Pemerintah baik pusat dan daerah, berbagai lembaga serta seluruh elemen masyarakat bekerja sama mengambil peran masing-masing dalam rangka berusaha untuk mengembalikan fungsi sungai ini. Salah satunya yaitu melakukan upaya penanaman berbagai jenis tanaman dalam rangka penghijauan, pencegahan banjir serta erosi. Salah satu yang telah dilaksanakan yaitu pembibitan tanaman vetiver yang nantinya akan di tanam di bantaran sungai Citarum.
Rumput Vetiver (Vetiveria zizanioides L) atau diklasifikasikan kembali sebagai Chrysopogon zizanioides L adalah jenis tanaman yang tidak mempunyai geraguh atau rimpang. Masyarakat pada umumnya memgenal tanaman ini dengan nama akar wangi. Tanaman vetiver memiliki struktur akar yang baik dan masif dapat tumbuh dalam kurun waktu yang cepat. Panjang akar ini dapat mencapai 3 m s.d., 4 m pada tahun pertama. Hal ini mengakibatkan tanaman ini sangat bagus saat musim kering serta sulit untuk terseret oleh arus yang kuat (Truong, 2011). Sistem pertanian yang digabungkan dengan sistem penanaman vetiver di Ethiophia Barat menunjukan hasil bahwa tanaman tersebut dapat menahan erosi 90% dan menahan aliran permukaan 70% serta dapat menyimpan air tanah dengan baik.
Tanaman vetiver merupakan tanaman yang memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyerap polutan. Tanaman vetiver memiliki kemampuan untuk menyerap nutrien, khususnya Nitrogen (N) dan Fosfat (P) telah teruji dengan baik. Dikutip dari salah satu jurnal, merurut Zeng et.al. purifikasi air sungai dengan memanfaatkan tanaman vetiver, mampu mengurangi konsentrasi fosfat hingga 98% setelah 3-4 minggu serta 71-74% Nitrogen dalam 4-5 minggu waktu penelitian. Kemampuan menyerap nutrien juga dilengkapi oleh kemampuan tanaman ini dalam menurunkan konsentrasi  bakteri coli pada suatu perairan yang telah tercemar. Uji coba penanaman vetiver pada kolam limbah dan kawasan lahan basah menunjukan penurunan konsentrasi bekteri coli dari semula 60-800/100 ml menjadi 13-580/100 ml.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan di sungai Cikapundung, tanaman vetiver menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam memanfaatkan nutrisi yang ada di sungai dibandingkan dengan air biasa. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman vetiver dapat dijadikan tanaman unggulan dalam rangka mengurangi pencemaran di air yang sudah tercemar. Selain menyerap nutrien, tanaman ini juga dapat mencegah erosi, terutama pada lereng gunung. Hai ini dikarenakan akar tanaman vetiver dapat menembus lapisan tanah serta mencengkram tanah.
Kesimpulan
Lingkungan hidup sangat penting untuk dijaga demi keberlangsungan hidup manusia yang sehat dan aman. Sungai Citarum pun menjadi salah satu komponen lingkungan yang perlu kita jaga dan upayakan untuk bisa kembali bersih seperti seharusnya. Penggalakan penanaman tanaman vetiver di sekitan Bantaran Sungai Citarum menjadi salah satu upaya perbaikan dan sangat diperlukan. Selain dapat mencegah erosi yang akhirnya menimbulkan sedimentasi di sungai, tanaman ini dapat membantu sedikit demi sedikit mengurangi tingkat konsentrasi pencemaran di sungai Citarum.
Daftar Pustaka
Arif, N. H. (2016). KKN-Tematik ITB 2016: Sarana Berbagi Berbasis Ilmu dan Teknologi. Retrieved August 18, 2018, from https://www.itb.ac.id/news/read/5172/home/kkn-tematik-itb-2016-sarana-berbagi-berbasis-ilmu-dan-teknologi
DAS. (2017). Sungai, 1--4.
Galih, A. (2018). Menurut World Bank: Citarum Merupakan Sungai Terkotor di Dunia.
Green, C. (Blacksmith I. (2013). Citarum River Indonesia, (3), 4--5.