Mohon tunggu...
Trizetta syar angesti Syar
Trizetta syar angesti Syar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Umur 18 tahun. Mahasiswa D4 Perbankan dan Keuangan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demo Ojek Online di Surabaya: Tuntutan, Solusi, dan Dampaknya

4 Januari 2025   11:31 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari pantauan detik Jatim di lokasi, sejak pukul 10.35 WIB, ojek online tampak memenuhi jalan bahkan memberhentikan ojek online lainnya yang sedang berjalan. Salah satu ojek online berkata "Demo ojek online ini akan berjalan sampai Grahadi, dan nanti akan ada mediasi di Kantor Kominfo Jatim pada pukul 15.00 WIB sore. Disini ada ratusan yang ikut dan setelah ini akan bergeser lanjut, ke arah Basuki Rahmat," ungkapnya.

Aksi ini diharapkan dapat membawa perubahan kebijakan dari pihak aplikator agar tarif yang ditetapkan lebih manusiawi dan sesuai dengan kebutuhan hidup para pengemudi. Bahkan para pengemudi juga meminta agar pemerintah ikut turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini.

Adapun rincian tuntutan aksi demo:

1. Tegakkan SK Gubernur Jatim disertai sanksi-sanksinya dalam mengatur tarif transportasi online. 

2. Menghadirkan semua manajemen aplikasi (Gojek, Grab, Shopee, Lalamove, Indriver, Maxim, Aci Online, dsb.) yang beroperasional di Jawa Timur untuk menandatangani perjanjian kesepakatan tunduk dan taat pada SK Gubernur Jatim mengenai tarif transportasi Online. Kemudian Takedown atau suspend aplikasi yang tidak taat 

3. Menuntut agar tarif semua layanan roda dua Rp2.000/km, minimal tarif Rp8.000 di bawah 4 km.

4. Menghapuskan sistem aplikator yang merugikan seperti sameday, double order, slot hingga point suspend. 

5. Menuntut agar tarif parkir masuk dalam sistem aplikasi. (lta/kir)

Wino, salah satu pengemudi Grab yang ikut serta aksi tersebut menyatakan, "Harga yang aslinya Rp 9.000 sekarang bisa turun jadi Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Ini tentu sangat memberatkan kami," & "Kami akan bergerak ke kantor-kantor aplikator seperti Grab, Gojek, dan Shopee. Kami ingin tuntutan kami didengar," imbuhnya.

Bagas, salah satu driver yang juga ikut serta mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, kebijakan suspensi yang diterapkan oleh Gojek kepada pengemudi yang menolak orderan sangat tidak adil. "Kami ini mitra, bukan karyawan. Mitra itu harusnya ada kerja sama, bukan saling memberatkan. Kalau tidak mengambil orderan, kami di suspend 30 menit, itu sangat memberatkan," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun