Tanpa menunggu jawaban, Xaviero melangkah keluar dari ruang makan, meninggalkan keheningan yang berat.
Malam itu, setelah semua aktivitas selesai, Daddy Kenzo duduk di ruang tamu, memikirkan kejadian pagi tadi. Dia tahu, mungkin caranya memperlakukan anak-anaknya tidak selalu terlihat adil, tapi niatnya selalu untuk kebaikan mereka. Namun jelas, ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hubungan mereka, terutama dengan Xaviero dan Lucas.
***
Keesokan harinya, yang merupakan hari libur yang dinantikan semua orang untuk beristirahat dari aktivitas sehari-hari, keluarga Madisson kembali berkumpul. Namun, ketegangan yang belum sepenuhnya hilang dari kemarin pagi masih terasa di hati setiap anggota keluarga. Xaviero mengurung diri di kamar, Lucas sibuk dengan pikirannya sendiri, dan Alexandria termenung di kamar. Daddy Kenzo duduk di ruang kerjanya, memikirkan cara untuk memperbaiki keadaan. Sementara itu, Mommy Kalila, yang menjadi saksi dari semuanya, merasa hatinya berdebar tidak karuan.Â
"Mungkin ini salahku juga," gumam Mommy Kalila, memandang keluar jendela menikmati angin yang menerpa wajahnya, masuknya cahaya matahari dicelah jendela menciptakan bayangan kelam di dinding rumah, seakan-akan mengharapkan kehangatan rumah itu kembali semula. Selesai makan bersama mereka pun diminta berkumpul di ruang tamu oleh Daddy Kenzo.Â
Ketegangan semakin terasa ketika semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu pada pagi itu. Daddy Kenzo memulai pembicaraan dengan nada serius. Â
"Kita perlu bicara," ucapnya singkat, tapi penuh tekanan. Â
Xaviero menatap ayahnya dengan dingin, sementara Lucas yang tampak cuek dengan sekitar. Alexandria, yang merasa dirinya penyebab konflik, hanya bisa menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa bersalah. Mommy Kalila duduk di samping Daddy Kenzo, mencoba menjaga ketenangan meski wajahnya menyiratkan kekhawatiran. Â
Daddy Kenzo melanjutkan, "Daddy tahu ada rasa tidak adil yang kalian rasakan, terutama kamu, Xaviero, dan Lucas. Daddy minta maaf kalau cara Daddy selama ini membuat kalian merasa seperti itu."Â Â
Namun, suara Xaviero memotong. Nada suaranya rendah, tapi tajam.
"Permintaan maaf nggak akan mengubah apa yang sudah terjadi, Dad. Kami selalu berusaha keras, tapi rasanya itu tidak pernah cukup dibandingkan Lexa."Â Â