Kenapa seseorang sering terjerumus melakukan konformitas?
Salah satu penyebab paling kuat adalah keinginan untuk mengikuti mayoritas dan merasa takut terlihat berbeda.
Bordens & Horowist (2008) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa seseorang cenderung untuk melakukan konformitas karena ingin terlihat sama dengan mayoritas dikarenakan perubahan asumsinya sendiri.
Alasan lain kenapa seseorang melakukan konformitas, karena sejatinya manusia memiliki keinginan untuk disukai dan dipuji, takut terhadap penolakan agar dapat diterima oleh kelompok sosialnya, dan keinginan untuk merasa benar sehingga mengikuti keputusan orang lain yang dirasa benar untuk agar dirinya juga dianggap benar (wardana Eka, 2021).
Kesimpulan yang bisa penulis ungkapkan yaitu kita sebagai individu sosial hendaknya dapat menyadarkan kembali dalam memilah kata "bestie" agar dapat berdampak positif, yaitu hanya sekadar agar terjalin keakraban yang akan membentuk budaya sosial yang nyaman serta toleran.Â
Jangan sampai tren yang dianggap asyik justru akan menimbulkan kesenjangan dan sikap intoleransi terhadap sesama, utamanya dalam menghadapi kurikulum merdeka yang di dalamnya memiliki nilai utama yaitu profil pelajar pancasila, hendaknya kita memberikan teladan toleransi sebagai bagian dari amanat sila ketiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H