Mohon tunggu...
Trio
Trio Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nama Trio Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak dalam Kehidupan Kerja

6 Juli 2024   16:31 Diperbarui: 6 Juli 2024   16:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AKHLAK DALAM KEHIDUPAN KERJA

Trio, Agung Catur Laksono, Muhammad Alkautsar Nugroho

gaultrio355@gmail.com1, agungcatur811@gmail.com2, alkautsar.nugroho27@gmail.com3

 

Abstrack

Business is an activity that is highly recommended in Islamic teachings. Recently we have encountered phenomena occurring in society such as behavior that deviates from religious teachings, a decline in business ethics. Growing symptoms of a lack of solidarity, social responsibility and level of honesty, mutual suspicion, difficulty trusting an entrepreneur if this is the first time they are involved. Unethical things that are often done include terminating rivalry relationships. If someone has loyal customers, their competitors compete by offering goods at lower prices, sometimes even making a loss. This will result in competitors who are detrimental and self-defeating and are completely unethical. Trading activities are so important, it is necessary to study in more depth whether trading activities are in accordance with the Prophet's good ethical guidance which ultimately gave birth to an Islamic work ethic. One of the important studies in Islam is the issue of business ethics. Ethics is seen as morals, manners, and adab (in Arabic). Work ethic is closely related to hard work, perseverance, loyalty, communication, decision making, attitude, behavior, dedication and high discipline. Meanwhile, work ethics is closely related to work ethics which pays attention to moral, ethical, justice and integrity aspects in creating added value to the organization. The relationship between business ethics and work ethic is very important because a business based on good ethics will give birth to a work ethic or good business behavior such as doing halal and honest business that will be approved by Allah.

Keywords: Work Ethic, Islam

Abstrak

Bisnis merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Akhir-akhir ini kita jumpai fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat seperti perilaku yang menyimpang dari ajaran agama, menurunnya etika bisnis. Tumbuhnya gejala kurangnya rasa solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat kejujuran, saling curiga, sulit percaya pada seorang wirausaha jika baru pertama kali dikaitkan. Hal-hal kurang etis yang sering dilakukan berupa pemutusan hubungan rivalitas. Jika seseorang mempunyai langganan yang setia, maka disaingi oleh lawannya dengan menawarkan barang dengan harga lebih murah, bahkan terkadang merugi. Hal ini akan mengakibatkan saingan yang mematikan dan merugikan diri sendiri serta sama sekali tidak etis. Begitu pentingnya aktivitas berdagang, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai aktivitas dalam berdagang apakah sudah sesuai dengan tuntunan etika baik Nabi yang pada akhirnya melahirkan etos kerja Islami. Salah satu kajian penting dalam Islam adalah masalah etika bisnis. Etika dipandang sepadan dengan akhlak, akhlak, dan adab (dalam bahasa Arab). Etos kerja erat kaitannya dengan kerja keras, ketekunan, loyalitas, komunikasi, pengambilan keputusan, sikap, perilaku, dedikasi, dan disiplin yang tinggi. Sedangkan etika kerja erat kaitannya dengan etika kerja yang memperhatikan aspek moral, etika, keadilan, dan integritas dalam menciptakan nilai tambah organisasi. Kaitan etika bisnis dan etos kerja sangat penting karena bisnis yang dilandasi etika yang baik akan melahirkan etos kerja atau perilaku bisnis yang baik seperti melakukan bisnis yang halal dan jujur yang akan diridhoi Allah.

Kata Kunci : Etos Kerja, Islam

PENDAHULUAN

Aparatur Sipil Negara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 berperan sebagai perencana, pelaksana,  dan  pengawas  penyelenggaraan  tugas  umum  pemerintahan  dan  pembangunan  nasional  melalui pelaksanaan  kebijakan  dan  pelayanan  publik  yang  profesional,  bebas  dari  intervensi  politik,  serta  bersih  dari praktik  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme.  Untuk  menjalankan  peran  tersebut,  Aparatur  Sipil  Negara  diatur dengan   Kode   Etik   yang   merupakan   sebuah   pedoman   sikap,   tingkah   laku,   dan   perbuatan   di   dalam melaksanakan  tugasnya  dan  pergaulan  hidup  sehari-hari.Kode  Etik  merupakan  etika  yang  harus  dijalani  dan dipatuhi  oleh  ASN.  Di  instansi-instansi  kode  etik  tergambar  dalam  nilai  nilai  dasar  ASN  yang  dinamai  dengan semboyan  yang  beragam.  Semua  semboyan  itu  menggambarkan  nilai  dasar  ASN  dalam  rangka  memenuhi tuntutan kode etik ASN.

PEMBAHASAN

1. Nilai Etika dan Pembentukan Budaya Kerja dalam Core Value ASN BerAkhlak: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korprs dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Pasal 4 dan 5, pemerintah membuat Core Value ASN BerAkhlak sebagai etika dan budaya kerja ASN. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan profesionalitas PNS dengan menanamkan nilai-nilai dasar dan meningkatkan etos kerja. Core values mencakup budaya kerja dan etika. Untuk menjalankan peran dan berperilaku sehari-hari di tempat kerja dan lingkungan sosial, ASN harus mempertimbangkan prinsip inti sebagai pedoman perilaku. Menurut M. Prawiro (2019), etos kerja adalah kumpulan nilai moral yang diterapkan seseorang saat bekerja. Ini termasuk berdedikasi, produktif, kerja sama, hormat, terampil berkomunikasi, karakter, dan integritas. Tanggung jawab, disiplin, profesional, rendah hati, bersemangat, kreatif, dan mudah beradaptasi. Menurut Max Weber (dalam M. Prawiro, 2019), "etos kerja" didefinisikan sebagai kebiasaan kerja yang didasarkan pada etika dan perilaku kerja (Napi Sani, 2019). Menurut Nadia Agatha (2021), budaya kerja dapat didefinisikan sebagai prinsip, kualitas, dan sifat yang dimiliki oleh suatu

organisasi atau lembaga dan dianut oleh setiap pekerjanya. Ada kemungkinan bahwa etos kerja dapat didefinisikan sebagai perilaku kerja yang menggabungkan serangkaian prinsip moral yang mendasari kebiasaan yang berpedoman pada etika seseorang di tempat kerja.

. Artinya etos kerja merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam budaya kerja. Etos  kerja  berhubungan  erat  dengan  etika.  Menurut  Rokhman  yang  dikutip  dari  Dwi  Andyani  (2016) menyatakan  mendefinisikan  bahwa  etos  adalah  himpunan  moral/prinsip  yang  membedakan  antara  yang benar  dan  yang  salah  dalam  konteks  Islam.  Menurut  Dwi  Andayani  (2016)  Etos  kerja  sangat  terkait  dengan kerja  keras,  ketekunan,  loyalitas,  komunikasi,  cara  pengambilan  keputusan,  sikap,  perilaku,  dedikasi  dan disiplin tinggi untuk menciptakan nilai tambah organisasi, Sedangkan etika berdasarkan wikipedia merupakan konsep  penilaian  sifat  kebenaran  atau  kebaikan  dari  tindakan  sosial  berdasarkan  kepada  tradisi  yang  dimiliki oleh individu maupun kelompok. Berdasarkan definisi etos kerja dan etika dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dimana etos kerja adalah perilaku seseorang dalam bekerja yang mempedomani norma-norma dan etika yang ada pada lingkungannya. Tidak cukup mencapai sebuah produktifitas organisasi jika etos kerja yang bagus tidak mempedomani etika atau norma yang berlaku. Dengan etos kerja yang tinggi dan etika yang baik dalam budaya kerja seorang ASN, maka produktifitas dan profesionalitas akan tinggi pula. Dalam  Core  Value  Ber-Akhlak  terdapat  7  nilai  dasar  ASN  yaitu  berorientasi  pelayanan,  Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Ketujuh nilai dasar pada Core Value  ini sudah mengacu kepada  kode  etik  PNS  sesuai  dengan  PP  42  Tahun  2014.Nilai  nilai  dasar  yang  ditanamkan  dalam  core  value BerAkhlak merupakan etika dan budaya kerja yang dibangun atas keseragaman nilai dan perlu terus diperkuat. Hal ini tentu akan menjadikan ASN mampu menjalankan perannya sesuai dengan tanggungjawab dan Amanah. Negara sebagai pelayan pemerintah. Selain itu, ASN perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan zaman yang begitu pesat. Ini berarti bahwa ASN harus menjadi orang yang kuat, fleksibel, cepat, dan mampu bekerja sama. Nilai nilai dasar ASN yang terkandung dalam Core Value adalah kumpulan nilai sikap perilaku yang ditetapkan dalam kode etik PNS.

(Syawitri, Fitrisia, dan Ofianto 2022)

2. Prinsip Kerja Sesuai Dengan Etika Profesi Islam (Iman S. Hidayat) 131: Pemerintah Saudi memperhatikan pengusaha Indonesia yang karyawannya hampir seratus persen beragama Islam. Hal ini sebanding dengan rakyat dan pemerintah Saudi yang mungkin seratus persen beragama Islam. Pada saat itu, pekerja asing termasuk kontraktor yang kebanyakan dari Korea Selatan, sedangkan pekerja di bidang jasa, seperti perawat atau pelayan hotel, kebanyakan dari Filipina. Setelah bertemu dengan mereka beberapa kali, penulis menemukan bahwa sebagian besar dari mereka tidak beragama Islam.

Penulis membaca berita di koran Indonesia pada tahun 80an bahwa perusahaan kontraktor Indonesia yang dimaksud telah "keluar" dari Arab Saudi dan dihukum oleh pemerintah Saudi.

karena tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal. Perusahaan Korea diberi "hak" untuk mempertahankan pekerjaan karena kontrak belum berakhir Sangat menyedihkan.

Kisah tersebut menunjukkan betapa rendahnya moral kerja orang Indonesia. Majalah "Reader's Digest" berpendapat bahwa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tidak akan dapat menjadi negara maju dalam waktu dekat karena etos kerja bangsa tersebut (Indonesia mempunyai etika kerja yang cacat dan korupsi yang gawat)

Etika kerja yang lemah dapat diartikan sebagai kurangnya etika profesi dalam bakeh umat Islam. Meskipun sinyalemen tersebut sulit untuk dibantah secara emosional, alangkah baiknya jika kita dapat mendiskusikan etika kerja dan etos profesi Islam secara rasional dan argumentatif.

Nurcholish Madjid 1992:7

3. Sebagai agama dan ideologi, Islam mendorong umat-umatnya untuk melakukan usaha yang gigih. Jangan lupa pekerjaan setelah ibadah, dan takutlah pada generasi berikutnya, yang akan menjadi generasi (umat) yang paling penting. Yang kuat ketimbang yang lemah dan tidak boleh bergantung pada orang lain, serta beberapa ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk menjalankan kegiatan ekonominya secara profesional, sistematis, dan konsisten. Misalnya, ajaran Islam telah merekomendasikan bisnis perdagangan sebagai salah satu cara hidup yang sangat dianjurkan. Untuk mencapai tujuan keduniawian, Islam juga mengutamakan kebebasan dengan menggunakan cara-cara yang halal. Selain itu, Merta juga mewajibkan umat Islam untuk bertindak secara moral berdasarkan standar yang telah digariskan dan digariskan dalam Al-Qur'an dan dapat ditemukan di mana pun.

Musa Asy'ari. 1997. Islam Etos Kerja Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. (Yogyakarta: lesfi dan IL), h. 25

Simpulan

Secara umum, etika dianggap setara dengan moralitas, akhlak, dan adab. Ada sejumlah variabel yang dapat memengaruhi apakah seseorang berperilaku etis atau tidak etis dalam kegiatan bisnis yang mereka lakukan. Beberapa dari faktor-faktor ini adalah faktor internal dalam diri pelaku dan faktor lingkungan (eksternal).Selain itu, masalah hukum tampaknya juga sangat penting untuk menentukan perilaku karena hukum pada dasarnya menentukan apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau sebaliknya terlarang. Mengikuti hukum sama dengan mematuhi etika yang tepat bagi mereka yang mengikutinya. Sebaliknya, bagi yang melanggar aturan hukum sama dengan melanggar prinsip etika karena pada dasarnya prinsip-prinsip etika dan hukum sama.

 Etika kerja berkaitan dengan etos kerja yang memperhatikan aspek moral, etika, keadilan, dan integritas dalam menciptakan nilai tambahan bagi organisasi. Sebaliknya, etos kerja berkaitan dengan kerja keras, ketekunan, loyalitas, komunikasi, pengambilan keputusan, sikap, perilaku, dedikasi, dan disiplin tinggi.

Sangat penting bahwa ada hubungan antara etika bisnis dan etos kerja karena bisnis yang didirikan dengan etika yang baik akan menghasilkan perilaku bisnis atau etos kerja yang baik, seperti berbisnis secara halal dan jujur, yang pada gilirannya akan diridhoi oleh Allah. Rasulullah Saw mencontohkan perilaku bisnis yang baik kepada para pelaku bisnis saat dia menjadi pelaku bisnis, dan para pelaku bisnis harus mulai menghindari praktik bisnis yang tidak baik.

Daftar Pustaka

Syawitri, Syawitri, Azmi Fitrisia, dan Ofianto Ofianto. 2022. "Core Value Ber-Akhlak Aparatur Sipil Negara Sebagai Etika Dan Budaya Kerja Yang Profesional Untuk Meningkatkan Pelayanan Prima." Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4 (6): 2558--65. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.8556.

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Yayasan Wakaf Para Madinah, Jakarta,1992.

Asy'ari, Musa. 1997. Islam, Etos Kerja Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Yogyakarta: Lesfi dan IL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun