"Sampai urusan saya selesai! Mungkin dua pekan!"
"Baik, hati-hati selama dalam perjalanan, Ki Renggo!"
"Baik. Terima kasih, Ketua!"
"Tunggu!" seru Ki Dewan tiba-tiba. "Kamu tukang kebun yang biasa merawat taman di puri bukan?"
"Iya benar, Tuan!"
"Ini buat bekal kamu dalam perjalanan!" Ki Dewan lalu mengeluarkan beberapa uang dan ia lemparkan ke arah Ki Renggo.
"Terima kasih banyak, Tuan!" jawab Ki Renggo dengan sikap santun. Ia tadi menggerakkan tangan menyambut pemberian itu dengan santai dan sewajarnya saja, sebelum kemudian menyimpannya di dalam kantung baju. "Terima kasih!" ucapnya lagi sambil membungkukkan badan.
Ki Dewan diam-diam dibuat terkejut. Ketika melemparkan uang tadi, ia sengaja mengerahkan tenaga dalam. Ia ingin menguji, jika hanya memiliki ilmu kepandaian biasa saja, tentu orang yang menerima uang itu akan tersungkur roboh, atau setidaknya akan sempoyongan.
Ketika Ki Renggo sudah pergi dari tempat itu, Ki Dewa berbisik kepada si pelatih, "Suruh orangmu untuk mengikuti Ki Renggo! Dia pasti seorang penyusup, dan jangan dipandang sebelah mata. Ilmunya lumayan tinggi!"
"Siap, Ki!"
"Dua atau empat orang yang terbaik. Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, perintahkan mereka untuk langsung menghabisinya di tempat!"