3. Biaya Operasional yang Terus Meningkat
Semakin rendah tarif perjalanan, biaya operasional yang tinggi tidak bisa dihindari. Inflasi membuat meningkatnya harga bahan bakar, suku cadang, dan biaya perawatan kendaraan membuat keuntungan semakin menipis.Â
4. Beban Kerja yang Berat
Untuk mengimbangi tarif rendah, tingginya permintaan diikuti banyaknya diskun, pengemudi sering kali harus bekerja berjam-jam dalam sehari di iklim yang terik dan panas atau disaat musim penghujan untuk mendapat pendapatan yang layak. Â Jam kerja yang panjang ini dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan mereka, terutama ketika bekerja di jalan tanpa istirahat yang cukup. Kendaraan pengemudi juga terdampak dengan berkurangnya efisiensi atau kelayakan mesin yang terpapar dan menghasilkan panas terus menerus. Mengakibatkan kendaraan kurang layak untuk digunakan kembali.Â
5. Ketidakstabilan Pendapatan
Pendapatan yang sangat bergantung pada banyaknya pesanan yang diterima. Pesanan ini meningkat saat mendekati diskon besar atau musim liburan, tetapi di hari-hari biasa, pesanan menurun drastis hingga menjadi tidak stabil.Â
6. Tekanan perusahaan transportasi berbasis aplikasi atau online terhadap keluhan dari berbagai pihak
Banyaknya keluhan mengenai tarif rendah dan biaya operasional yang tinggi yang mungkin akan terus berlanjut tanpa adanya perubahan hingga terjadi penurunan kualitas layanan dapat membahayakan pengguna. Apabila terjadi dalam jangka panjang maka dapat mempengaruhi reputasi perusahaan di mata masyarakat.
7. Ketergantungan pada Rating Pengguna
Sistem rating yang diterapkan memberikan tekanan tambahan pengemudi yang sangat bergantung pada rating dari pengguna untuk mendapatkan lebih banyak pesanan. Namun, penumpang yang menggunakan diskon terkadang memiliki ekspektasi lebih tinggi dan bisa memberikan rating rendah jika pelayanan yang didapatkan dirasa kurang memuaskan.
Hal ini bisa dilihat dari Demo Ratusan pengemudi Ojek Online yang Demo bermulai dari kawasan CITO dan dilanjutkan memenuhi Jalan Frontage Ahmad Yani, Surabaya tepatnya di depan Mapolda Jatim pada Kamis tanggal 10 Oktober tahun 2024. Para pengemudi ini berencana akan melakukan mediasi di Kantor Kominfo Jatim terkait sejumlah tuntutan untuk perbaikan terkait kebijakan aplikator yang dinilai merugikan mereka.Â