Mohon tunggu...
Tri Junarso
Tri Junarso Mohon Tunggu... Self-employed -

(1) Consultant (2) Books Writer: Corporate Governance; 7th Principle of Success; Leadership Greatness; Effective Leader; HR Leader - www.amazon.com/s?ie=UTF8&page=1&rh... (3) Software Developer (4) Assessor

Selanjutnya

Tutup

Money

Telkom: Batas Antara Corporate Governance Award dan Watchlist

11 Oktober 2015   14:48 Diperbarui: 11 Oktober 2015   23:41 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) kemarin (Kamis 25 Juni 2015), Pak Alex bilang tidak ada perubahan anggaran. Tapi, laporan RDP kemarin dengan Menteri BUMN, ternyata bapak mengubah anggaran," kata salah satu anggota Komisi VI DPR RI Khilmi di ruang rapat Komisi VI DPR Jakarta, Kamis, 2 Juli 2015. "Nah, tidak mungkin dong, kalau keduanya benar, pasti ada salah satu yang bohong. Apa perlu kita ulang video RDP dulu-dulu," tuturnya.

Marrisa Mayer dan Alex

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga menjelaskan, selama kuartal I-2015, beban perusahaan mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dari Rp 29,47 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,72 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 30,3 persen dari periode tahun lalu menjadi Rp 14,03 triliun.

Belajar dari Yahoo, perusahaan mesin pencari internet, telah memangkas jumlah karyawannya sebesar 29% sejak Marrisa Mayer mengambil alih kendali perusahaan, sebagai CEO. Selain meng-hire fresh employee, mereka me-rehire karyawan yang telah dipensiunkan dini.

Yahoo juga mempekerjakan sejumlah karyawan berprestasi tinggi, seperti Ken Goldman sebagai CFO dan mantan eksekutif Amazon Lisa Utzschneider sebagai SVP marketing untuk area Amerika. Direksi harus segera mengganti manajer dan karyawan yang berprestasi buruk.

Human Capital

Kalau PT Telkom Tbk me-maintain sendiri menaranya, tentu itu tidak efisien, karena konon penyewa menara Mitratel yang rencananya mau ditukargulingkan dengan saham PT Tower Bersama, cuma perusahaan induknya, yakni PT Telkom Tbk, karena itu beban operasionalnya justru banyak ditanggung oleh Telkom, sehingga membebani keuangan PT Telkom Tbk sendiri. Direksi PT Telkom Tbk seharusnya mampu menjual layanan sewa menaranya, menyaingi para pesaingnya. Ini merupakan tanggung jawab manajemen PT Tekom Tbk dan Mitratel yang mengaku dirinya sebagai human capital perusahaan, untuk beroperasi secara menguntungkan baik secara pribadi maupun korporasi bagi perusahaan yang telah berinvestasi dalam bentuk gaji, stock, bonus, infrastuktur dan lain-lain dalam jumlah besar.

Investasi Telkom

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi senilai Rp 5 triliun pada awal tahun ini. 'Sebab, saya melihaat mekanisme harga yang ada di market, kapan yang paling murah. Kalau saya terbitkan sekarang, mahal,' tutur Direktur Keuangan Heri Sunaryadi Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015. Menyoal jumlah utang valuta asing, ia mengaku hanya sekitar US$ 100 juta. Telkom optimistis dapat menyelesaikan kewajiban tersebut. 'Kalau sisanya kita utang rupiah. Dan, kemarin kita sudah menerbitkan obligasi serta sudah kita selesaikan pembayarannya dengan obligasi tersebut,' ungkapnya. Padahal, konon perolehan dari penerbitan obligasi senilai Rp 7 triliun, sebesar 87 persen yang digunakan untuk kepentingan infrastruktur, sedangkan sisanya digunakan untuk merger and akuisisi.

Seperti dilaporkan oleh Direksi PT Telkom Tbk, bahwa pada semester I 2015, pendapatan dari bisnis jaringan turun 18,4%, pendapatan interkoneksi koreksi 6,05% serta pendapatan telepon menurun 4,85% dari tahun sebelumnya. Namun dalam rencana investasinya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk justru ingin memperlebar jangkauan fiber optik di Indonesia Timur. Konon alasannya meski untuk jangka pendek potensi bisnis ini belum sebesar di kawasan Barat, tapi Telkom optimistis sebagai pemula bisa mencetak cuan. Maka sangat wajar jika publik mempertanyakan apakah benar PT Telkom Tbk berinvestasi untuk rugi? Berarti deviden akan menurun dibagikannya kepada para pemegang saham.

Beberapa Opini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun