Daddy Kenzo tersenyum tipis. "Oke, Lexa. Besok Daddy belikan."
Mendengar hal itu, Lucas yang duduk di sebelah Alexandria langsung terdiam. Matanya menyipit, melihat bagaimana permintaan Lexa langsung disetujui tanpa syarat. Xaviero yang diam-diam memperhatikan, merasakan ketidaknyamanan yang sama. Ketidakadilan seperti ini sudah sering mereka rasakan sejak adanya Alexandria.Â
"Dad, kenapa Lexa bisa langsung dibeliin skincare besok, sementara aku harus menabung dulu untuk mobil? Ini nggak adil, " ucap Lucas dengan hati yang menggebu-gebu.Â
Daddy Kenzo pun beralih menatap Lucas, sedikit terkejut dengan nada bicara Lucas seraya berkata. "Lucas, mobil dan skincare itu berbeda. Mobil itu barang besar dan mahal, sementara skincare hanya barang kecil. Tentu perlakuannya berbeda."
Xaviero, yang dari tadi hanya mendengar, tiba-tiba ikut angkat bicara, dengan nada lebih tajam. "Ini bukan soal mahal atau murah Dad, ini soal keadilan. Dari dulu, Lexa selalu dapat apa yang dia minta tanpa harus berusaha. Aku dan Lucas selalu disuruh menabung, kerja keras dulu. Kenapa Daddy selalu memanjakan Lexa?"
Daddy Kenzo tampak bingung dan sedikit terluka mendengar ucapan putra sulungnya. "Xaviero, Daddy tidak pilih kasih. Apa yang Daddy lakukan selalu demi kebaikan kalian semua."
"Tapi kenapa Lexa selalu dapat perlakuan berbeda? Apakah karena dia anak bungsu?" Suara Xaviero meninggi, menciptakan ketegangan di meja makan. Mommy Kalila yang terkejut pun sampai berhenti menyuap, Lucas yang semakin menundukkan kepalanya, sementara Alexandria hanya bisa menatap kosong, merasa terpojok oleh situasi yang tidak ia duga.
Daddy Kenzo menarik napas panjang, mencoba tetap tenang. "Daddy hanya ingin kalian belajar tanggung jawab, terutama untuk hal-hal besar seperti mobil. Lexa masih anak sekolah, dia butuh sedikit dorongan. Itu bukan berarti Daddy pilih kasih."
"Dorongan?" Xaviero menyahut getir. "Kalau begitu, buat apa aku dan Lucas belajar kerja keras kalau Lexa tinggal minta, langsung dapat?" lanjutnya.Â
Mommy Kalila akhirnya angkat bicara, mencoba mencairkan suasana yang semakin menegangkan itu. "Vier, Daddy tidak bermaksud begitu, nak. Kalian semua penting. Daddy hanya punya cara berbeda untuk mendidik kalian sesuai usia dan kebutuhan."
Namun Xaviero sudah terlalu marah untuk mendengarkan. Dia berdiri dari kursinya, wajahnya memerah. "Aku capek selalu saja jika aku atau Lucas yang meminta selalu berkata 'nanti nabung dulu,'Lexa? langsung mendapatkannya hari itu juga. Kalau begini terus, buat apa berusaha?"