Kakek yang sedang bernaung kegelapan itu mendadak tersentak saat mendengar cucu kesayangannya berujar seorang diri.
"Oh, kunang-kunang," seru Klebat, "Sudah berapa lama mondar-mandir menerjang kepekatan malam? Energi apa yang membuat kalian tak kenal lelah? Berterbangan hanya untuk sekadar bisa menjamah terang. Memperhatikan gerak-gerik kalian yang kian menggoda, menyaksikan ulah kalian yang nampak mengajak bercanda, cukup meredam kerinduan yang membara. Hai kunang-kunang, tolong sampaikan kepadanya! Batapa aku merindukannya!"
Karena jasanya yang amat besar itu, Sang Penguasa Lembah Gunung Pegat memberikan hadiah seorang puteri yang sangat cantik kepada cucu kesayangannya itu untuk dijadikan istri. Seolah-olah sebagai upah atas jasa-jasanya.
Namanya adalah Kencanawati, gadis cantik salah seorang putri saudagar terkenal dari Kotaraja Kerajaan Demak.
Saudagar terkenal itu bernama Abah Kastari, baru enam puluh lima tahun. Akan tetapi kerajaan bisnisnya sudah sedemikian menggurita. Sayangnya kesehatannya dari waktu ke waktu kian memburuk. Ia harus berpikir untuk mencari pengganti yang akan mengendalikan bisnisnya yang menjadi salah satu yang terbesar di Nusantara.
Di sebuah taman mewah di belakang rumah, ia kumpulkan keenam anaknya, yang semuanya perempuan. Ia ajak mereka bicara dari hati ke hati.
Bisnis terbesarnya adalah perkapalan. Hampir tujuh puluh lima persen kapal di pelabuhan-pelabuhan besar pesisir utara adalah miliknya. Ia merasa sudah terlalu tua dan kurang sehat untuk menghadapi dunia bisnis yang keras.
Masyarakat luas ramai membicarakan dan menebak-nebak siapa calon penerus bisnis Abah Kastari. Sang Legenda itu pasti tak ingin bisnis yang dirintisnya ambruk sepeninggalnya nanti.
Kelima dari enam anak perempuannya sudah menikah dan mereka tampaknya lebih memilih ikut suami mereka ketimbang menjalankan bisnis. Tinggal satu, Kencanawati, putri bungsu yang menjadi kandidat terkuat sebagai penggantinya.
Abah Kastari memberi tugas khusus kepada Kencanawati. Ini sekaligus test penentu untuk sang putri, apakah memang layak untuk menjadi pewaris dan penerus utama kerajaan bisnis itu.
"Tugas seperti apa itu, Abah?"