Jika saja proses itu sukses dengan asumsi TLKM mengambil seluruh opsi, maka TLKM bisa mendapat 13,7 persen saham TBIG dengan menyerahkan 100 persen kepemilikan di Mitratel kepada TBIG. Konon kapitalisasi pasar Tower Bersama sebesar Rp 44,25 triliun. Sekitar 13 persen dari nilai tersebut adalah sebesar Rp 5,75 triliun. Berdasarkan laporan keuangan TLKM per Maret 2015, Mitratel memiliki jumlah aset sebesar Rp 8,6 triliun. Itu artinya, dengan melepas 13,7 persen saham senilai Rp 5,75 triliun, TBIG bisa memperoleh aset Mitratel yang nilainya mencapai Rp 8,6 triliun.
Direksi dan Komisaris PT Telkom Tbk
Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Hendri Saparini merekomendasi rencana tukar guling saham (share swap) PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha perseroan dengan PT Tower Bersama Insfrastructure Tbk (TBIG), dibatalkan. Sebab, berpotensi merugikan aset negara dalam jumlah banyak.
"Kami sepakat dengan pemegang saham seri A Telkom yang saat ini dipegang oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN, bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno tidak setuju dengan share swap saham," ungkap Hendri di Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Dia juga mengungkapkan, para Komisaris sejak 7 Januari 2015 sudak menyampaikan ketidaksetujuannya tentang rencana share swap ini, dan meminta Direksi PT Telkom Tbk untuk membuat proposal baru, agar perjanjian itu dibatalkan.
Seperti diketahui, sesuai perjanjian tukar guling yang diterbitkan pada November 2014, Telkom bakal melepas kepemilikan 100 persen saham di Mitratel kepada PT Tower bersama.
Sebagai gantinya, Telkom akan mendapat 13,7 persen saham Tower Bersama secara bertahap plus uang tunai Rp 1,74 triliun, apabila Mitratel dapat mencapai persyaratan tertentu.
Rencananya, transaksi tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap I, Telkom akan menukarkan 49 persen saham Mitratel dengan 290 juta saham baru Tower Bersama. Tahap II tranche pertama Telkom menukarkan 29,50 persen saham Mitratel dengan 6,15 persen saham Tower Bersama.
Di tengah-tengah tukar guling tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) itu akan ekspansi membangun menara sebanyak 2.000 buah. Investasi ekspansi pembangunan menara itu sekitar Rp 1,8 triliun pada 2015.
VP Investor Relations PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Andi Setiawan menuturkan pembangunan menara itu itu antara lain 1.000 buah menara makro. Sisanya 1.000 buah menara mikro. Hingga Juni 2015, Mitratel telah memiliki menara makro dan mikro sebanyak 6.260 buah, bertambah dari posisi Desember 2014 sebanyak 5.473 menara.
'Untuk pendanaan ekspansi ini akan dipenuhi melalui pinjaman bank dan dana internal,' ujar Andi, Minggu, 26 Juli 2015. Seperti diharapkan oleh publik, aksi korporasi berupa penjualan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui tukar guling saham anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), ke PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) akhirnya dibatalkan.
Selasa, 30 Juni 2015, Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan rencana penukaran kepemilikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) pada anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk 290 juta lembar saham di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) batal.
Kata DPR
Komisi VI DPR RI mempertanyakan pertimbangan Direktur Utama PT Telkom Tbk (TLKM) Alex J Sinaga mengubah anggaran dasar perseroan. Selain itu, DPR juga mempertanyakan masalah penjualan Miratel ke PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG).