"Demi sebuah pengakuan agar aku disebut sebagai anak yang patuh dan bisa membahagiakan orang tua!" jawabnya ringan tanpa sikap yang dibuat-buat.
"Berarti kamu tidak mencintai aku?"
"Hm.., Aku suka kamu!"
"Ya..lepas!" Kencana sengaja melepas capung yang tadi diterimanya dan pura-pura merasa kehilangan. "Lebih cantik mana aku dibanding Alya?"
"Kalian sama-sama cantik. Tapi dia lain. Aneh! Ada sesuatu yang membuat aku selalu merasa damai ketika melihatnya!"
"Sudah mau malam," seru Kencana. "Aku mau masuk."
"Kau marah karena capungnya lepas ya?"
Kekesalan Kencana seakan menumpuk, tapi ia bisa bersabar dan memaklumi. Kepahitan hidup masa kecil suaminya itu yang membuat dia menjadi sangat dingin, nyaris kepada semua hal.
"Mau aku tangkapkan lagi?"
"Gak usah! Kangmas, apa kamu tidak ingin kita punya rumah sendiri? Hanya tinggal berdua dan dengan anak-anak kita nantinya?"
"Kamu tidak suka tinggal di sini?"