Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (102): Pusaka Pring Kuning

2 November 2024   05:59 Diperbarui: 2 November 2024   06:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Hanya itu kalimat terakhir yang ia dengar dari mulut ayahnya. Dengan mata berkaca-kaca, Klebat menyaksikan ayahnya pergi dengan cepat. Mereka tidak pernah bertemu lagi untuk selamanya, dan baru belakangan tersiar kabar bahwa Ki Kalong Wesi telah tewas.

Klebat masih sering bermimpi tentang ayahnya. Ia protes kenapa dibiarkan dalam asuhan seorang kakek yang gila tata tertib dan aturan. Apabila Kyai Wotwesi berada di dekatnya, ia selalu khawatir akan melakukan kesalahan. Tidak pernah bisa merasa tenang.

***

Kyai Wotwesi, yang dipercaya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan para bangsawan Daha, pernah berjasa dalam menumpas pemberontakan Ki Atos. Ki Atos adalah seorang pemimpin sisa-sisa pasukan setia Prabu Brawijaya V yang menguasai wilayah utara Jawa.

Atas jasanya itu, Kyai Wotwesi kemudian dianugerahi oleh Prabu Girindra Dyah Ranawijaya sebidang tanah perdikan. Tanah tersebut terletak di sebelah timur Kali Lusi, yang merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Blora. Sungai Lusi bermata air di Pegunungan Kapur Utara (Rembang), mengalir dari barat dan akhirnya bergabung dengan Kali Serang. Pada musim kemarau, sebagaian besar wilayah itu merupakan daerah krisis air, terutama di daerah pegunungan kapur. Sementara pada musim penghujan, justru rawan banjir dan longsor. Dari situlah kata Blora berasal, yaitu dari kata 'belor' yang berarti lumpur, kemudian berkembang menjadi 'mbeloran', tapi akhirnya lebih dikenal dengan nama Mblora atau Blora.

Kyai Wotwesi dibantu para pengikutnya mendirikan perkampungan di atas lahan tersebut. Pada saat perang menumpas Ki Atos, ia mendapat bantuan dari Ki Kalong Wesi, maka ia menikahkan putrinya yang bernama Dewi Rayungwungu dengan Ki Kalong Wesi. Dari pernikahan itu lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Kebo Klebat.

Suatu ketika, Kyai Wotwesi memberanikan diri mengumumkan berdirinya kademangan, meskipun saat itu belum mendapat pengakuan dari Daha. Sejak saat itu, berturut-turut desa-desa di sekitarnya dapat dibujuk untuk bergabung. Ia berniat menyaingi Raden Sutowo yang menguasai sebagaian besar wilayah bagian barat Sungai Lusi, dan baru saja menyatakan diri sebagai penguasa di wilayah itu.

Kyai Wotwesi sengaja ingin bermusuhan dengan Raden Sutowo karena raden itu dengan tegas menyatakan tidak mengakui kerajaan Majapahit di bawah Prabu Dyah Ranawijaya. Raden Sutowo dengan tegas memutuskan berpihak ke Demak. Perang pengaruh mulai terjadi dan secara perlahan namun pasti, merembet menuju perang fisik.

Kyai Wotwesi mendapat informasi dan ia sangat mempercayainya, bahwa akan ada rencana penyerbuan pendopo Raden Sutowo dari pihak Demak. Itu dikarenakan ada desas-desus yang beredar luas bahwa Raden Sutowo telah mengajarkan aliran sesat. Itulah sebabnya Kyai Wotwesi dengan senang hati merasa wajib ikut memerangi kesesatan itu. Ia juga sangat yakin tindakannya itu bakal mendapat restu juga dari Daha, tentu saja karena Raden Sutowo dianggap makar kepada Prabu Dyah Ranawijaya.

Sesuai rencana, Kyai Wotwesi juga akan langsung disambut bantuan pasukan Adipati Jayakusuma dari Kadipaten Pesantenan (Pati). Sebab selama ini musuh-musuh Adipati Jayakusuma yang melarikan diri ke Blora mendapat perlindungan dari Raden Sutowo. Lengkap sudah. Apalagi ditambah dukungan dari pasukan Ki Genuk Gluduk, pihak ketiga yang cukup kuat pengaruhnya di Blora.

Siang itu, dengan badan tampak gagah dan berotot kuat, Kyai Wotwesi berkotbah di depan ratusan pengikutnya. Rambut, kumis dan alisnya yang telah memutih tampak menambah kewibawaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun