Mohon tunggu...
Tri Junarso
Tri Junarso Mohon Tunggu... Self-employed -

(1) Consultant (2) Books Writer: Corporate Governance; 7th Principle of Success; Leadership Greatness; Effective Leader; HR Leader - www.amazon.com/s?ie=UTF8&page=1&rh... (3) Software Developer (4) Assessor

Selanjutnya

Tutup

Money

Telkom: Batas Antara Corporate Governance Award dan Watchlist

11 Oktober 2015   14:48 Diperbarui: 11 Oktober 2015   23:41 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ditimbang dari pergerakan harga saham perusahaan ini yang relatif stabil dalam mata uang rupiah, selama satu tahun ini, yakni berkisar antara 3 September 2014 sampai dengan 3 September 2015, maka PT Telkom Tbk adalah sebuah badan usaha pelat merah yang sehat.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penggerak terbesar Indeks Harga Saham Gabungan yang mencetak rekor baru. IHSG hari itu, Rabu, 3 September 2014 ditutup di level 5.224,13 setelah menguat 0,43% atau 22,55 poin, sehingga menyumbang kenaikan 2,71 poin pada indeks hari ini. Emiten bisnis telekomunikasi ini naik 0,93% dan ditutup di harga Rp 2.725 per saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat 0,72 persen atau 31,82 poin ke level 4.433,11 pada perdagangan Kamis, 3 September 2015, Telkom pun menyumbangkan kenaikan saham menjadi Rp 2.800 per saham. (duniainvestasi)

Namun bilamana harga saham tersebut dikonversi ke USD, maka nilainya jauh merosot, yakni USD 0,2313/lembar saham (3 September 2014, nilai tukar Rp 11.781/USD) menjadi USD 0,1975/lembar saham (3 September 2015, nilai tukar Rp 14.174/USD). Artinya saham tersebut telah terdepresiasi sebesar USD 0,0337/lembar saham, setara 14,59%. Atau mengalami kerugian sebesar USD 3.396.959.878 atau setara dengan Rp 48.148.509.319.932 (dari 100.799.996.399 lembar saham).

Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 (IGCG) yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2015 telah dimenangi oleh setidak-tidaknya 10 (sepuluh) BUMN, tiga diantaranya PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk. Namun PT Telkom Tbk tidak masuk dalam urutan 3 (tiga) besar.

Profit

Pendapatan Telkom terdiri dari Pendapatan Telepon, pendapatan interkoneksi (interkoneksi domestik dan international), pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika, pendapatan sewa jaringan, pendapatan jasa telekomunikasi lainnya (Customer Premise Equipment (CPE) dan terminal pendapatan Sewa, E-paymnet, dan lainnya)

Senin, 3 Agustus 2015, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melaporkan pembukuan laba bersih Rp 7,45 triliun pada kuartal I-2015, dibandingkan Rp 7,29 triliun laba bersih periode yang sama di 2014. Angka ini tercatat tumbuh 2,2 persen dari tahun lalu.
Alex J. Sinaga secara optimis mengatakan, Cellular Voice dan Data, Internet & IT Service masih memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Telkom, dalam keterangannya Senin hari itu juga.

Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 144,06 juta users atau tumbuh 4,9 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan yang berarti, dimana pelanggan mobile broadband Telkomsel Flash tumbuh 84,8 persen menjadi 33,63 juta users dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,9 persen menjadi 3,73 juta users.

Capaian ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 12,17% menjadi Rp 48,84 triliun. Salah satu kontributor terbesar adalah bisnis pendapatan jasa telekomunikasi lain yang melonjak 61,34% secara tahunan, diikuti jumlah pendapatan data internet, dan jasa teknologi informasi tumbuh 20,48% dari tahun sebelumnya.

Saham PT Telkom Tbk

Mari kita lihat aksi korporasi PT Telkom Tbk dan penilaian publik terhadapnya. Telkom adalah perusahaan raksasa Indonesia, dengan nilai market capitalization Rp 300-an triliun. Dengan kekuatannya itu, Indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat tertekan oleh melemahnya tujuh dari sembilan sektor dengan tekanan tertinggi terjadi dari saham TLKM dan BMRI. IHSG sempat ditutup melemah 0,4% atau 19 poin ke level 4.781,09.

Sebagai contoh, sepanjang hari Selasa, tanggal 4 Agustus 2015, dari 517 saham yang diperdagangkan, sebanyak 151 saham melemah, 123 saham menguat, dan 243 saham stagnan. Saham-saham pemberat IHSG hari ini antara lain TLKM (-1,54%), BMRI (-1,80%), ASII (-1,12%), UNVR (-0,71%), dan KLBF (-1,75%).

[caption caption="Chart 1"][caption caption="Chart 2"]

[Chart 2]

Capital In

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melakukan penawaran obligasi atau surat utang senilai Rp 12 triliun. Pada tahap pertama, dari obligasi yang ditawarkan sebesar Rp 7 triliun, telah terserap 60 persen. Di mana sebesar 87 persen yang digunakan untuk kepentingan infrastruktur. “Sedangkan sisanya digunakan untuk merger and akuisisi," ucap Direktur Keuangan PT Telkom Tbk, Heri Sunarya di Jakarta, Rabu, 20 Mei 2015.

Direktur Utama TLKM Alex J Sinaga selanjutnya Senin, 10 Agustus 2015 mengatakan, bahwa alasan dasar mengapa Telkom masih dipercayai pasar di karena sustainability bisnis perusahaan yang masih tetap terjaga. Menurut catatannya, pertumbuhan bisnis Telkom mencapai 12,2 persen (yoy). Sementara untuk pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia hanya tumbuh dibawah 10 persen.

Capital Out

Kita semua tahu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 mengalami perlambatan, dimana angkanya hanya berkisar 4,6 persen. Nilai pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 sebesar 4,7 persen. Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Indonesia memerlukan kebijakan dan kearifan semua pihak, terutama dari pemerintah dan para pelaku bisnis.

Pemerintah telah merekomendasikan untuk meningkatkan investasi di dalam negeri dengan menarik modal asing masuk. Serta mendorong supaya transaksi bisnis diupayakan sejauh mungkin dalam bentuk mata uang rupiah. Sehingga pelarian USD ke luar negeri dapat dicegah, dan rupiah tidak mengalami depresiasi terus-menerus.

PT Telkom Tbk mengumpulkan capital gain dari penerbitan obligasi rupiah. Tetapi, mereka melakukan penanaman modal luar negeri dalam bentuk mata uang USD. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui entitas anak usahanya Telekomunikasi Indonesia International USA Inc (Telkom USA) mengakuisisi AP Teleguam Holding Inc, perusahaan induk GTA Teleguam yang merupakan salah satu operator telekomunikasi di Guam, ungkap Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir di Jakarta, Selasa, 2 Juni 2015.

Salah satu sumber pendanaan akuisisi AP Teleguam adalah penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi seperti tersebut di atas. Dimana sebelumnya, perseroan telah melangsungkan PUB I tahap I senilai Rp 7 triliun pada Juni 2015. Obligasi ini terbagi dalam empat seri. Salah satu seri memiliki tenor 30 tahun.

Saat ini proses akusisi konon telah sampai pada tahap persetujuan Pemerintah setempat. Akuisisi GTA ini akan memperkuat bisnis PT Telkom Tbk khususnya di bisnis internasional melengkapi keberadaan Telin Singapore, Telin Hong-Kong, Telkom Australia, Telkom Taiwan, Telkom USA, Telin Malaysia, Telkom Macau, Telin Timor-Leste Telkom Saudi Arabia dan kantor cabang di Myanmar.

Enron Effect

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan Amerika yang pada saat itu mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, dan terstruktur. Pada tanggal 2 Desember 2001, Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11 tentang bankruptcy. Saat itu, kasus ini merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS. (Wiki)

Enron disebut dalam kamus keuangan sebagai sebuah perusahaan AS energi, perdagangan dan utilitas salah satu penipuan akuntansi terbesar dalam sejarah. Eksekutif Enron memalsukan data-data akuntansi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Saham Enron diperdagangkan setinggi $ 85 sebelum penipuan itu ditemukan, tetapi dijual anjlok ke $ 0,30 setelah penipuan itu terungkap.

Modusnya, perusahaan ini mula-mula membangun aset, semisal sebuah pembangkit listrik, dan mengklaim proyeksi keuntungan dalam pembukuannya, meskipun sebenarnya mereka tidak membuat sepeser pun keuntungan itu. Jika pendapatan dari pembangkit listrik tersebut kurang dari jumlah yang diproyeksikan, alih-alih mengambil kerugian, perusahaan akan mentransfer aset ini kepada sebuah perusahaan lain yang tidak tercatat dalam pembukuan dan melaporkan kerugian tersebut. Tujuan dari jenis akuntansi seperti ini adalah menciptakan kondisi bahwa perusahaan seolah-olah tidak perlu keuntungan, dengan menggunakan metode mark-to-market, Enron menghapus kerugian tersebut tanpa merusak pembukuan perusahaan.

Mark-to-market adalah skema yang dirancang untuk menyembunyikan kerugian dan membuat seolah-olah perusahaan tampak lebih menguntungkan daripada yang sebenarnya. Skema ini dapat dicapai melalui penggunaan entitas tujuan khusus (Special Purpose Entity, SPE). SPE digunakan untuk menyembunyikan aset yang mengalami kerugian, sehingga aset yang gagal tersebut terhapus dari pembukuan perusahaan. Sebagai imbalannya, perusahaan akan memberi investor dari SPE tersebut, saham Enron, untuk mengimbangi kerugian mereka.

Untuk mencegah kerugian negara yang besar akibat tukar guling saham PT Telkom Tbk dan PT Tower Bersama, bahkan kita telah mendengar, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga turut campur dalam proses korporasi yang melibatkan operator selular terbesar nasional tersebut. KPK mengirimkan surat ke Kementerian BUMN yang isinya kajian kerugian Telkom bila transaksi tersebut direalisasikan.

[caption caption="Chart 3"]

[Chart 3]

Namun, dewan direksi TLKM bersama TBIG pada saat itu ngeyel dan sepakat untuk melakukan perpanjangan tanggal pemenuhan syarat-syarat perjanjian dari selambat-lambatnya tanggal 31 Juni 2014, menjadi selambat-lambatnya 31 Maret 2016.
Berbeda dengan kasus Pelindo II, Direktur Utama RJ Lino tidak terima dan kaget saat ruangannya digeledah oleh pihak Mabes. Pasalnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mengkonfirmasi tidak ada masalah dalam transaksi 10 alat bongkar muat yang dilakukan Pelindo II.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) bergantian mengatakan bahwa kebijakan tidak boleh dipidanakan. Kamis, 3 September 2015, disebutkan dalam pembicaraan lewat telepon Jusuf Kalla Seoul (Korea Selatan) menyampaikan kepada Kabareskrim Budi Waseso, yang telah berganti posisi menjadi Kepala BNN, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, kasus dugaan korupsi yang menimpa korporasi tidak boleh langsung dipidanakan. Hal itu sesuai dengan peraturan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang memuat pengaturan larangan penyalahgunaan wewenang sehingga badan atau pejabat pemerintahan bertindak sesuai dengan batas kewenangannya.

"Jangan sampai upaya pemberantasan korupsi dan penegakan hukum membuat pejabat pemerintah takut berinovasi bagi pembangunan. Rakyat Indonesia butuh mensukseskan pembangunan," kata Jokowi saat pimpin upacara di lapangan upacara Kejaksaan Agung RI, Jl Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Juli 2015.

Kasus Pelindo II ini telah mengundang perhatian wakil rakyat di DPR, setelah sebelumnya berencana membentuk panitia kerja, kini upaya itu konon diperluas dengan membentuk tim pansus yang melibatkan Komisi III, V, VI, dan XI DPR, kata anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo di Jakarta, Sabtu, 5 September 2015.

Jika saja proses itu sukses dengan asumsi TLKM mengambil seluruh opsi, maka TLKM bisa mendapat 13,7 persen saham TBIG dengan menyerahkan 100 persen kepemilikan di Mitratel kepada TBIG. Konon kapitalisasi pasar Tower Bersama sebesar Rp 44,25 triliun. Sekitar 13 persen dari nilai tersebut adalah sebesar Rp 5,75 triliun. Berdasarkan laporan keuangan TLKM per Maret 2015, Mitratel memiliki jumlah aset sebesar Rp 8,6 triliun. Itu artinya, dengan melepas 13,7 persen saham senilai Rp 5,75 triliun, TBIG bisa memperoleh aset Mitratel yang nilainya mencapai Rp 8,6 triliun.

Direksi dan Komisaris PT Telkom Tbk

Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Hendri Saparini merekomendasi rencana tukar guling saham (share swap) PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha perseroan dengan PT Tower Bersama Insfrastructure Tbk (TBIG), dibatalkan. Sebab, berpotensi merugikan aset negara dalam jumlah banyak.

"Kami sepakat dengan pemegang saham seri A Telkom yang saat ini dipegang oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN, bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno tidak setuju dengan share swap saham," ungkap Hendri di Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Dia juga mengungkapkan, para Komisaris sejak 7 Januari 2015 sudak menyampaikan ketidaksetujuannya tentang rencana share swap ini, dan meminta Direksi PT Telkom Tbk untuk membuat proposal baru, agar perjanjian itu dibatalkan.
Seperti diketahui, sesuai perjanjian tukar guling yang diterbitkan pada November 2014, Telkom bakal melepas kepemilikan 100 persen saham di Mitratel kepada PT Tower bersama.

Sebagai gantinya, Telkom akan mendapat 13,7 persen saham Tower Bersama secara bertahap plus uang tunai Rp 1,74 triliun, apabila Mitratel dapat mencapai persyaratan tertentu.
Rencananya, transaksi tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap I, Telkom akan menukarkan 49 persen saham Mitratel dengan 290 juta saham baru Tower Bersama. Tahap II tranche pertama Telkom menukarkan 29,50 persen saham Mitratel dengan 6,15 persen saham Tower Bersama.

Di tengah-tengah tukar guling tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) itu akan ekspansi membangun menara sebanyak 2.000 buah. Investasi ekspansi pembangunan menara itu sekitar Rp 1,8 triliun pada 2015.

VP Investor Relations PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Andi Setiawan menuturkan pembangunan menara itu itu antara lain 1.000 buah menara makro. Sisanya 1.000 buah menara mikro. Hingga Juni 2015, Mitratel telah memiliki menara makro dan mikro sebanyak 6.260 buah, bertambah dari posisi Desember 2014 sebanyak 5.473 menara.

'Untuk pendanaan ekspansi ini akan dipenuhi melalui pinjaman bank dan dana internal,' ujar Andi, Minggu, 26 Juli 2015. Seperti diharapkan oleh publik, aksi korporasi berupa penjualan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui tukar guling saham anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), ke PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) akhirnya dibatalkan.

Selasa, 30 Juni 2015, Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan rencana penukaran kepemilikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) pada anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk 290 juta lembar saham di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) batal.

Kata DPR

Komisi VI DPR RI mempertanyakan pertimbangan Direktur Utama PT Telkom Tbk (TLKM) Alex J Sinaga mengubah anggaran dasar perseroan. Selain itu, DPR juga mempertanyakan masalah penjualan Miratel ke PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG).

"Dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) kemarin (Kamis 25 Juni 2015), Pak Alex bilang tidak ada perubahan anggaran. Tapi, laporan RDP kemarin dengan Menteri BUMN, ternyata bapak mengubah anggaran," kata salah satu anggota Komisi VI DPR RI Khilmi di ruang rapat Komisi VI DPR Jakarta, Kamis, 2 Juli 2015. "Nah, tidak mungkin dong, kalau keduanya benar, pasti ada salah satu yang bohong. Apa perlu kita ulang video RDP dulu-dulu," tuturnya.

Marrisa Mayer dan Alex

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga menjelaskan, selama kuartal I-2015, beban perusahaan mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 30,3 persen dari periode tahun lalu menjadi Rp 14,03 triliun.

Belajar dari Yahoo, perusahaan mesin pencari internet, telah memangkas jumlah karyawannya sebesar 29% sejak Marrisa Mayer mengambil alih kendali perusahaan, sebagai CEO. Selain meng-hire fresh employee, mereka me-rehire karyawan yang telah dipensiunkan dini.

Yahoo juga mempekerjakan sejumlah karyawan berprestasi tinggi, seperti Ken Goldman sebagai CFO dan mantan eksekutif Amazon Lisa Utzschneider sebagai SVP marketing untuk area Amerika. Direksi harus segera mengganti manajer dan karyawan yang berprestasi buruk.

Human Capital

Kalau PT Telkom Tbk me-maintain sendiri menaranya, tentu itu tidak efisien, karena konon penyewa menara Mitratel yang rencananya mau ditukargulingkan dengan saham PT Tower Bersama, cuma perusahaan induknya, yakni PT Telkom Tbk, karena itu beban operasionalnya justru banyak ditanggung oleh Telkom, sehingga membebani keuangan PT Telkom Tbk sendiri. Direksi PT Telkom Tbk seharusnya mampu menjual layanan sewa menaranya, menyaingi para pesaingnya. Ini merupakan tanggung jawab manajemen PT Tekom Tbk dan Mitratel yang mengaku dirinya sebagai human capital perusahaan, untuk beroperasi secara menguntungkan baik secara pribadi maupun korporasi bagi perusahaan yang telah berinvestasi dalam bentuk gaji, stock, bonus, infrastuktur dan lain-lain dalam jumlah besar.

Investasi Telkom

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi senilai Rp 5 triliun pada awal tahun ini. 'Sebab, saya melihaat mekanisme harga yang ada di market, kapan yang paling murah. Kalau saya terbitkan sekarang, mahal,' tutur Direktur Keuangan Heri Sunaryadi Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015. Menyoal jumlah utang valuta asing, ia mengaku hanya sekitar US$ 100 juta. Telkom optimistis dapat menyelesaikan kewajiban tersebut. 'Kalau sisanya kita utang rupiah. Dan, kemarin kita sudah menerbitkan obligasi serta sudah kita selesaikan pembayarannya dengan obligasi tersebut,' ungkapnya. Padahal, konon perolehan dari penerbitan obligasi senilai Rp 7 triliun, sebesar 87 persen yang digunakan untuk kepentingan infrastruktur, sedangkan sisanya digunakan untuk merger and akuisisi.

Seperti dilaporkan oleh Direksi PT Telkom Tbk, bahwa pada semester I 2015, pendapatan dari bisnis jaringan turun 18,4%, pendapatan interkoneksi koreksi 6,05% serta pendapatan telepon menurun 4,85% dari tahun sebelumnya. Namun dalam rencana investasinya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk justru ingin memperlebar jangkauan fiber optik di Indonesia Timur. Konon alasannya meski untuk jangka pendek potensi bisnis ini belum sebesar di kawasan Barat, tapi Telkom optimistis sebagai pemula bisa mencetak cuan. Maka sangat wajar jika publik mempertanyakan apakah benar PT Telkom Tbk berinvestasi untuk rugi? Berarti deviden akan menurun dibagikannya kepada para pemegang saham.

Beberapa Opini

PT Telkom Tbk telah menciptakan persepsi di benak para stakeholder-nya bahwa manajemen perusahaan ini tidak memperhatikan sungguh-sungguh tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Pada Januari 2015 dewan komisaris Telkom sudah menolak permohonan direksi soal penjualan Mitratel pada TBIG. Begitu juga Menteri BUMN selaku wakil pemerintah yang memegang saham sebesar 70% telah menolak, baik share swap maupun perubahan anggaran dasar perseroan. Namun, proses tersebut nyatanya masih terus bergulir. Sehingga KPK merasa perlu turun gunung untuk membunyikan peluitnya, alias manajemen PT Telkom Tbk telah melakukan langkah korporasi yang sifatnya off-side.

Direksi PT Telkom Tbk direkomendasi DPR untuk diganti. "Kalau saya sebagai wakil, akan mencoret bapak sebagai pemimpin dan mengganti bapak, kepercayaan saya sudah sangat menurun," tutur salah satu anggota Komisi VI DPR RI Khilmi di ruang rapat Komisi VI DPR. Sebagai informasi, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Jumat, 19 Desember 2014, tidak hanya menunjuk Alex J. Sinaga sebagai Direktur Utama, tetapi juga menetapkan empat direksi baru yaitu Abdus Somad Arief, Heri Sunaryadi, Herdy Rosadi, dan Dian Rachmawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun