PEMBIBITAN TANAMAN VETIVER, UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN SUNGAI CITARUM DI DESA PANGAUBAN
Rini Nurlatifah, Sugesti Hashifah
Universitas Pendidikan Indonesia
nurlatifahrini@gmail.com
Abstrak
Lingkungan masih menjadi masalah yang sangat penting untuk diperhatikan dan ditangani di Indonesia. Salah satunya tingkat pencemaran air menjadi permasalahan bagi keberlangsungan hidup masyarakat, dimana pertambahan jumlah pendudukan tidak mampu dengan kelestarian alam yang mendukung lingkungan sehat. Kemajuan aspek kehidupan dan peningkatan jumah masyarakat yang tidak disertai dengan kesadaran akan menjaga dan memelihara lingkungan menimbulkan kerusakan lingkungan yang memprihatinkan. Salah satunya kerusakan yang nyata kita hadapi yakni pencemaran air di Bantaran sungai Citarum. Penanaman vetiver menjadi salah satu upaya untuk mengatasi sedikit demi sedikit masalah pencemaran pencemaran tersebut. Penulisan artikel ini menggunakan metode observasi dan dan studi pustaka mengenai pelestarian lingkungan.
Abstract
The environment is still a very important problem to be considered and handled in Indonesia. One of them is the level of water pollution which becomes a problem for the survival of the community, where the increase in the number of occupants is incapable with the preservation of nature that supports a healthy environment. Progress in aspects of life and improvement in the number of people who are not accompanied by an awareness of protecting and preserving the environment cause alarming environmental damage. One of the real damages that we face is water pollution in the Citarum river bank. Vetiver planting is one of the efforts to overcome the problem of pollution little by little. The writing of this article uses the method of observation and literature study on environmental preservation.
Kata Kunci: Lingkungan hidup, vetiver, sungai citarum
Pendahuluan
Sungai termasuk kedalan lingkungan fisik. Sungai menyediakan berbagai kebutuhan yang dapat mausia manfaatkan, misalnya dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat yang pekerjaaanya menangkap ikan, sumber irigasi sawah dan perkebunan, serta sumber penyedia air untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh karena itu, kelestarian serta kebersihan sungai perlu kita jaga demi terciptanya lingkungan fisik yang sehat dan aman utuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sungai Citarum merupakan salah satu sungai yang terdapat di Jawa Barat yang hulu sungainya terdapat di Kabupaten Bandung dan bermmuara di Bekasi. Sungai Citarum memiliki peranan yang sangat vitas, yakni  mengairi waduk  yang digunakna sebagi tambak ikan, sumber irigasi sawah dibeberapa daerah dan sebagai sumber pemenuhan air bagi masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai.
Seiring berjalannya waktu dan diiringi oleh perubahan disegala lini kehidupan, sungai Citarum pun mengalami perubahan, pada awalnya sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidup, saat ini berubah menjadi layaknya tempat sampah. Disepanjang aliran Sungai Citarum saat ini, terutama di bagian tengah dan hilir, dipenuhi oleh berbagai jenis sampah serta limbah pabrik. Bahkan saat ini Sungai Citarum telah dinobatkan menjadi sungai.
Pemerintah dan masyarakat, khususnya yang tinggal di  sekitar  bantaran  sungai  untuk  bersinergi  melakukan  perbaikan  terhadap eksistensi Sungai Citarum agar kejayaannya dapat kembali dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat, khususnya oleh masyarakat Jawa Barat., sehingga  pemerintah telah mencanangkan program Citarum Harum untuk mengembalikan kejayaan Sungai Citarum.
Citarum Harum merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air Sungai Citarum, mengatasi persoalan lingkungan di daerah aliran Sungai Citarum, dengan tujuan agar Sungai Citarum dapat kembali pulih dan dapat  kembali digunakan dengan aman oleh masyarakat sekitar. Program ini digalakan selama tujuh tahun ke depan, dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2025. Unsur pemerintah, swasta, lembaga pendidikan serta pihak lain yang terlibat dalam upaya normalisasi Sungai Citarum beserta anak sungainya.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakna dalam penyusunan artikel ini yakni metode observasi serta studi kepustaan. Hasil penelitian yang terdapat dalam artikel ini yakni dari hasil oservasi selama menglaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UPI sejak Desember sampai Januari 2019. Selain itu, penulis juga menghimpun berbagai informasi yang relevan dengan topik lingkungan hidup serta penanaman vetiver dari berbagai jurnal dan sumber yang diunggah di repository online berbagai universitas atau lembaga serta sumber lain.
Hasil dan Pembahasan
1. Sungai Citarum
Citarum merupakan Sungai yang terletak di Provinsi Jawa Barat, membentang dari Kabupaten Bandung, tepatnya dari Kecamatan Taruma Jaya dan bermuara di Bekasi.
Dulu, Sungai Citarum merupakan satu-satunya pilihan untuk jalur lalu lintas bagi kelancaran kegiatan perdagangan, pemerintah dan lain-lain.Sungai Citarum berada di Wilayah Kerajaan Padjajaran, yang merupakan sebagai penerus kerajaan Tarumanegara yang memerintah pada abad VIII (Citarum.org, 2011). Sebelum tercemar seperti saat ini, kondisi Sungai Citarum masih bersih dan mengalir sebagaimana mestinya. Air sungainya  bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang tempat tinggalnya di lalui oleh aliran Sungai Citarum.
Sungai Citarum merupakan sungai yang keadaan airnya jauh dari standar layak dikonsumsi, masyarakat di sekitar daerah aliran sungai tetap menggantungkan hidup mereka pada sungai tersebut. Sungai Citarum memiliki peranan yang vital dan srategis, karena selain digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, selain Sungai Citarum juga digunakan sebagai tempat budi daya perikanan air tawar, pengalir irigasi bagi 420.000 Ha sawah yang meliputi daerah Karawang, Purwakarta, Subang dan Indramayu, pemasok listrik 1.888 mega watt jaringan interkoneksi Jawa-Bali, serta pemasok air untuk dikonsumsi oleh 80% penduduk DKI Jakarta.
Menurut World Bank, Sungai Citarum yang memiliki panjang 300 km dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia (dalam Galih, 2018). Pencemaran air Sungai Citarum ini disebabkan oleh pembuangan limbah ke dalam sungai, baik itu limbah industri, rumah sakit, pertanian ataupun limbah domestik. Terjadinya alih fungsi lahan hutan lindung secara masif untuk lahan pertanian sehingga di daerah hulu sungai sering  memicu terjadinya erosi dan sedimentasi.
Citarum Harum merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air Sungai Citarum, mengatasi persoalan lingkungan di daerah aliran Sungai Citarum, dengan tujuan agar Sungai Citarum dapat kembali pulih dan dapat  kembali digunakan untuk berbagai hal positif oleh masyarakat sekitar. Program ini digalakan selama tujuh tahun ke depan, dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2025. Unsur pemerintah, swasta, lembaga pendidikan serta pihak lain yang terlibat dalam upaya normalisasi Sungai Citarum beserta anak sungainya.
2. Pencemaran Air
Sungai mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam rangka menunjang pengembangan suatu daerah, diantaranya kani sebagai sumber air minum, pemenuhan kebutuhan industri dan pertanian atau juga sebagai pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air. Namun saat ini, kualitas sumber air di sungai Indonesia umumnya tercemar oleh limbah yang berasal dari penduduk, industri, dan lainnya.
Pencemaran air adalah suatu kondisi dimana makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain masuk atau dimasukkan kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga menyebabkam kualitas air turun ke tingkat tertendu dan menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Persoalan-persoalan di daerah aliran sungai (DAS) ini harus ditanggulangi secepat mungkin, yaitu dengan suatu pengelolaan yang baik dan harus sedini mungkin untuk dilaksanakan. Berbeda dengan sumber daya alam lain seperti hutan, tanah yang pada umumnya memiliki status kepemilikan yang jelas, sumber daya air (termasuk didalamnya daerah aliran sungai) termasuk dalam sumber daya yang memiliki sifat kepemilikan bersama. Adapun Dampak dari pencemaran air terhadap lingkungan antara lain:
a. Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia yaitu berpengaruh langsung terhadap kesehatan umpanya tergantung sekali pada kualitas air yang terkontaminasi.
b. Dampak terhadap fungsi sungai yaitu air tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkanya dan jika dimanfaatkan maka diperlukan pengelolaan khusus yang menyebabkan peningkatan biaya pengoperasian dan pemeliharaan sungai dan juga menyebabkan timbulnya penyakit.
Dampak pencemaran air terhadap rantai makanan yaitu rantai makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air, dengan banyaknya zat pencemaran yang ada didalam air tersebut. Beberapa jenis ikan dan tumbuhan yang ada didalam air akan mati karena kekurangan oksigen dan terpapar oleh bahan kimia yang berbahaya.
Salah satu sungai yang telah megalami pencemaran air yang sebelumnya telah dibahas adalah adalah Sungai Citarum, bahkan sungai ini telkah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Apabila kita melintas ke sekitar sungai citarum, dapat kita lihat air sungai yang jauh dari kata jenih, bau tidak sedap, tumpukan sampah serta limbah industri. Hal ini menjadi permasalahan yangs angat memprihatinkan, mengingat fungsi dari sungai ini yang vital bagi masyarakat.
3. Pembibitan Vetiver
Pemerintah baik pusat dan daerah, berbagai lembaga serta seluruh elemen masyarakat bekerja sama mengambil peran masing-masing dalam rangka berusaha untuk mengembalikan fungsi sungai ini. Salah satunya yaitu melakukan upaya penanaman berbagai jenis tanaman dalam rangka penghijauan, pencegahan banjir serta erosi. Salah satu yang telah dilaksanakan yaitu pembibitan tanaman vetiver yang nantinya akan di tanam di bantaran sungai Citarum.
Rumput Vetiver (Vetiveria zizanioides L) atau diklasifikasikan kembali sebagai Chrysopogon zizanioides L adalah jenis tanaman yang tidak mempunyai geraguh atau rimpang. Masyarakat pada umumnya memgenal tanaman ini dengan nama akar wangi. Tanaman vetiver memiliki struktur akar yang baik dan masif dapat tumbuh dalam kurun waktu yang cepat. Panjang akar ini dapat mencapai 3 m s.d., 4 m pada tahun pertama. Hal ini mengakibatkan tanaman ini sangat bagus saat musim kering serta sulit untuk terseret oleh arus yang kuat (Truong, 2011). Sistem pertanian yang digabungkan dengan sistem penanaman vetiver di Ethiophia Barat menunjukan hasil bahwa tanaman tersebut dapat menahan erosi 90% dan menahan aliran permukaan 70% serta dapat menyimpan air tanah dengan baik.
Tanaman vetiver merupakan tanaman yang memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyerap polutan. Tanaman vetiver memiliki kemampuan untuk menyerap nutrien, khususnya Nitrogen (N) dan Fosfat (P) telah teruji dengan baik. Dikutip dari salah satu jurnal, merurut Zeng et.al. purifikasi air sungai dengan memanfaatkan tanaman vetiver, mampu mengurangi konsentrasi fosfat hingga 98% setelah 3-4 minggu serta 71-74% Nitrogen dalam 4-5 minggu waktu penelitian. Kemampuan menyerap nutrien juga dilengkapi oleh kemampuan tanaman ini dalam menurunkan konsentrasi  bakteri coli pada suatu perairan yang telah tercemar. Uji coba penanaman vetiver pada kolam limbah dan kawasan lahan basah menunjukan penurunan konsentrasi bekteri coli dari semula 60-800/100 ml menjadi 13-580/100 ml.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan di sungai Cikapundung, tanaman vetiver menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam memanfaatkan nutrisi yang ada di sungai dibandingkan dengan air biasa. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman vetiver dapat dijadikan tanaman unggulan dalam rangka mengurangi pencemaran di air yang sudah tercemar. Selain menyerap nutrien, tanaman ini juga dapat mencegah erosi, terutama pada lereng gunung. Hai ini dikarenakan akar tanaman vetiver dapat menembus lapisan tanah serta mencengkram tanah.
Kesimpulan
Lingkungan hidup sangat penting untuk dijaga demi keberlangsungan hidup manusia yang sehat dan aman. Sungai Citarum pun menjadi salah satu komponen lingkungan yang perlu kita jaga dan upayakan untuk bisa kembali bersih seperti seharusnya. Penggalakan penanaman tanaman vetiver di sekitan Bantaran Sungai Citarum menjadi salah satu upaya perbaikan dan sangat diperlukan. Selain dapat mencegah erosi yang akhirnya menimbulkan sedimentasi di sungai, tanaman ini dapat membantu sedikit demi sedikit mengurangi tingkat konsentrasi pencemaran di sungai Citarum.
Daftar Pustaka
Arif, N. H. (2016). KKN-Tematik ITB 2016: Sarana Berbagi Berbasis Ilmu dan Teknologi. Retrieved August 18, 2018, from https://www.itb.ac.id/news/read/5172/home/kkn-tematik-itb-2016-sarana-berbagi-berbasis-ilmu-dan-teknologi
DAS. (2017). Sungai, 1--4.
Galih, A. (2018). Menurut World Bank: Citarum Merupakan Sungai Terkotor di Dunia.
Green, C. (Blacksmith I. (2013). Citarum River Indonesia, (3), 4--5.
Komarawidjaja, W., & garno, Y.S. (2016). Peran Rumput Vetiver (Chrysopogon zizanioides) dalam Fitoremediasi Pencemaran Perairan Sungai. Jurnal Teknologi Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Permana, C. (2018). UPI bersama 18 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta berkomitmen bantu sukseskan program Citarum Harum. Retrieved from http://jabar.tribunnews.com/2018/07/31/upi-bersama-18-perguruan-tinggi-negeri-dan-swasta-berkomitmen-bantu-sukseskan-program-citarum-harum
Puspitasari, D. E. (2009). Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan ( Studi Kasus Sungai Code Di Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan Dan Kelurahan. Mimbar Hukum, 21(1), 23--24.
Rohmat, D., & Ahyadi, H. (2017). Pemanfaatan Sungai Mati Di Sepanjang Sungai Citarum -- Daerah Bandung, (4).
Samsuri, M. (2018). KKN Tematik Citarum Harum Dalam Rangka Percepatan Pengendalian Pecemaran Dan Kerusakan Ekosistem Daerah Aliran Sungai Citarum.
Sarminingsih, A. (2007). Evaluasi Kekritisan Lahan Daerah Aliran Sungai ( Das ) Dan Mendesaknya Langkah-Langkah Konservasi Air Anik Sarminingsih *), 8--14.
Siahaan, N. H. T. (2015). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Suhardja, G. (2015). Perubahan Iklim dan Masa Depan Kawasan Citarum World Cultural Expo 2030 Hulu Sungai Citarum.
Supardi, B. (2009). Berbakti Untuk Bumi. Bandung: Rosdakarya.
UPI, L. (2018). KKN Tematik 2018. Retrieved August 18, 2018, from http://kkn.lppm.upi.edu/index.php/info/sekilas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H