Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Globalisasi ke Era Digital

31 Januari 2021   21:56 Diperbarui: 1 Februari 2021   08:36 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi @glenncarstenspeters | unsplash

Influencer, artis dan pelaku usaha kreatif sebaiknya juga lebih banyak dilibatkan untuk membantu menyampaikan pesan kepada masyarakat, menurut bahasa yang sesuai dengan daya pikir masyarakat yang dituju.

3. Jatidiri bangsa harus dijaga

Globalisasi mendorong kehidupan masyarakat kita jadi lebih banyak mengenal konsep pemikiran dari luar negeri beserta dengan budayanya, dari berbagai negara yang memiliki ideologi berbeda-beda, termasuk di antaranya adalah ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam kondisi demikian, maka konsepsi dan cita-cita bangsa, yang meliputi jatidiri atau karakter bangsa, memiliki peran yang strategis karena posisinya sebagai martabat dan harga diri kita di kancah pergaulan internasional.

Pada saat memperkenalkan Pancasila kepada dunia dalam sebuah pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 30 September 1960, Presiden Soekarno pernah mengatakan,

"Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya".

Terbaca jelas bahwa Presiden Soekarno selaku pendiri negara kita menyadari pentingnya konsepsi dan cita-cita bangsa ini bagi keutuhan negara kita sejak dulu.

Presiden pertama RI, Soekarno. | Dok. Kompas
Presiden pertama RI, Soekarno. | Dok. Kompas

Posisi penting konsepsi kenegaraan dan hukum setiap negara bangsa tentu memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan latar belakang sejarah, kondisi sosial-budaya, serta karakteristik bangsa yang bersangkutan. 

Adapun salah satu karakteristik Indonesia adalah sebagai negara-bangsa yang besar, luas dan majemuk. Dan karakteristik bangsa Indonesia ini tercermin pada nilai-nilai yang terkandung pada butir-butir pengamalan lima sila yang ada di dasar negara kita yaitu Pancasila.

"Bung Karno menyangkal pendapat Bertrand Russel, seorang filsuf Inggris, yang membagi dunia hanya ke dalam dua poros ideologi, yaitu kapitalisme dan komunisme. Bung Karno mengatakan, Indonesia tidak dipimpin oleh kedua paham itu," kata Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah kepada Kompas beberapa waktu silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun