Mohon tunggu...
tri samini
tri samini Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Karangdowo

Hobi saya membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

12 Mei 2023   09:03 Diperbarui: 12 Mei 2023   09:06 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tri Samini,S.Kom.,M.Pd.

Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Sekolah sebagai ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (Unsur yang hidup) dan abiotik (Unsur yang tak hidup) Kedua unsur saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.

Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.

Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua, Masyarakat sekitar sekolah, Dinas terkait, dan Pemerintah Daerah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan, Sarana dan prasarana dan Lingkungan alam

Terdapat 2 pendekatan yng digunakan dalam mengelolan sumber daya yaitu

  • Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik.
  • Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset seperti yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Seorang pemimpin pembelajaran berperan penting dalam mengelola sumber daya yang ada dan mengoptimalkan dalam mununjang proses pembelajaran murid sebagai upaya memberikan layanan terbaik agar murid mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya.

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah pemimpin yang mampu mengidentifikasi atau memetakan sumber daya yang ada di komunitas sekolah untuk dapat dijadikan asset/kekuatan dalam mengembangkan dan memajukan sekolah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dibuat. Pemimpin pembelajaran yang baik dalam mengelola sumber daya yakni memfasilitasi untuk terwujudnya kolaborasi berbagai sumber daya yang ada di lingkungan sekolah dan berpihak pada murid.

Implementasi yang dilakukan adalah:

  • Mengidentifikasi, menganalisis, dan memetakan aset yang dimiliki kelas, sekolah dan masyarakat sekitar
  • Mengoptimalkan dan memberdayakan aset yang dimiliki untuk menunjang proses pembelajaran dan menumbuhkan bakat, minat dan potensi murid
  • Sumber daya (7 aset) yang dimiliki dikelola dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan

Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 

Pengelolaan sumberdaya yang tepat akan memiliki dampak pada pembelajaran yang berkualitas. Dengan kolaborasi dikomunitas sekolah dalam pengelolaan sumber daya dapat memunculkan ide atau gagasan baru yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.Penggunaan sumberdaya secara optimal dengan memperhatikan kebutuhan dan keberagaman murid dapat memberikan ruang kebebasan murid untuk berfikir kritis, mandiri dan kreatif dalam mengembangkan bakat, minat dan potensinya sehingga pembelajaran yang berkualitas akan terwujud.

Sumber daya/asset yang ada di sekolah yakni (1) modal manusia; (2) modal sosial; (3) modal politik; (4) modal agama dan budaya; (5) modal fisik; (6) modal lingkungan/alam; (7) modal finansial. Apabila 7 aset utama tersebut dapat dikelola dengan tepat, maka akan sangat membantu dalam proses pembelajaran murid yang lebih berkualitas. Sebagai contoh:

Modal Manusia;

Guru yang berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif , inovatif dan reflektif akan mampu menuntun murid dalam mengembangkan bakat,minat dan potensinya

Modal Sosial;

Terjalin  hubungan yang baik dengan pemerintahan daerah atau lembaga lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar murid.

Modal Politik;

Kepala Sekolah dengan kebijakannya yang berpihak kepada murid akan menjadi dasar guru dalam upaya pengelolaan sumber daya demi terwujudnya pembelajaran yang berkualitas

Modal Agama dan budaya;

Toleransi dan saling menghargai antar pemeluk agama dan keragaman kebudayaan yang ada di sekolah perlu dijaga. Hal ini guna mewujudkan komunitas sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan. Sehingga akan tercipta suasana belajar di ruang kelas yang baik, dan pembelajaran akan lebih berkualitas. Peringatan hari besar keagamaan yang dilaksanakan secara rutin dapat meningkatkan nilai keimanan murid. Sikap gotong royong, peduli, empati dapat menguatkan nilai budaya positif.

Modal Fisik;

Sekolah yang memiliki modal fisik yang memadai dan baik tentunya sangat mendukung dalam mewujudkan kualitas belajar siswa di sekolah. Modal fisik akan bermanfaat apabila dalam penggunaannya tepat dan optimal, serta perlu dilakukan kegiatan perawatan.Misalnya memanfaatkan laboratorium, lapangan olah raga dll.

Modal Lingkungan/alam;

Sekolah yang baik yakni berada di lingkungan yang aman dan nyaman, jauh dari bahaya, bebas polusi dan pencemaran. Sekolah nyaman beberapa indikatornya yakni terdapat air bersih, udara bersih, pengelolaan limbah manusia dan limbah sampah dengan baik. Apabila lingkungan sekolah aman dan nyaman maka kualitas pembelajaran akan baik.

Modal Finansial

Sekolah yang memiliki modal finansial yang baik tentunya kegiatan operasional sekolah juga akan baik. Namun sangat penting sekali dalam mengelola kondisi keuangan, yakni tidak ada penyimpangan terkait dengan penggunaan keuangan sesuai dengan regulasi dan aturan perundangan. Sekolah membuat rencana penggunaan anggaran sekolah (RKAS) yang dirumuskan oleh semua unit penggunaan anggaran sesuai dengan program kegiatan yang mendukung visi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid. Dana BOS, BOP, dan Koperasi Sekolah digunakan untuk kebutuhan dan kegiatan yang berpihak pada murid

 

 

 Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya)

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak -- anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi -- tinginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru mampu mengelola sumberdaya (Modal Manusia/murid) agar murid berkembang sesuai kodratnya sehingga mampu memaksimalkan bakat, minat dan potensinya yang dimilikinya.

Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Peran guru penggerak diantaranya yakni sebagai pemimpin pembelajaran dan mampu mendorong kolaborasi. Setelah menemukan sumber daya yang ada di sekolah dan merupakan asset, seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan mengoptimalkan asset tersebut untuk menjadi kekuatan dalam mengembangkan dan memajukan komunitas dengan berkolaborasi bersama seluruh warga sekolah. Pemimpin pembelajaran yang memiliki pendekatan pengembangan komunitas berbasis asset akan membuat dirinya dan warga sekolah saling berkolaborasi, menjadi lebih percaya diri terhadap komunitas (mandiri), inovatif, kreatif dalam mengelola asset demi kepentingan siswa. Seorang guru penggerak memiliki nilai berpihak pada murid, inovatif, reflektif, mandiri dan kolaboratif dan perannya yaitu sebagai pemimpin pembelajaran menjadi kekuatan dalam upaya pengelolaan sumber daya yang berdampak pana peningkatan kualitas pembelajaran

Visi Guru Penggerak

Guru merancang dan menimplementasikan visi yang berpihak pada murid melalui berbagai prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Sebagai guru harus mampu berupaya dalam mengelola sumberdaya dengan menggali, memetakan dan memanfaatkan aset atau kekuatan yang ada untuk mewujudkan visi sekolah.

Budaya Positif

Budaya positif di sekolah yaitu nilai -- nilai dan kebiasaan -- kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh tanggung jawab. Terwujudnya budaya positif akan menjadi kekuatan dalam pengelolaan sumber daya sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran yang memfasilitasi murid berkembang seutuhnya.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Dengan modal aset fisik pembelajaran berdiferensiasi akan lebih mudah dilaksanakan di komunitas sekolah. Sarana dan prasarana yang memadai maka seorang guru akan memiliki banyak pilihan untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar siswa.

Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran sosial dan emosional memberikan pondasi yang kuat bagi guru dan murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Sumber daya/asset yang ada pada komunitas akan memiliki nilai guna yang baik apabila dikelola dengan tepat. Pengelolaan sumber daya dipimpin oleh pemimpin pembelajaran dengan mengkolaborasikan seluruh warga sekolah, sehingga seluruh warga sekolah harus menyadari bahwa sumber daya/asset yang ada untuk kepentingan bersama/organisasi bukan kepentingan perorangan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya yang ada pada sekolah dibutuhkan kesadaran sosial dan kemampuan berelasi dari seluruh warga sekolah untuk memajukan komunitas sekolah.

Coaching

Salah satu sumber daya yang merupakan asset dari komunitas sekolah yakni modal manusia, yang dalam hal ini murid, guru dan tenaga kependidikan. Warga sekolah terkadang belum menyadari dan belum dapat mengidentifikasi sumber daya yang ada di sekolah yang merupakan asset atau potensi komunitas. Dengan metode coahing pemimpin pembelajaran dapat menggali informasi dari guru, siswa dan tenaga kependidikan yang nantinya mereka akan menemukan sendiri potensi atau asset yang ada pada diri dan di sekitar mereka.

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan memahami 4 paradigma, merapkan 3 prinsip, melakukan 9 langkah tahapan pengambilan dan pengujian keputusan dengan mendasarkan pada nilai -- nilai kebajikan,keberpihakan pada murid dan bertanggungjawab. Dalam pengelolaan sumber daya diperlukan aset manusia (pemimpin pembelajaran) yang mampu mengambil keputusan dalam pemanfaatan 7 modal utama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul 3.2 ini dalam pengelolaan sumber daya saya hanya fokus pada segala permasalahan/kekurangan tanpa melihat kekuatan pada sumber daya yang ada sehingga saya dan komunitas kadang mengeluh dan merasa pesimis sehingga upaya pengelolaan yang dilakukan kurang maksimal. Setelah mempelajari modul 3.2 ini banyak perubahan positif pada diri saya diantaranya saya lebih fokus pada kekuatan sumber daya (pendekatan berbasis aset) sehingga saya lebih optimis dan memandang masa depan untuk mewujudkan visi sekolah berpijak pada prakarsa perubahan dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Setelah mempelajari modul ini juga saya mendapatkan pengetahuan terkait dengan 7 aset utama dalam suatu komunitas yakni modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial. Sebelum mempelajari modul ini saya berfikir bahwa asset yang ada pada komunitas hanya berupa modal fisik saja seperti modal manusia, modal fisik dan modal finansial. Setelah mempelajari modul ini saya akan segera memulai tugas saya sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya yang ada pada komunitas sekolah, mulai dari mengidentifikasi sampai mengelola sumber daya dengan melibatkan kolaborasi seluruh anggota komunitas sekolah.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun