Mohon tunggu...
Trisna Nurningtyas
Trisna Nurningtyas Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SD

saya bercita-cita menjadi guru yang baik dan profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

28 September 2022   14:03 Diperbarui: 28 September 2022   14:03 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Nama                : Trisna Nurningtyas,S.Pd

No.UKG           : 202000866728

Kelas                : 001- PGSD Universitas Hamzanwandi 

Nama Instansi : SD Negeri 2 Gembol, Kec.Pejawaran, Kab.Banjarnegara

Provinsi           : Jawa Tengah 

Lokasi

SD Negeri 2 Gembol Kec. Pejawaran

 Kab. Banjarnegara

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Aksi PPL 1:

Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 1 SD N 2 Gembol dalam Muatan Bahasa Indonesia BAB 3 Awas Kuman melalui penggunaan model pembelajaran PBL berbasis ICT

 

Aksi PPL 2:

  • Meningkatkan Hasil 20 Siswa kelas 1 SD N 2 Gembol Belajar muatan matematika materi pengurangan bilangan cacah sampai dengan melalui penggunaan model pembelajaran PBL
  • Meningkatkan motivasi siswa melalui penggunaan alat peraga kantong ajaib doraemon dan penggunaan game edukatif "Subtraction with Thoothy"

Penulis

Trisna Nurningtyas,S.Pd

Tanggal

Aksi PPL1:

06 September 2022

 

Aksi PPL 2:

14 Septemeber 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Aksi PPL 1:

Kondisi yang melatarbelakangi aksi PPL 1 adalah motivasi belajar siswa yang masih rendah, hal ini terlihat dari anak-anak yang malas dan kurang bersemangat dalam belajar, siswa yang ingin segera istirahat ataupun pulang. Serta beberapa siswa yang sering tidak masuk tanpa alasan. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Hal ini penting untuk dibagikan untuk dijadikan sebagai motivator ataupun contoh ataupun referensi kepada guru lain yang memiliki latar belakang masalah yang sama untuk meningkatkan proses pembelajarannya. Selain itu penerapan pembelajaran dengan model PBL berbasis media ICT ini menjadi sangat penting karena pembelajaran model tersebut dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang monoton yang menjadi penyebab masalah diatas. Pembelajaranan dengan model PBL menyajikan masalah-masalah nyata yang berhubungan dengan kehidupan siswa untuk dijadikan sebagai bahan utama penyelidikan. Hal ini akan memotivasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan berbantuan media ICT pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Peran Guru dalam hal ini sebagai :

  • Motifator, guru mendorong siswa agar semangat dan katif belaja. Seperti mengadakan tepuk semangat untuk membangun semangat belajar siswa dan memberikan hadiah. Untuk mendorong keaktifan siswa guru mengadakan tanya jawab dan presentasi.
  • Fasilitator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran. Guru menyedian vidio pembelajaran dan memberikan komik sebagai bahan belajar siswa.
  • Kulminator, guru mengarahkan proses pembelajaran secara bertahan dari awal hingga akhir.
  • Evaluator, guru mengadakan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai baik dari segi pendidik maupun terdidik

Tanggung jawab saya dalam aksi ini adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Aksi PPL 2:

Hal yang melatar belakangi aksi PPL 2 adalah hasil belajar siswa kelas 1 yang masih rendah, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa masih banyak yang belum mencapai ketuntasan baik nilai afektif, kognitif maupun psikomotor. Siswa masih belum termotivasi untuk belajar sehingga siswa tidak memiliki semangat untuk belajar di kelas ataupun dirumah. Hasil belajar yang rendah juga disebabkan miskonsepsi konsep materi dalam pembelajaran. Selain itu tidak tepatnya asessmen juga menurunkan hasil belajar siswa, assesmen terlalu sulit sehingga siswa tidak bisa mengerjakan dengan baik.

Pembelajaran dengan  model PBL berbantuan alat peraga Kantong Ajaib Doraemon ini penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus meningkatkan motivasi. Pada pembelajaran PBL siswa lebih fokus karena disajikan masalah yang harus dipecahkan dan dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami selain itu siswa juga dapat lebih aktif  mengemukakan hasil analisis dan pendapat sehingga siswa dapat selalu mengingat apa yang mereka pernah ungkapkan.

Penggunaan alat peraga Kantong Ajaib Doraemon selain meningkatkan motivasi belajar siswa juga menanamkan konsep pembelajaran yaitu pengurangan dengan benar. Selain itu alat peraga ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi benda konkret hal ini sejalan dengan teori perkembangan anak yang masih berada pada level operasional konkret.

Sehingga praktik ini penting untuk dibagikan sebagai salah satu bahan kajian Guru Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Peran guru dalam pembelajaran:

  • Motivator, guru memberikan semangat kepada siswa untuk belajar seperti melakukan icebreaking, menyampaikan manfaat pembelajaran yang dikaitkan dengan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mediator, guru memiliki pengetahuan yang cukup mengenai media pembelajaran. Dalam hal ini terlihat dari digunakannya media atau alat peraga kantong ajaib doraemon untuk menanamkan konsep pengurangan pada siswa
  • Kulminator, guru mrngarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir. Guru melakukan proses pembelajaran diawali dari kegiatan pendahuluan, inti yang berisi sintak sintak PBL hingga kegiatan penutup.
  • Evaluator, guru mengevaluasi hasil belajar. Guru melakukan kegiatan refleksi dan membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan siswa.

Tanggung jawab saya dalam PPL 2 adalah sebagai pengajar, pendidik dan pemimpin dalam proses pembelajaran.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Aksi PPL 1:

Tantangan awal aksi PPL 1 adalah pembelajaran yang masih belum berpusat pada siswa, pembelajaran yang masih monoton dan belum digunakannya teknologi dalam proses pembelajaran.

Tantangan dalam proses pembelajaran menggunakan model PBL berbasis ICT adalah susahnya menciptakan interaksi sosial di dalam kelompok-kelompok agar tidak hanya didominasi oleh siswa yang berkemampuan lebih. Selain hal tersebut tantangan yang ditemukan adalah pada tahap perencanaan yaitu sulitnya menentukan masalah yang tepat sehingga mampu menstimulus suasana diskusi yang baik dan mampu menstimulus perkembangan intelektual siswa.

Pihak yang terlibat dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, guru, rekan sejawat dan siswa

Aksi PPL 2:

Tantangan awal aksi PPL 2 adalah assesment yang digunakan kurang tepat dengan materi pembelajaran, guru belum menggunakan inovasi dalam pembelajaran dan belum digunakannnya media atau alat peraga yang tepat sehingga terjadi miskonsepsi konsep dasar penjumlahan dan pengurangan. Selain itu tantangan terkait interkasi sosial yang ditemukan di aksi PPL 1 akan dipecahkan di Aksi PPL 2.

Tantangan pada proses aksi ke 2 adalah menentukan orientasi masalah yang bagus dan mencakup seluruh tujuan yang ingin dicapai. Selain itu ketersediaan sarana dan prasana yang menunjang pembelajaran secara vital agar tercipta pembelajaran yang bisa menggunakan ICT harus mumpuni. Seperti halnya laptop, tab dan jaringan internet harus stabil.

Menstimulus siswa agar memberikan tanggapan saat kelompok lain sedang presentasi juga menjadi kendala.

Pihak yang terlibat dalam hal ini adalah Guru, siswa, Dosen/Fasilitaor, Guru Pamong, Dosen Penguji Komprehensif dan rekan sejawat.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Aksi PPL 1:

Aksi PPL 1 dilaksanakan secara luring. Dengan jumlah siswa 19 anak. Dengan 12 siswa yang sangat aktif dalam proses diskusi. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya jumlah siswa yang aktif meningkat 50%.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi tantangan awal adalah:

  • Mebuat Modul ajar yang baik
  • Menggunakan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan sintak yang benar
  • Membuat kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran
  • Menggunakan media berbasis ICT (vidio pembelajaran Awas Kuman)
  • Membuat instrumen penilaian afektif, kognitif dan psikomotorik serta rubrik penilaian motivasi belajar siswa

Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan menciptakan interaksi sosial yang baik adalah:

  • Memberikan keteladanan cara bersosialisasi dan kerjasama yang baik
  • Pembiasaan untuk selalu bekerjasama dengan teman
  • Memaksimalkan penggunaan-penggunaan model atau metode yang meggunakan kerja kelompok
  • Selalu memonitor siswa dalam interaksi sosial di kelompoknya

  • Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam perencanan terkait penentuan orientasi masalah adalah :
  • Mencari berbagai macam sumber bacaan
  • Melakukan wawancara terkait permasalahan guru atau rekan sejawat.

Sumber daya/ materi yang diperlukan

Modul ajar, LCD, Laptop, Video Pembelajaran dan Media kartu kata bergambar.

Aksi PPL 2:

Aksi PPL 2 dilaksnakan secara luring. Dengan jumlah siswa 19. Siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran adalah 16 siswa.

Langkah-langkah yang digunakan untuk mengatasi hambatan awal sebelum proses aksi ke PPL 2 adalah :

  • Membuat Modul ajar yang baik dan benar
  • Menggunakan model pembelajaran PBL sebagai upaya pembelajaran inovatif
  • Menggunakan kantong ajaib doraemon sebagai alat peraga untuk menyampaikan konsep pengurangan bilangan cacah sampai 20
  • Membuat assesment yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Membuat instrumen asesmen untuk mengukur ketercapian pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor
  • Membuat rubrik motivasi belajar siswa
  • Merombak kelompok belajar siswa sehingga tercipta kelopok yang heterogen.

Langkah yang dilakukan untuk menentukan orientasi masalah yang mencakup seluruh tujuan pembelajaran adalah:

  • Berdiskusi dengan dosen penguji komprehensif.
  • Mencari berbagai macam sumber bacaan.
  • Berdiskusi dengan rekan sejawat.

Langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketersediaan laptop, tab dan kestabilan jaringan internet adalah:

  • Menyiapkan laptop pengganti sebagai cadangan
  • Menyiapkan tab yang sudah terinstal aplikasi game subtaction
  • Menggunakan data internet yang stabil dari HP

Langkah yang dilakukan untuk mengatasi masih enggannya siswa dalam menanggapi presentasi kelompok lain adalah:

Menstimulus siswa untuk menanggapi hasil kerja kelompok lain dengan mengajukan pertanyaan secara kalsikal.

Sumber daya/ materi yang diperlukan:

Modul ajar, alat peraga kantong ajaib doraemon, biji jagung, video pembelajaran, LCD dan laptop.


Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Aksi PPl 1:

Dampak dari aksi PPL 1

  • Adanya modul ajar membuat proses pembelajaranberjalan dengan lancar dan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa.
  • Pembelajaran dengan model PBL berbasis ICT memberikan dampak yang positif terhadap meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini efektif karena siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari materi "awas kuman" muatan Bahasa Indonesia. Siswa menjadi lebih tertarik karena mereka mempelajari masalah yang terkait dengan dirinya. Dengan bantuan ICT anak menjadi lebih senang dalam belajar. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dari 19 anak hanya 1 yang mendapatkan nilai cukup dari yang awalanya ada 5 anak yang memperoleh nilai cukup. Setelah aksi PPL 1 nilai rata-rata siswa menjadi 91 yang sebelumnya 79.
  • Dengan adanya monitoring guru terkait interaksi sosial kerja kelompok menjadi lebih efektif.
  • Dengan mencari berbagai macam sumber bacaan dan diskusi dengan rekan sejawat menciptakan sebuah orientasi masalah yang efektif untuk menstimulus siswa.
  • Melalui pembuatan intrumen penilaian tujuan dari pembelajaran dapat terukur keberhasilannya.

Respon Kepala Sekolah, Guru dan Teman Sejawat sangat positif dan mendukung proses pembelajaran.

Faktor keberhasilan dari pembelajaran ini adalah guru yang menguasai kompetensi dalam pembelajaran. Selain itu kerjasama yang baik antara guru dan siswa, serta warga sekolah yang lain.

Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses tersebut adalah bahwa Guru harus selalu berinovasi dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh ataupun malas dalam belajar, guru juga harus mampu menjadi evaluator yang baik sehingga mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajarannya.

Aksi PPL2:

Dampak dari aksi PPL 2

  • Melalui modeul ajar yang baik proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan terarah.
  • Pembelajaran dengan model PBL berbantuan alat peraga Kantong Ajaib Doraemon dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa kelas 1. Hal ini dapat dilihat dari artefak belajar yang menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa hanya satu siswa yang mendapatkan nilai B dan delapan belas anak mendapatkan nilai A. Rata-rata nilai kelas meningkat dari 81 menjadi 97. Motivasi belajar siswa juga meningkat, hal ini ditunjukan oleh antusiasme siswa dalam proses pembelajaran yang sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran tersebut efektif untuk aksi PPL 2. Model pembelajaran PBl  mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam meteri pengurangan bilangan cacah sampai dengan 20 karena siswa sisajikan permasalahan nyata untuk mereka pecahkan sendiri dan kantong ajaib doraemon membantu siswa memanipulasi benda konkret untuk menemukan konsep dari pengurangan secara mandiri.
  • Dengan membuat asesmen yang sesuai, guru dapat mengukur keberhailan pembelajaran. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  • Melalui pemetaan ulang kemampuan siswa, guru bisa membentuk kelompok homogen yang lebih tepat. Sehingga proses kerjasama menjadi lebih efektif.
  • Dengan menyiapkan laptop pengganti, kestabilan jaringan internet membuat proses pembelajaran menjadi lebih lancar.
  •  

Respon terkait dengan strategi di aksi PPL2 sangat baik hal ini terlihat dari komentar guru, rekan sejawat dan juga siswa yang memberikan tanggapan positif.

Faktor keberhasilan dari aksi PPL 2 adalah kerjasama yang baik antara guru, siswa dan juga semua pihak selain itu faktor daya dukung alat peraga dan teknologi yang mencukupi juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu kompetensi guru yang baik juga menentukan keberhasilan proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

Hal yang dapat kita pelajari dari aksi PPL 2 adalah pembelajaran inovatif sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misalkan dengan menggunakan  model pembelajaran PBL.

Alat peraga sangat diperlukan untuk menanamkan konsep dari sebuah materi pembelajaran agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun