Mohon tunggu...
Johannis Trisfant
Johannis Trisfant Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Teolog, penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ditebus dari Setan?

4 April 2022   17:14 Diperbarui: 4 April 2022   18:41 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1Kor 6:20  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Dibeli dari siapa? Origen mengatakan: dari Setan. Kepada siapa tebusan ini dibayarkan? Tentu saja Tuhan tidak akan membayar tebusan untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, itu pasti telah dibayarkan kepada si jahat, karena dialah yang menahan kita sampai tebusan, yaitu jiwa Yesus, dibayarkan. Perhatikan bahwa dalam perumusan doktrin Origen, Setanlah dan bukan Tuhan yang menuntut darah Kristus, dalam transaksi ini.. Jadi tebusan ditentukan oleh setan, dibayarkan kepada setan, dan diterima oleh Setan. 

Dalam teori Tebusan ini, Setan tertipu dan Tuhan menjadi pedagang yang agak tidak jujur. Benar, Setan telah tertipu, tetapi lebih tepat untuk mengatakan bahwa dia menipu dirinya sendiri.

Ada dua cara dimana Setan tertipu. Pertama, Setan berpikir bahwa dia bisa menjadi penguasa jiwa Yesus; Namun Kebangkitan Yesus membuktikan sebaliknya. Kedua, ketika Setan melepaskan manusia, ternyata Kristus juga tidak bisa dia kuasai karena Kristus bangkit dari kematian. Akhirnya manusia bebas, Yesus Kristus juga tidak menjadi milik Setan

Seabad kemudian, Gregorius dari Nyssa menyempurnakan pandangan Origen tentang penebusan dosa.  Manusia ditawan oleh Setan.  Dalam teori tebusan ini, perhatian utama Gregory adalah untuk mempertahankan keadilan Tuhan. Dia beralasan bahwa karena perbudakan merupakan  perbuatan kita sendiri, pilihan bebas kita sendiri, maka tidak adil untuk menghilangkan tawanan Setan dengan sewenang-wenang. Atau Tuhan mengambilnya dengan kekerasan. 

Tuhan bisa saja merampas tawanan itu karena Tuhan berkuasa. Namun kalau itu dilakukan berarti mencuri atau merampok dari Setan apa yang menjadi haknya. Jadi harus ada transaksi. Apa transaksinya? Kristus ditawarkan sebagai tebusannya, pembayarannya. Karena kesombongan dan keserakahannya sendiri, Setan dengan cepat menerima hadiah itu yakni Kristus sebagai tebusan. Setan menganggap bahwa kehidupan Kristus jauh lebih berharga daripada jiwa-jiwa yang dia tawan. Dia hendak meremukkan Kristus di kayu salib.

Setan tidak menyadari, bahwa keilahian Kristus diselimuti dalam daging manusianya. Keilahian Kristus sengaja disembunyikan dari Setan sehingga ia mau menerima Yesus sebagai tebusan.  Gregory mengakui bahwa Tuhan menipu Setan: "Dewa itu tersembunyi di bawah tabir sifat manusia , sehingga, seperti ikan yang rakus, kail keilahian ditelan bersama dengan umpan daging.

Selain mengakui penipuan, Gregory membenarkannya. Dia berpendapat bahwa dua hal yang diperlukan untuk suatu tindakan untuk menjadi adil. Salah satunya adalah bahwa semua harus mendapatkan haknya; yang lainnya adalah bahwa motivasi di balik tindakan itu harus cinta kemanusiaan. Dalam penebusan yang dilakukan oleh Allah, kedua syarat itu terpenuhi. Sudah sepatutnya penipuan digunakan pada Setan, karena ia memperoleh kekuasaannya atas umat manusia dengan penipuan, menggunakan umpan kesenangan indria. 

Meskipun tampaknya ada masalah bahwa penggunaan penipuan oleh Tuhan dimaafkan sementara penggunaan Setan dikutuk, Gregory menekankan perbedaan dalam maksud dan tujuan: yang penting tujuannya mulia. Setan menipu manusia dengan tujuan untuk  kehancuran manusia, sedangkan Allah yang adil, dan baik, dan bijaksana, menggunakan perangkat-Nya, atau caranya, alatnya  di mana walaupun ada penipuan, tetapi bertujuan untuk keselamatan manusia. 

Sehingga dengan demikian memberikan manfaat kepada yang terhilang. Penipuan Tuhan terhadap Setan dibenarkan atas dasar untuk tujuan yang baik. Jadi tujuan membenarkan cara."

Gregory dan Rufinus sangat menyukai gambar kail dan umpannya. Mereka bahkan berpikir bahwa Ayub 41:1 ("Dapatkah Anda menarik Leviathan dengan kail atau mengikat lidahnya dengan tali?") mungkin merupakan antisipasi penebusan. Gregorius Agung membandingkan salib dengan jaring untuk menangkap burung, dan bahkan Agustinus menyamakan salib dengan perangkap tikus, dengan darah Kristus sebagai umpannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun