol, karena fasa arus pada kapasitor mendahului tegangan sebesar 90o (arus reaktif, kapasitif).
Demikian pula kalau kita memasangkan induktor (kumparan) pada jala-jala listrik. Arus yang mengalir fasanya tertinggal dari tegangannya sebesar 90o (arus reaktif, induktif). Hasil perkalian vektornya juga nol.
Bagaimana kalau kapasitor dan induktor dipasang bersamaan pada jala-jala listrik secara paralel? Karena beda fasa arus kapasitor dan arus induktor terpaut 180o, maka secara vektor mereka saling mengurangkan. Kalau besaran arusnya kebetulan sama, maka arus mereka saling meniadakan. Kondisi ini disebut resonansi
Peralatan listrik rumah tangga pada umumnya mengandung kumparan atau induktor (pompa air, kulkas, AC, mesin cuci), sehingga ada dua komponen arus yang mengalir, yakni arus yang sefasa dengan tegangannya (arus nyata, resistif) dan arus yang terlambat 90o dari tegangannya (arus reaktif, induktif). Resultante kedua arus ini, arus tampak, Â fasanya terlambat dari tegangannya.
B. ENERGI
Daya bukan volume, sehingga tidak dapat ditagih. Penggunaan daya selama jangka waktu tertentu adalah energi, dan merupakan volume, sehingga dapat ditagih.
Energi adalah daya nyata dikalikan waktu. Satuan inti daya adalah Watt, dan waktu adalah detik. Jadi satuan inti energi adalah Watt Detik, atau Joule (James Prescott Joule, fisikawan Inggris). Watt detik atau Joule sama sekali tidak populer di Indonesia dibandingkan dengan KWH.