Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (118): Ranting Kering

23 Desember 2024   03:34 Diperbarui: 23 Desember 2024   03:34 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Hm..!" Kencana mengamati dan diam-diam mengingat setiap detilnya. Ia rupanya sedang menemukan sebuah ide. "Bentuknya unik!"

"He.., ngomong-ngomong, bagaimana kamu bisa berada di desa terpencil?"

"Maksud Kangmas?"

"Waktu pulang menjenguk ayahmu, apa saja kegiatanmu di sana, sampai bisa berada jauh dari kotamu?"

Kencana menatap langit-langit kamar dan berlagak mengingat sesuatu. Ia kemudian memijit keningnya sambil meringis seolah-olah menahan nyeri. "Hm.., aku tidak ingat! Saat aku sadar, aku tiba-tiba berada di sini!"

"Menurut eyang, ada laki-laki yang mengguna-gunai kamu! Lalu kamu dibuat kesurupan!"

"Maksud Kangmas?"

"Ada orang jahat yang sengaja ingin kamu jadi gila!"

"Benarkah? Kenapa di dunia ini ada orang sejahat itu?"

***

Ki Renggo awalnya sama sekali tidak mengerti kenapa ada anggota Intijiwo yang membuntuti dan kemudian berusaha membunuhnya. Ia sangat yakin selama melakukan penyusupan di Lembah Gunung Pegat tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan yang bisa membuat orang lantas mencurigainya. Ia bertanya-tanya keheranan dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun