Di tengah duka yang mendalam, saya menemukan penghiburan dalam janji Tuhan bahwa "Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya" (Mazmur 116:15). Kehidupan Jonathan dan kakak iparku, meskipun singkat, adalah anugerah Tuhan. Tuhan telah menyertai mereka di setiap langkah kehidupan, dan saya percaya mereka kini berada di tempat yang lebih baik, dalam pelukan kasih Tuhan.
Melalui peristiwa ini, saya belajar bahwa hidup ini begitu rapuh dan sementara. Yakobus 4:14 mengatakan bahwa hidup manusia seperti uap yang muncul sebentar lalu lenyap. Oleh karena itu, saya dipanggil untuk menjalani hidup dengan penuh makna, mengasihi sesama, dan menjadi saksi Kristus dalam segala situasi, bahkan dalam masa duka.
Â
Penutup. Â Â Â Â
Â
Peristiwa tragis ini mengajarkan saya tentang nilai-nilai iman Kristen yang mendalam: pengampunan, kasih, dan pengharapan. Sekalipun keadilan dunia terasa tidak sempurna, saya percaya keadilan Tuhan akan dinyatakan pada waktu-Nya. Mengampuni bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti ketaatan dan iman kepada Tuhan. Dalam kasih Kristus, saya menemukan penghiburan dan kekuatan untuk melanjutkan kehidupan, seraya berharap akan perjumpaan kembali dengan mereka yang telah lebih dahulu pulang ke rumah (Om Tri yang mengasihimu dan semua keluarga besar mengenangmu di hari natal ini. Tangsel 12 Desember 2024.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H