Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (102): Pusaka Pring Kuning

2 November 2024   05:59 Diperbarui: 2 November 2024   06:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Kebo Klebat mencintai ayahnya, Ki Kebo Dedet. Akan tetapi, lelaki yang sangat dikaguminya itu pergi ketika ia masih terlalu kecil. Klebat tak pernah mengerti mengapa ayahnya meninggalkannya, dan apapun alasannya soal itu tidak akan banyak berarti. Kubangan masa kelam yang kerap menenggelamkan gairah hidupnya, dan hanya kerinduan untuk mencari tahu ayahnya itulah yang membuat ia punya alasan untuk bertahan melanjutkan pengembaraan di muka bumi.

Saat dulu masih kecil, Ki Kebo Dedet pernah mengajaknya jalan-jalan ke dalam hutan belantara yang jauh dari rumah. Di tempat itu, supaya tidak ada orang yang melihat, mata lelaki yang mendapat julukan Pendekar Kalong Wesi itu berkaca-kaca. Klebat tak pernah melupakan adegan itu, setiap detailnya akan tetap abadi dalam benaknya.

"Nak, apa kamu melihat istana di depan kita?"

"Iya, aku lihat!" jawab bocah kecil itu dengan perasaan was-was, "Istana apa itu, ayah. Besar tapi sangat sepi! Gak ada orang sama sekali!"

"Istana itu memang kosong. Masuklah ke sana dan carilah sepotong bambu pusaka yang diletakan di singgasana! Ambillah dan bawa keluar!" ujar Ki Kalong Wesi sambil memeluknya erat-erat.

"Kenapa bukan Ayah sendiri yang mengambilnya?"

"Karena tidak semua orang bisa melihat istana itu. Ayah tidak bisa melihat. Kamu yang bisa melihatnya, Nak! Jadi hanya kamu yang bisa mengambil pusaka itu!"

"Untuk apa diambil?"

"Pusaka itu sudah tersimpan selama ratusan tahun di sana, dan siapa yang bisa memilikinya, dia bakal jadi pendekar besar!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun