Ruangan itu kembali sunyi. Namun, kali ini sunyi yang lebih menenangkan, seolah semua orang tengah merenungi kata-kata Mommy Kalila. Daddy Kenzo akhirnya bicara, nadanya tak penuh ketegasan seperti sebelumnya. Â
"Kalian benar. Mungkin Daddy terlalu keras pada Xaviero dan Lucas, dan terlalu lunak pada Lexa. Tapi Daddy hanya ingin kalian semua tumbuh menjadi yang terbaik. Mungkin cara Daddy salah, dan Daddy minta maaf untuk itu."Â Â
Mommy Kalila meraih tangan suaminya, memberi dukungan. "Dan kita semua harus belajar dari ini. Tidak ada keluarga yang sempurna, tapi kita bisa memperbaikinya. Mulai sekarang, mari kita belajar bicara dengan jujur tanpa menyakiti, dan mendengarkan tanpa menghakimi."Â Â
Xaviero menatap ibunya. Suaranya akhirnya terdengar lebih tenang, meski masih berat. "Aku hanya ingin kita jadi keluarga yang saling menghargai, Mom. Itu saja."Â Â
Alexandria menyeka air matanya, lalu berkata pelan, "Aku akan belajar jadi adik yang lebih baik. Maaf kalau aku membuat Kak Vier dan Kak Lucas merasa nggak dihargai."Â Â
Lucas menambahkan, "Aku cuma ingin kita tetap bersama. Kita ini keluarga, dan aku nggak mau kehilangan itu."Â Â
Pagi itu, suasana ruang tamu perlahan berubah. Ketegangan yang sebelumnya menghimpit mulai mengendur, digantikan oleh kehangatan yang selama ini sempat terselubung. Keluarga Madisson menyadari bahwa meskipun langkah mereka sering tak terdengar, setiap jejak yang mereka tinggalkan adalah bagian dari perjalanan bersama. Perbedaan tidak akan pernah hilang, tetapi dengan saling memahami, mereka percaya bahwa keharmonisan bisa terjaga, meskipun terkadang harus melewati badai yang berat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI